Chapter 38: Jangan Menjadi Seorang Pengecut

2242 Words

Suasana kamar itu remang, masih tersisa jejak sorot matahari di sudut-sudut ruangan, tetapi redup cahayanya. Loka duduk di sana, di depan meja rias dengan wajah segar selepas membasuh diri di salah satu sendhang di istana. Dia sudah berganti baju baru—meski tidak tahu apa dia harus melakukan ini atau tidak, Loka masih bimbang. Bertemu dengan Paduka Prabu, sosok yang selama ini tidak pernah dia lihat dan berusaha untuk dia hindari. Namun, Loka tidak tahu dia sudah bertemu dengan sosok itu sejak awal, dan tanpa sadar mereka melangkah lebih dekat satu sama lain. Langkahnya lunglai saat ke luar kamar. Tangan kurus itu gemetar ketakutan. “Inikah rasanya menghadapi takdir kematianmu sendiri?” gumam Loka lirih, dia mengusap lengan kiri dengan telapak tangan kanannya dan tersenyum kecut. Baru per

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD