"Aku suka kamu," ujar seorang remaja berbadan besar. "Ngimpi!" bentak seorang gadis berkepang dua. "Ngaca dulu sana!" hardik gadis itu. Beberapa orang tertawa, mencemooh, melempari dengan potongan kapur tulis, dengan penghapus papan tulis yang dipenuhi debu kapur, dengan gulungan kertas, bahkan gelas plastik bekas air mineral kemasan juga menjadi bahan untuk melempari pria yang wajahnya memerah karena malu. Atau menahan amarah yang membuncah. "Bakpaw!" "Sumo!" "Gendut!" "Gajah!" "Buruk rupa!" Pria itu berlutut, menutup telinga dengan kedua tangannya. Seseorang menyeretnya dengan susah payah, menghujaninya dengan ejekan. Dengan tawa sumbang. Kemudian seseorang mengambil ember kecil dan berusaha menyiramnya tanpa belas kasihan. "Tidak!" Fawwaz berteriak. "Kumohon jangan!" "Tidaaaa

