10 TANTANGAN MELIO

1688 Words
Ada mata-mata yang terus mengintai mereka berempat pada cerita sebelumnya, sebenarnya siapa dia dan apa tujuan orang itu? *** Melanjutkan sekolah, Melio hanya sendiri menuju ruang kelasnya, dia akan melewati koridor sendirian dan perasaan malunya muncul ketika banyak Cewek-cewek yang sedang ngobrol dan bercanda di pinggiran koridor. Melio segera mengambil headset dan memasangkan ke telingannya sambil mendengarkan musik. Melio lebih memilih memperhatikan layar ponsel sambil berjalan menuju ruang kelas, dia melakukan itu agar tidak terganggu oleh Cewek-cewek di pinggir koridor. Sepertinya banyak para Cewek yang memandang Melio, ada yang hanya tersenyum, ada yang menatap tanpa berkedip mungkin juga ada yang membicarakannya, tapi Melio tidak tahu itu karena asik mendengarkan lagu. Sampailah Melio di ruang kelas, seperti biasa dia duduk di kursi paling belakang dan disana Melio punya 1 teman akrab, yaitu teman sebangkunya. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya jam pelajaran dimulai. Melio mencoba untuk memperhatikan guru menerangkan soal, tapi semenjak mendapat tantangan tadi malam, dia kurang fokus dan malah mencuri-curi pandang pada Ella di dalam kelas. Kemudian pada saat Melio sedang memandang Ella, tiba-tiba Ella juga menoleh ke arah Melio, sontak membuat Melio gugup dan segera mengalihkan pandangan. Hal itu membuat jantungnya berdebar-debar kencang. "Hey... Bro. Kamu kenapa, sepertinya ada yang tidak beres?" tanya temannya, tapi Melio menjawab tidak ada apa-apa, santai saja katanya. Jam pelajaran kali ini, Melio benar-benar tidak bisa fokus karena terus memikirkan tantangan itu. Waktu terus berlalu hingga jam istirahat akhirnya tiba "Thenx... Thenx!" jantung Melio semakin berdebar kencang, hatinya masih ragu, kemudian menarik napas dalam-dalam... "Aku harus tenang. Aku harus berani," kata Melio bergumam pelan. Beralih ke sisi Arta dan Ben, Mereka sudah keluar ruang kelas. Arta rupanya sudah memberi pesan pada semua teman-teman Melio bahwa hari ini ada hal yang istimewa di kantin saat istirahat. Arta mempunyai kontak telepon teman Melio, jadi dia menyuruh untuk menyebarkan berita itu, namun berita istimewa itu masih rahasia, Arta tidak memberitahu secara detail. Untuk mempersiapkan segalanya Ben juga ikut ambil bagian, dia memetik 2 buah bunga di taman Sekolah. Selanjutnya mereka berdua menghampiri Melio. "Hallo Melio, are you ready?" sapa Arta bersemangat, kemudian Ben memberikan bunga tadi untuk persiapan Melio. "Sialan kalian, niat banget mau ngerjain aku!" kata Melio sedikit kesal dan mereka berdua hanya tertawa riang. Waktunya tiba, tantangan segera di mulai. Arta sudah fokus dengan 'Live Streaming' memakai ponselnya. Melio berjalan menuju ke kantin, sedangkan Arta dan Ben mengikuti dari belakang agak jauh sambil merekam aksi Melio. Setelah sekian langkah akhirnya dia tiba di depan kantin dengan menyembunyikan bunga di belakang. Ternyata benar apa yang direncanakan Arta, di kantin benar-benar ramai sekali, jauh lebih ramai dari biasanya. Melio melangkah pelan-pelan dan tampak ragu. Di kantin terlihat Ella sedang pesan makanan, saat Melio sudah dekat dengannya, Ella kemudian membalikkan badan, lalu... "Ella, maukah engkau jadi pacarku?" kata Melio sambil menyodorkan bunga, tapi dengan kepala menunduk. Sontak membuat Ella langsung kaget dan mematung. Keadaan di kantin mendadak hening, semua mata tertuju pada Melio dan Ella, setelah hening beberapa saat, tiba-tiba... "Aaaa... Melio!" jeritan para cewek yang menyaksikan moment itu. "Oh My God, kenapa kamu gak nembak aku aja Melio?" kata cewek yang berpakaian feminim. "Kamu... kamu... tadi ngomong apa Melio? Terus bu... bunga ini untuk apa?" kata Ella terbata-bata, kemudian Melio menghela napas dan memberanikan diri. Melio segera mengangkat wajahnya, berlutut kemudian berkata, "Wahai Putri yang paling cantik, Ella Jessica. Maukah engkau jadi kekasihku?" Melio sekalian mengungkapkan kata-kata yang paling romantis, agar Arta dan Ben sekalian puas. Ini mungkin juga tidak buruk bagi Melio, mumpung banyak saksi yang melihat siapa tahu Ella benar-benar menjadi miliknya. "A... ak... aku...!" jawab Ella ragu-ragu dan tampak sekali wajahnya merah merona. Arta dan Ben hanya bisa terdiam fokus menyaksikan moment itu. Kemudian latar beralih ke tempat Zell, dia lagi memperhatikan layar ponsel dengan serius bersama teman-temannya di kantin, pastinya sedang menonton 'Live Streaming' pengungkapan cinta Melio pada Ella. "Wahh... Melio benar-benar melakukanya! Hebat, patut diacungi jempol," kata Zell membanggakan sahabatnya, teman Zell yang ikut menonton juga mengatakan bahwa temannya Melio sangat pemberani. Latar kembali ke Sekolah Melio. "A... aku...," kata Ella masih belum sanggup menjawab. "Aaa...!" jeritan Cewek-cewek di kantin semakin ramai, bahkan ada Cewek yang pingsan menyaksikan itu. Melio masih menatap wajah Ella dengan serius, menunggu jawaban. Arta dan Ben masih sangat fokus menyaksikan moment itu sambil merekam pakai ponselnya, bahkan Ibu kantin juga antusias menyaksikan itu, kemudian... "Aku... aku butuh waktu untuk menjawabnya...!" jawab Ella teriak sambil memejamkan mata, kemudian langsung lari menuju kelas. Seketika itu tepuk tangan semua murid di kantin ramai sekali, memberi dukungan atas keberanian Melio. Lalu Arta dan Ben segera mendekati sahabatnya itu, Melio berdiri dan sedikit kecewa. "Kamu hebat Melio. Aku pikir kamu gak akan berani, dengan ini tantangan yang aku berikan sudah selesai," kata Arta dengan menepuk pundak Melio. "Itu gak buruk Kawan, setidaknya dia gak menolakmu." Zell memberi pesan lewat ponsel. "Benar Melio, masih ada harapan. Tunggu jawabannya," kata Ben menyemangati, kemudian Melio tersenyum. Begitulah, sebagai sahabat mereka harus selalu mendukung dan menyemangati sahabatnya, memperingatkan bila ada yang salah dan sejelek apapun hasil karya sahabat harusnya selalu membanggakannya, jangan sampai membuat hati mereka terluka. Tiba-tiba tanda bell istirahat selesai terdengar, segera semua murid berhamburan menuju kelas, "Sial, bahkan kita belum sempat jajan," kata Ben sambil berjalan menuju kelas, Arta menanggapi tidak apa-apa dan mengajak untuk nanti siang saja jajannya. Melio memasuki ruang kelas sambil melirik Ella yang sedang duduk santai, tampak sedang memikirkan sesuatu. Setelah Melio duduk beberapa menit kemudian Guru datang, dia segera mempersiapkan untuk fokus belajar, berusaha melupakan kejadian tadi di kantin. Latar memperlihatkan kondisi kelas Arta dan Ben. Tampak para murid sedang bermain-main di kelas, berlarian, ada yang sedang asik ngobrol dan ada pula yang sedang membaca buku, sepertinya jam pelajaran sedang kosong. Tampak Arta sedang asik main game di kelas, namun tiba-tiba ponselnya diambil seorang gadis yang cukup seksi penampilannya, Arta sedikit kesal. "Hey... kembalikan ponselku. Ganggu orang lagi asik main aja!" pinta Arta sedikit marah. "Aduh... ganteng-ganteng gak boleh marah gitu donk. Entar hilang loh gantengnya," kata gadis seksi itu. "Ahh, gak usah bawel. Sini ponsel milikku!" pinta Arta lagi, kemudian gadis seksi itu memberikan ponselnya. Sedangkan Ben sepertinya sedang merayu Cewek di dekat tembok belakang. "Hay Cantik, mau gak jadi pacarku?" rayu Ben. "Ap... apa katamu tadi?" tanya cewek itu dengan pipi memerah. "Aku bilang, mau gak jadi pacarku?" "Apa kamu serius?" tanya cewek itu. "Enggak. Aku cuma bohong, hahaha...," kata Ben ternyata cuma bercanda, kemudian Cewek itu marah dan menampar pipi Ben hingga merah, lalu pergi. Ben sangat kesakitan sambil mengelus pipinya, Arta dan murid lainnya hanya tertawa melihat itu. "Hahaa... rasain kamu. Salah siapa mempermainkan Cewek," ledek Arta sedangkan Ben hanya terdiam sambil menahan sakit di pipinya. Kemudian waktu terus berlalu hingga jam pulang tiba, tampak Melio, Arta dan Ben sudah bersama dan segera menuju rumah paman Melio, lalu pulang. Namun tiba-tiba Melio melihat Ella sedang berdiri memperhatikan layar ponsel di pinggir jalan, sepertinya Ella sedang menunggu seseorang. Jarak Melio dan Ella cukup jauh, namun masih tampak jelas bahwa itu adalah Ella. Saat Ella sedang memperhatikan layar ponselnya, tiba-tiba ada murid yang sedang berlarian, entah di kejar apa. Dan murid yang lari tersebut menyenggol Ella hingga ponselnya terlempar ke jalanan. "Oh... tidak. Ponselku!" kata Ella dan tanpa pikir panjang dia segera mengambil ponselnya, dia tidak memperhatikan kanan kirinya. Saat sedang mengambil ponsel ternyata ada sebuah mobil melaju cukup kencang ke arah Ella. Melio, Arta dan Ben melihat hal itu dan sangat panik, Ella menjerit "Aaa...!" sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya, mobil hanya tinggal 3 detik menabrak Ella. "Ella, Awas!" teriak Melio sambil lari berusaha menyelamatkannya. Akan tetapi jarak terlalu jauh, Melio tidak mungkin sempat. "Apa aku akan sempat menyelamatkannya. Aku rasa ini mustahil," kata Melio dalam hati, kemudian... "Brakkk!" Mobil sudah menabrak dan melaju 20 meter lebih dari Ella, kemudian mendadak berhenti untuk mengecek kondisi gadis itu. Tas Ella bahkan sampai terlempar cukup jauh. Semua murid yang melihat dan orang-orang sekitar segera berlarian ke tempat kecelakaan. Bagaimana kondisi Ella, apakah luka parah atau malah lebih buruk? Di sana terlihat... Melio sedang memegang punggung Ella dengan kedua tangannya, menyangga tubuh Ella agar tidak terjatuh... dan mereka saling bertatapan #Buka hatimu... bukalah sedikit, untukku... sehingga...# Pada saat itu barengan muncul lirik lagu 'Buka Hatimu' dan mengubah suasana kacau karena kecelakaan menjadi romantis. Bagaimana bisa Ella terhindar dari kecelakaan? Dan kenapa Melio bisa sempat menyelamatkannya? Jawabannya adalah... Ya, ternyata Melio tidak sengaja telah membangkitkan Magic Spesial. Tampak tubuh Melio ber-aura hijau, teknik spesial milik Melio bisa bergerak atau berlari super cepat, bahkan pesawat pun kalah cepat, itu sebabnya Melio bisa menyelamatkan Ella. Kembali ke posisi Melio. Mereka masih saling menatap, sampai lirik lagu tersebut hilang, Ella baru mulai bicara. "Melio, kamu menyelamatkan hidupku. Aku hampir gak percaya ini, kupikir aku akan mati, aku... aku...," kata-kata Ella masih panik namun segera berhenti bicara karena Melio memotong kata-katanya. "Ssstt... jadi apa jawabanmu?" tanya Melio pastinya menanyakan jawaban tadi pagi di kantin dan sepertinya Ella mengerti apa maksudnya. "Iya, aku mau kok jadi pacarmu," jawab Ella dengan pipi sangat merah. Kemudian Ella memeluk Melio dengan erat, meski merasa malu, mau gak mau Melio akhirnya membalas pelukannya. "Yuhuu...!" sorak Arta dan Ben, diiringi banyak tepuk tangan dari orang-orang yang melihat mereka, lalu mereka melepas pelukannya. Banyak orang-orang bertanya bagaimana Ella bisa selamat, semua pada bingung kecuali Arta dan Ben yang mengetahui aura hijau pada diri Melio, tapi sekarang aura itu sudah hilang. Hanya orang-orang yang punya kekuatan yang bisa melihat aura itu. Pemilik mobil tadi lega dan bersyukur nyawa Ella selamat serta tidak ada luka sedikitpun, hanya saja tasnya terlempar karena tertabrak mobil, tas itu segera dikembalikan. Pemilik mobil ingin mengganti rugi tapi Ella menolak. Sesaat kemudian datang seorang laki-laki menghampiri dan menanyakan ada kejadian apa, tapi semua menjawab tidak ada masalah. Laki-laki tersebut adalah kakak Ella yang ingin menjemputnya pulang. Keadaan semua baik-baik saja, lalu mereka semua bubar untuk beraktifitas kembali. Melio sangat bahagia siang ini karena Cintanya pada Ella akhirnya diterima, Ella sangat berterima kasih pada Melio lalu pulang bersama kakaknya. Setelah itu, mereka bertiga juga segera menuju ke rumah pamannya Melio untuk mengambil mobil dan pulang. Kisah menarik apalagi yang akan terjadi pada mereka? Terus lanjutkan cerita ini, masih banyak kisah menarik lainnya. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD