06 KORBAN ??

1915 Words
Akhirnya semua 4 Cowok tampan itu sudah membangkitkan Magic dan pertarungan yang lebih menarik akan dimulai. *** Waktu malam telah tiba dan saatnya mereka berkumpul di bangunan mirip Altar seperti biasanya, namun mereka baru bertiga. "Guys, kita main bareng lagi ya malam ini!" ajak Arta, yang lainnya pun menjawab setuju. "Tapi mana nih Melio, lama...," kata Arta sedikit kecewa. "Gak tau. Mungkin lagi ada keperluan," jawab Zell, sesaat kemudian tampak Melio datang bersama Kian adik tersayangnya. Ben pun memberitahu kalau mereka sedang menuju ke sini. "Wah, dia datang bersama Kian. Pas banget nih 5 orang," kata Zell, kemudian Arta bertanya "Dari mana aja kamu, lama...?" "Sorry, tadi suruh jagain adek, tapi aku ajak aja kesini," jawab Melio, kemudian Kian tiba-tiba lari menuju ke arah Zell dan..."Bugh!" Kian memukul 'banana' milik Zell dan membuatnya kesakitan. "Aww...! Aku salah apa Kian? Dasar anak gak sopan!" keluh Zell sambil memegang 'banana' miliknya. "Kenapa udangnya kamu buang?" tanya Kian, "Udang?" Zell mengingat saat kejadian melawan monster udang itu "Oh, jadi itu alasanmu mukul aku?" "Iya, kenapa kamu buang?" Zell menjawab "Udang itu... hmm... ya udang itu sudah busuk, tidak enak. Tanya aja ke mereka kalau gak percaya." Zell melihat ke teman-temannya yang sedang cengengesan, "Sialan mereka," batin Zell. "Beneran? Kalau bohong aku tambahin nih," timpal Kian sambil mengepal tangan. Kemudian dia menanyakan pada mereka tentang kebenaran itu, mereka hanya bisa mengangguk sambil menahan tawa. Kian akhirnya mempercayai itu. "Huft... akhirnya sudah mendingan," kata Zell lega. "Hey... Kian, apa kamu sudah jago main game online?" tanya Arta, lalu Kian menjawabnya "Yahh, lumayan. Emangnya ada apa? mau ajak main bareng, Siap!" "Dasar anak jaman now, dah kecanduan game. Ya udah ayo mulai!" kata Arta, mendengar itu Ben juga mengatai kalau Arta sama saja. "Kita semua, bukan cuma aku," balas Arta. "Hahaha...," semua jadi tertawa. Selanjutnya mereka segera main game moba online... matching... dan tibalah pemilihan hero. The enemy is picking : Hanzo "Woii, kenapa Hanzo gak di ban, duh?" tanya Arta sedikit marah, "Hero ngeselin itu, sialan," tambah Melio. "Oh, iya kita lupa," jawab Kian, "Tenang, aku habisin mereka semua pakai heroku," kata Ben sok jago. "Siap, musuh juga pakai Alice, hero lemah," kata Zell meremehkan musuh, tapi Ben memperingatkan untuk tidak meremehkan Alice. Heromu bakal kalah sama combo-nya, akan tetapi Zell masih tetap meremehkan. Game pun dimulai 'Welcome to Mobile...' mereka asik bermain bersama, game ini memang asik dan seru. Menit terus berlalu hingga permainan memasuki akhir... "Bagus, mumpung hero musuh mati 3, langsung serang Lord aja," saran Kian, "Ide bagus," jawab Zell. Mereka menyetujui, hero mereka semua menyerang Lord, tapi saat Lord hampir mati, tiba-tiba hero Alice datang dengan ultinya, dan... 'You have been slain' hero milik Zell mati lebih dulu, lalu ulti hero Hanzo datang dan menyerang sangat cepat,... 'Enemy MANIAC' bahkan Lord pun juga dicuri. "Apa-apaan itu. Alice kuat sekali sekarang," kata Zell kesal, Ben menanggapi "Apa yang kubilang tadi?" "Sialan, Hanzo mengerikan," kesal Arta, lalu Melio menambahi, "Hero kita hancur lebur." Kian pun mengeluh karena kalah. Saat mereka ngomel-ngomel kesal, ponsel milik Zell dan Arta tiba-tiba ber-aura gelap, membuat semua terkejut. Lalu aura gelap itu melesat ke sawah dan muncul 2 sosok makhluk seperti manusia, yang pertama mirip hero Hanzo, membawa pedang dan wajahnya menyeramkan tapi punya 3 tanduk, yang kedua mirip dengan hero Alice, punya 2 sayap kelelawar, badannya seksi, tapi punya 3 tanduk juga. Kemudian mereka berkata, "Perkenalkan nama saya Gonzu dan ini istri saya Eliza" "Kalian mau apa?" tanya Zell. "Hahaha... hanya ingin bermain dengan kalian," jawab Eliza. Kian sangat ketakutan, 2 makhluk itu bukan seperti monster, mereka lebih mirip ke siluman. Kata-kata mereka jelas hanya bercanda, tampak wajah mereka ingin sekali membunuh, kemudian Zell dan Melio bersiap melawan mereka. "Jangan bercanda!" kata Zell, "Kalian bertiga sebaiknya sembunyi dulu," saran Zell pada Arta, Ben dan Kian. "Biar kami yang menghadapi kedua siluman itu," tambah Melio serius. Siluman itu pun bersiap melawan, tapi kemudian mata Zell dan Melio tampak terbelalak karena kaget melihat sesuatu. "Melio, mereka cuma bercanda kan?" kata Zell dan tampak keringat menetes di wajahnya, mendengar hal itu membuat Melio menelan ludah lalu berkata, "Zell, ini benar-benar tidak adil." "Kita gak akan berakhir seperti di game itu kan?" tanya Zell ragu, lalu Melio menjawab dengan sedikit takut dan khawatir, "Aku juga gak tau." Bagaimana Zell dan Melio tidak cemas dan kaget, angka kehidupan yang ada di atas kepala mereka menunjukkan LP:5000 masing-masing, tapi kemudian... "Kenapa kalian masih di sini?" kata Melio melihat Arta dan Ben, namun mereka malah tersenyum... hanya Kian yang lari sembunyi. "Jangan bilang kalian...?" Zell merasa tidak percaya, lalu Ben menanggapi, "Udah gak usah berisik. Ayo kita kalahkan kedua siluman itu!" "Let's go!" kata Arta menambahi. "Baiklah, ini sempurna. Meskipun kita kalah angka kehidupan, tapi kita menang jumlah," semangat Zell. "Yoshaa... ini menarik," kata Melio sedikit lega. Selanjutnya mereka berempat maju ke pertarungan. Eliza menyerang lebih dulu, membuat teknik bola kegelapan lumayan besar, diluncurkan ke mereka berempat, tapi semua menghindar dan bola itu meledak, membuat mereka berpencar. Zell dan Melio tampak berhadapan dengan Gonzu, sedangkan Arta dan Ben berhadapan dengan Eliza, pertempuran besar pun segera dimulai. Di sisi Zell dan Melio tampak menyerang lebih dulu, Melio merapal teknik, "Rasakan ini, "Magic Udara ke-1, Peluru Udara" Banyak peluru udara kecil menyerang Gonzu, tapi dia berusaha menangkis dengan pedang, tapi saking banyak dan cepatnya peluru membuat Gonzu terkena tembakan 4 kali, lalu Zell menyerang dari belakang. "Magic Air ke-1, Cambuk Air" Zell berhasil mencambuk punggung Gonzu sekali, membuat angka tinggal LP:4400. "Cihh, ini tidak seberapa. Hanya luka kecil," kata Gonzu. Selanjutnya Gonzu menyerang Zell dengan pedangnya terus-menerus, dia berusaha terus menghindar, tapi kelamaan membuat Zell terdesak. Saat Zell mulai lelah, Gonzu berusaha menebas dengan kuat. "Zell, awas!" teriak Melio, lalu segera membuat teknik untuk membantu Zell. "Magic Udara ke-2, Shuriken Ganda" Melio membuat 2 shuriken udara cukup besar di kedua tangannya lalu di lemparkan bergantian ke Gonzu. Shuriken melesat dan berputar cepat, membuat Gonzu gagal menyerang Zell dan lompat mundur, lalu shuriken satunya menyerang Gonzu tapi berhasil ditebas pedang hingga membuat shuriken hancur. "Dasar trik murahan," kata Gonzu meremehkan, Melio hanya tersenyum karena... Shuriken pertama yang dihindari Gonzu tadi melesat dari belakang dan Gonzu terkena telak di punggung, membuat dia terpental maju dan terjatuh, angka berkurang menjadi LP:3800. Teknik shuriken ganda akan terus mengejar target, satu-satunya cara harus dihancurkan. "Kurang ajar Kalian!" Gonzu pun marah, kemudian membuat teknik baru Demon Mouth. Menciptakan 2 ekor monster hitam, monster kepala yang cuma punya mulut bergigi tajam, namun ekornya panjang. Lalu 2 monster itu terbang dengan cepat menyerang Zell dan Melio, saking cepatnya membuat mereka tidak bisa menghindar dengan baik. Zell dan Melio terkena gigitan monster itu di pinggang hingga angka menjadi LP:1500 masing-masing. Monster itu akan terus menyerang dengan sendirinya. "Sial, teknik macam apa itu," kata Zell merasa kesal, Melio juga berkata, "Zell, ini buruk." Kemudian beralih di tempat Arta dan Ben bertarung, tampak Eliza menyerang lebih dulu. Membuat teknik hujan meteor kecil berwarna hitam, mereka terus berusaha menghindar hingga teknik itu berakhir, lalu Ben mencoba menyerang. "Ambil ini, "Magic Api ke-2, Roket Api" Serangan 4 buah roket api meluncur kearah Eliza, tapi dia juga membuat teknik, menciptakan 4 buah komet berwarna hitam lalu meluncur dan bertabrakan dengan roket api, akhirnya semua meledak. Serangan Ben gagal tapi... "Kesempatanku, "Magic Petir ke-2, Tombak Petir" Arta menyerang dari belakang dan melemparkan tombak petir berwarna kuning ke Eliza, dia terkena telak hingga terpental jauh dan tersengat petir hingga LP:4000, kesempatan itu digunakan Ben, "Magic Api ke-1, Semburan Api" Semburan api terus membakar Eliza selama 4 detik, namun dia bergegas kabur dan angka tersisa LP:3200. "Kalian menyebalkan. Apa semua Cowok tampan sekasar ini?" kata Eliza dengan kecewa. "Kau benar, tapi itu hanya berlaku untukmu," kata Arta dengan tegas. "Kenapa?" "Karena kau siluman," jawab Ben serius. "Huh, Membosankan," timpal Eliza, lalu membuat teknik baru Demon Eye. Menciptakan 2 monster hitam, monster kepala yang cuma punya 1 mata besar, namun ekornya panjang. Kemudian monster itu terbang menyerang Arta dan Ben, cepat sekali hingga mereka tidak bisa menghindar dan terkena telak, monster itu menyerap energi kehidupan Arta dan Ben hingga angka LP:1500 tersisa masing-masing. "Monster apa itu, sangat berbahaya," kata Arta, lalu Ben bertanya, "Apa yang harus kita lakukan?" Baralih pada Zell dan Melio. Mereka masih bersiaga menghadapi 2 monster itu, Zell mencoba menyerang. "Magic Air ke-2, Laser Air" Laser air berukuran cukup besar menyerang monster, tapi monster itu sangat gesit dan bisa menghindar. "Apa?" kaget Zell, "Bagaimana kalau kita menyerang Gonzu?" tanya Melio. "Itu gak akan mudah. Bisa-bisa kita dibunuh oleh monster itu dari belakang," jawab Zell, selanjutnya Melio menanyakan, "Kita harus bagaimana?" "Kita harus pakai cara itu," saran Zell, mendengar itu Melio tersenyum karena mengerti apa yang dimaksud Zell. Kemudian mereka memusatkan kekuatan, memejamkan mata selama 4 detik lalu terbuka dan membuat mata Zell bersinar biru sedangkan Melio bersinar hijau, kemudian... "Magic Air ke-4, Naga Air" "Magic Udara ke-4, Elang Pemangsa" Sebuah Naga air terbentuk dan Elang besar dari udara terbentuk, selanjutnya 2 makhluk ciptaan Zell dan Melio menyerang 2 monster hitam itu masing-masing. Makhluk itu terus bertarung dan menyerang sendiri seperti hidup. "Yosh, saatnya menyerang Gonzu, "Magic Udara ke-2, Shuriken Ganda" kata Melio. Membuat 2 buah shuriken besar menyerang Gonzu, tapi dia menghindar dengan melompat ke atas, melihat itu Zell memanfaatkan keadaan karena di udara Gonzu sulit untuk menghindar. "Magic Air ke-2, Laser Air" Laser air mengenai telak Gonzu, ditambah 2 shuriken udara yang selalu mengejar target, membuat Gonzu terpental jauh dan jatuh ke tanah. Angka menjadi LP:1600 tersisa. "Dasar bocah-bocah sialan!" kata Gonzu marah, lalu dia mengaktifkan teknik rahasiannya. "Kalian akan mati dengan kekuatan ini." Gonzu menciptakan bayangan dari dirinya, bentuknya sama persis dan membawa pedang juga. Kemudian menyelimuti tubuh aslinya dengan kegelapan seperti kepompong, Gonzu mengendalikan bayangannya dari dalam kepompong. Bayangan tersebut segera menyerang mereka mengincar Zell dahulu, dia mencoba menyerang dengan laser air lagi tapi sangat mudah dihindari. Melio mencoba membantu dengan teknik peluru udara, terus menembaki dengan peluru itu, berhasil mengenai tapi ternyata tidak berefek bahkan angka kehidupan Gonzu tidak berkurang. Bayangan menyerang Zell, dia bisa menghindar dengan lompat kesamping, Zell mencoba menyerang balik dengan cambuk air dan mencambuk dengan dekat bertubi-tubi, semua terkena tapi sama saja tidak berefek, angka kehidupan masih sama. "Apa gak mempan? Itu mustahil," kata Zell sangat kaget. Melio mencoba menyerang yang asli. "Magic Udara ke-3, Tornado Pemusnah" Putaran tornado besar menyerang kepompong itu, membentuk bola besar dan berputar cepat, mungkin bisa menghancurkannya. "Apakah berhasil?" pikir Melio. Ternyata serangan tornado itu tidak berhasil, tapi sedikit tergores dan agak retak, mungkin bisa dihancurkan 2 atau 3 kali lagi serangan. Namun bayangan tersebut terus menyerang Zell, dia mencoba menghindar terus, akan tetapi serangan bayangan Gonzu sangat cepat dan semakin cepat. Zell akhirnya terdesak dan terkena tebasan 4 kali hingga angka LP:300 tersisa. Kemudian bayangan Gonzu ingin mengakhiri Zell dengan kekuatan penuh, pedang Gonzu menjadi sangat besar. "Apa aku akan mati sekarang? Teman-teman maafkan aku," kata-kata terakhir Zell kemudian memejamkan mata. "Zell, larilah!" teriak Melio. Melio tidak mungkin bisa menyelamatkan sahabatnya dan akhirnya Zell terkena telak tebasan pedang besar bayangan Gonzu hingga tubuh Zell perlahan ambruk. "Zell... itu tidak mungkin," kata Melio tertunduk lemas. "Mustahil!" teriak Arta dan Ben melihat dari jauh. "Zell, maafkan aku tadi memukulmu. Aku sangat menyesal," kata Kian dari jauh. "Kenapa harus pemimpin kita?" kata Melio, "Aku tidak percaya itu," tambah Arta. "Kita bahkan gak bisa menyelamatkan Zell." Tampak Ben merasa putus asa melihatnya. "Hahaha... satu tumbang!" kata Eliza sambil tertawa puas. Musuh merasa sangat senang. Setelah itu kembali memperlihatkan kondisi Zell, bayangan Gonzu berdiri tegap menyaksikan tubuh Zell tergeletak lemas di rerumputan, sungguh tragis. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD