“Loka, sebentar lagi kita akan sampai.”
Mereka berdua sudah cukup lama berjalan, melewati semak-semak serta melangkah di bawah pepohonan besar—hal yang tidak pernah Loka perhatikan sebelumnya, karena dia terlalu sibuk berlari untuk menghindari kejaran para bandit. Di rentang waktu itu pula, Loka memulihkan tenaganya. Dia kini bisa menggerakan badan dengan cukup leluasa, Loka memajukan leher ke depan untuk ikut menengok.
Semoga kalian baik-baik saja. Loka terus berdoa seperti itu di dalam hati.
Dap! Atma tiba-tiba berhenti sebelum mereka bisa melangkahi semak terakhir dan sampai di jalan di mana rombongan kerajaan Sunda serta seluruh teman-temannya ada di sana.
“Apa yang kau lakukan, Atma? Mengapa kau berhenti?” tanya Loka tak sabar. “Sebentar lagi kita akan sampai—”
“Ssssh, diamlah se
