2

1510 Words
Sekolah udah selesai hari ini, mereka semua pun berhamburan untuk keluar dari kelas termasuk juga dengan Malik dan Geri. Namun saat Geri sudah berada di luar kelas, tiba-tiba ada yang mencegatnya. Siapa lagi jika bukan Gale karena disini tidak ada yang berani pada Geri kecuali Gale. "Mau apa Lo? Waktu gua ga banyak gua sibuk. Kalo ga penting mending Lo ga usah cegat gua kayak gini." ujar Geri kepada Gale. Percakapan antara Gale dan Geri itu tentu membuat teman-teman mereka menjadi menatap penasaran ke arah Gale dan Geri karena mereka jarang sekali mengobrol. Dan juga saat mereka mengobrol pasti selalu diakhiri dengan perdebatan sengit. "Mau gua apa? Mau gua Lo berangkat les sekarang. Itu aja mau gua, Lo ga tahu berapa biaya les Lo?" tanya Gale kepada Geri pada saat ini. "Gua ga tahu dan ga mau tahu. Lagi pula siapa yang nyuruh masukin gua ke tempat les itu? Ga ada, gua sama sekali ga berminat sama sekali." ujar Geri. "Lo bener-bener ga punya hati ya Ger, ga mikirin orang tua Lo." ujar Gale yang kini mengatakannya dengan sangat lirih kepada Geri. Mungkin hanya mereka berdua saja yang sekarang ini mendengarkan perkataan itu. Mama sama Papa juga ga punya hati Gale, Lo cuman ga tahu aja. Bukan gua yang memulai ini semua tapi mereka. Batin Geri pada dirinya sendiri. "Minggir, gua sibuk." ujar Geri kepada Gale tapi Gale tak bergeming. "Apa susahnya sih bagi Lo buat sesekali berangkat les? Cuman lepas aja Ger, ga lebih." ujar Gale masih berupaya untuk mengatakan itu pada Geri. "Sangat susah karena gua ga sepintar Lo Gale. Udah cukup? Udah puas? Kalo udah permisi rangking satu paralel, rangking seratus mau lewat." ujar Geri yang sekarang ini sudah melewati Gale yang marah karena Geri tadi. Gale sudah keluar dari sekolah dan sekarang ini ia naik mobil Malik bersama dengan teman-teman band yang lainnya. Mereka semua tampak diam terlebih dahulu karena sekarang ini mereka tahu bahwa suasana hati Geri sedang tidak baik dikarenakan perdebatan antara Geri dengan Gale tadi. Lagi pula bagi mereka juga keluarga Bramasta terlalu mendoktrin anaknya untuk ini dan itu. Bahkan mereka semua sudah mengikuti les sampai sore di sekolahnya. Lalu Geri masih diminta untuk ikut les lagi, jika mereka jadi Geri mungkin mereka sudah gila. Mungkin memang Gale senang belajar maka dari itu ia tidak apa-apa ketika diminta untuk les lagi, tapi tidak bagi Geri yang passion-nya memang bukan disana. Ia tidak bisa melakukannya. "So, nanti nyanyi apa aja? Udah ada listnya?" tanya Geri yang akhirnya berbicara sekarang ini. Tampak saat ini Malik memperlihatkan list lagu yang akan mereka bawakan nanti. Nanti mereka akan mulai nge-band pada pukul empat hingga lima, lalu mereka istirahat dan akan nge-band lagi mulai pukul tujuh malam hingga Caffe Galaksi tutup pada pukul sepuluh malam nanti. "Habis ini seperti biasa kita makan dulu." ujar Malik kepada mereka. Kini mereka sudah sampai di Caffe Galaksi, mereka pun masuk ke dalam dan saat ini mereka sedang memesan makanan. Memang mereka juga dijatah makanan disini karena mereka sudah dianggap sebagai pekerja di Caffe Galaksi. Tampak mereka memesan makanan dan minuman yang tentunya free bagi mereka. Geri sebenarnya malas makan, maka dari itu ia hanya memesan camilan dan juga jus saja sore ini. Ia tak nafsu makan. Tiba-tiba saja dalam pikirannya terbesit pertanyaan bagaimana jika dirinya pergi dari rumah? Bagaimana jika dirinya nanti meninggalkan keluarganya? Apakah Mama dan Papa akan mencari dirinya? Atau justru mereka akan sangat bahagia karena sudah tidak ada parasit seperti dirinya yang hidup di dalam rumah mereka? Entah lah Geri tidak tahu apa jawabnya. "Eh kalian udah sampai? Have fun ya sama makanannya." ujar Mas Bintang yang merupakan pemilik dari Caffe Galaksi ini. Mas Bintang memang terkenal sangat baik dna ia juga sangat royal pada semua orang. "Iya nih Mas, siap dong mas. Kalo masalah gratisan kita have fun banget hehehe." ujar Anas yang kini tampak bercanda kepada Mas Bintang. Mereka semua masih makan hingga waktu menunjukkan pukul empat sore, tapi mereka sama sekali belum selesai makan. Akhirnya band mereka diundur selama setengah jam. Lagi pula tidak ada kepastian jam berapa mereka akan memulai. Yang pasti adalah berapa jam mereka akan bernyanyi. Sekarang mereka sedang duduk setelah makan, mereka juga sembari berlatih tipis-tipis. Disini vokalisnya kadang Malik, terkadang juga Geri. Namun beberapa waktu juga mereka berdua tampak melakukan hal itu bersamaan. Sebenarnya nama band mereka juga tidak jelas, jadi mereka memilih untuk memberi nama No Name kepada band mereka yang masih ecek-ecek itu. Akhirnya jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore dan sekarang ini tampak mereka sudah beranjak dari tempat duduknya dan sekarang ini mereka pergi ke panggung. Tampak beberapa mata sudah menatap mereka dengan excited. Sebenarnya memang pertunjukan band di Caffe ini sangat ditunggu oleh beberapa orang yang menyukai suara Malik dan suara Geri. Suara mereka berdua memang sangat unik sekali. Kali ini Geri yang akan bernyanyi untuk pertama kalinya, ia juga sembari membawa gitarnya dan mereka sudah memulai pertunjukan mereka saat ini. Suasana Caffe Galaksi menjadi sangat meriah sekarang ini, mereka sangat senang dengan lagu yang dibawakan karena lagu-lagu itu membuat mereka semua merasa snavat bersemangat. Memang saat ini mereka menyanyikan lagu untuk menambah semangat mereka terlebih dahulu. Sedangkan untuk lagu galau akan mereka nyanyikan nanti malam, karena bukan kah bergalau ria memang sering terjadi saat malam hari? Itu lah alasan dari mereka. Geri dan yang lainnya sedang istirahat sekarang, mereka akan mulai lagi pada pukul tujuh malam nanti. Itu artinya masih ada waktu sekitar satu setengah jam untuk pergi jika mereka ingin pergi atau berjalan kemana dulu. Teman-teman band Geri sekarang ini sedang pulang ke rumah, sementara Geri tak mungkin pulang karena ia juga malas pulang. Geri pun akhirnya duduk saja disana. Ia tampak duduk sembari sekarang ini dirinya meminum kopi yang ia pesan di Caffe Galaksi, kali ini ia bayar untuk mendapatkan kopi ini. Ia hanya sendirian saja disana, dan sebenarnya ia tahu bahwa beberapa orang sekarang ini sedang membicarakan tentang dirinya. Lebih tepatnya membicarakan dirinya karena ia adalah anak dari seorang aktris ternama yaitu Shita Rahmana Bramasta. Sebenarnya ia sangat benci orang-orang mengetahui siapa orangtuanya atau siapa keluarganya. Namun hidup dengan Papa yang merupakan pengusaha sukses dan Mama juga pengusaha lalu aktris ternama membuat Geri tidak bisa menutupi siapa dirinya itu. "Hai, kamu Geri ya? Kenalin aku Nana. Aku suka banget sama cara kamu nyanyi tadi." ujar seorang cewek yang tiba-tiba mendatanginya dan mengatakan hal itu. Sebenarnya ini bukan kali pertama bagi Geri karena Geri sering sekali di dekati oleh cewek. Namun ia sama sekali tidak tertarik pada mereka karena pada dasarnya hatinya sudah terpaut pada salah satu hati yang sampai sekarang masih ia cari keberadaan pemiliknya. "Thanks." jawab Geri dengan sangat singkat, karena ia tak suka percakapan. Apalagi percakapan yang tidak ada gunanya seperti saat ini. "Emm Geri, aku boleh minta nomor w******p kamu?" tanya Nana. "Boleh, mana handphone Lo." ujar Geri kepada Nana dan hal itu membuat Nana seakan tak percaya tapi ia harus mempercayai hal ini. Sekarang ini tampak Nana memberikan handphonenya itu dengan senyum lima jari, tak lupa juga dengan matanya yang tampak berbinar indah juga. Geri menuliskan sedert angka yang membentuk sebuah nomor sekarang ini. Ia tak bohong, itu memang sebuah nomor dan bisa dihubungi. Namun itu bukan nomornya melainkan nomor dari Gale. Ia sengaja melakukannya karena ia sangat kesal pada tingkah Gale tadi. Bukan kah ini sebuah pembalasan yang setimpal? Ia rasa seperti itu. Jadinya ia melakukan hal tersebut. "Udah kan? Ada lagi?" tanya Geri kepada Nana dan sekarang ini Nana terlihat menggeleng tapi wajahnya masih terlihat sangat ceria sekali. "Makasih ya Geri, aku ke teman-teman aku dulu ya." ujar Nana yang hanya diangguki saja oleh Geri. Kini Geri melirik Nana tadi yang tampak memamerkan nomor yang ia dapat kepada teman-temannya tersebut. Rasain Lo Gale. Batin Geri yang kini tersenyum kemenangan. Sekarang Geri masih menunggu teman-temannya, ia rasa waktu satu jam dan ia hanya disini pasti akan sangat boring. Maka dari itu sekarang ini dirinya memutuskan untuk keluar sebentar dan berjalan-jalan saja. Kali saja ia menemukan bakso atau burger kesukaannya saat dalam perjalanan nanti. Geri sudah berjalan dan ia bertemu dengan beberapa anak jalanan yang beberapa ada yang sudah ia kenal tapi beberapa lainnya belum ia kenal. Hanya saja Geri memang sangat friendly kepada anak jalanan jadi mereka dengan mudah cepat akrab seperti yang terjadi pada saat ini. Kini Geri sedang membantu mereka, ia sedang mengamen di satu tempat ke tempat yang lain. Suaranya yang indah membuat beberapa orang tampak takjub dan memberikan uang kepada para anak jalanan itu. Sekarang ini mereka sedang berjalan-jalan menuju ke tempat yang lainnya dan Geri yang melihat jamnya sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas itu akhirnya pamit karena ia tidak mau terlambat pergi ke Caffe Galaksi. Ia memisahkan diri dari mereka. Ia pun berjalan kembali ke Caffe Galaksi dan ia sampai pada pukul tujuh kurang lima, sangat mepet memang hingga membuat teman-temannya tadi sempat takut jika Geri tidak ikut atau tidak kembali ke Caffe Galaksi. Kini mereka sedang bersiap-siap, keadaan Caffe Galaksi sangat ramai hari ini. Karena memang band hanya ada pada hari-hari tertentu saja yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Hanya tiga hari itu saja mereka bisa melihatnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD