Pagi hari kala itu cukup mendung. Pohon-pohon rindang bergoyang pelan, menggugurkan pucuk daun yang berterbangan dan mendarat di atas tanah, membuat pria tua dengan sapu lidi tersebut terus-terusan mendesah lelah, karena pekerjaannya tidak kunjung selesai akibat daun yang terus berjatuhan. Dia mengusap peluh yang mengalir di pelipis, membasahi rambut yang telah memutih pertanda usianya sudah semakin tua. Meskipun demikian, dia menyukai pekerjaan ini. Dia sudah mengabdi untuk bekerja sebagai tukang sapu dan bersih-bersih di rumah milik sosok yang dia kagumi selama kurang lebih dua puluh tahun. Badiono namanya, pria berusia 64 tahun tersebut masih terlihat segar dengan wajah yang terlampau ramah. “Badiono, sudahlah! Jangan bekerja terlalu keras! Mau bekerja keras atau tidak, gajimu juga aka