4

1710 Words
Geri sudah sampai dirumahnya dan benar dugaannya bahwa semuanya sudah tidur, ia pun naik ke kamarnya dan entah lah apakah ia setelah ini bisa tidur atau tidak. Geri langsung berbaring di tempat tidurnya sekarang ini. Ia sedang memikirkan bahwa sebentar lagi ia akan melaksanakan ujian nasional. Tengah malam hampir pagi ini Geri memikirkan bagaimana jika nilainya tak bisa untuk memasuki ke sekolah yang sama dengan yang akan dimasuki oleh Gale? Bagaimana jika ia tidak bisa berkembang dengan dirinya seperti Gale? Hahaha hidupnya penuh dengan tuntutan, tuntutan dari orang tuanya kepada dirinya. Rasanya Geri ingin pergi saja dari rumahnya tersebut. Hidup susah banget ya buat anak yang ga dianggap sama orangtuanya sendiri. Dibanding kasih sayang malah cacian yang sering keluar dari mereka. Mereka apa ga tahu kalo itu nyakitin buat anaknya? Batin Geri yang kini sedang merokok di balkon kamarnya. Ternyata ia memang tidak bisa tidur. Bahkan sampai pukul lima lagi ia tidak bisa tidur hingga akhirnya ia pun sekarang sudah mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, ia tidak mau bertemu dengan keluarganya lagi makanya sebisa mungkin ia pergi pagi. "Mau kemana Lo, tadi malam balik jam berapa?" tanya Gale yang baru saja keluar dari kamar. Sepertinya Gale ingin pergi ke dapur untuk mengambil minum karena memang biasanya Gale selalu minum, itu sudah kebiasaannya. "Bukan urusan Lo kan?" tanya Geri sembari menatap ke arah Gale. "Lo tuh ya, kebiasaan banget sih balik malam." ujar Gale yang membuat Geri malas untuk menjawabnya. Ia pun kini memutuskan turun ke bawah karena jika ia berlama-lama disana nantinya ia sama saja akan bertemu dengan Mama dan Papanya. Namun kini terdengar suara mamanya menelfon. "Bibi, koper saya sudah disiapkan belum?" tanya Mamanya kepada bibi. "Sudah Bu, sudah ada di dalam mobil." ujar Bibi menjawab Mamanya. "Ok, terimakasih bi. Hai sayang good morning. Geri, kamu tadi malam pulang jam berapa?" tanya Mamanya yang menyapa dengan lembut Gale tapi bertanya kepada Geri dengan nada yang berbeda. Iya sudah biasa seperti ini. "Geri ga ingat. Geri berangkat ke sekolah dulu." ujar Geri yang langsung pergi dari sana. Mamanya tampak menggelengkan kepalanya sekarang ini. "Benar-benar ya Geri bikin Mama jadi pusing. Gale, kamu jagain Geri ya selama Mama syuting dan Papa di Swiss." ujar Mamanya yang masih bisa di dengar oleh Geri. Dari sini lah Geri tahu bahwa ternyata Papanya tidak di rumah. Itu sangat melegakan baginya mengingat dia yang memang tidak suka jika Papanya di rumah. Karena itu hanya akan menyakitkan dirinya saja. Bagus deh kalo Papa pergi, Mama juga pergi. Jadi gua bisa bebas di rumah. Itu pun kalo Gale juga ga songong buat ganggu gua. Karena kalo gua ga di rumah pasti dia juga yng bakalan bawel dan akhirnya Mama sama Papa tahu kalo gua kelayapan selama mereka ga di rumah. Padahal rumah ini juga bukan tempat pulang gua. Batin Geri. Geri sudah pergi dan sekarang ini ia pergi menggunakan motornya sendiri, ya Geri tahu bahwa Geri masih SMP. Tapi memang di sekolahnya itu jika orang-orang yang mengetahuinya, tepat di belakang sekolahnya ada tempat penitipan motor. Banyak juga siswa-siswi SMP Garuda yang menitipkan motornya disana. Kini Geri sudah sampai di tempat penitipan motor itu dan ia masuk ke sekolah dengan berjalan kaki lewat gerbang belakang karena jika ia lewat gerbang depan harus memutari sekolah dulu. Sebenarnya hari ini Geri dan Malik akan ikut lomba bernyanyi di sekolah lain. Ini mewakili sekolahnya juga karena mereka bagian dari extrakurikuler musik yang ada di SMA Garuda. Geri dan Malik sendiri seringkali menjuarai kontes bernyanyi tapi tetap saja tidak pernah sama sekali ia mendapatkan ucapan selamat dari Papa dan Mamanya karena bagi mereka juara dalam hal akademik lah yang paling penting dan Geri tak bisa memenuhi itu semua. Ia berjalan menuju ke koridor sekolah, rencananya ia akan ke kantin dan makan disana tapi saat ke kantin ternyata belum ada apa-apa disana. Akhirnya sekarang Geri hanya duduk di kantin sembari menyeruput es teh manis yang tadi ia pesan. Ya tadi dirinya memamg memesan es teh manis. Setelah beberapa lama di kantin dan semakin banyak orang, Geri memutuskan untuk pergi dari kantin. Kini dirinya sampai di koridor sekolah dan tiba-tiba ada yang memanggil dirinya disini. "Ger, ayo kumpul dulu. Kak Joy nyuruh kita buat kumpul dulu biar bisa dibikinin surat dulu." ujar Malik yang bertemu dengan Geri di koridor sekolah. "Kumpul dimana emamgnya?" tanya Geri kepada Malik tersebut saat ini. "Kumpul di deket ruang TU." ujar Malik dan mereka berdua pun sekarang sudah kesana. Kini mereka sudah berkumpul dengan beberapa temannya dan disini mereka tak hanya berdua saja tapi ada sekitar lima sampai enam orang karena memang ada yang band juga tapi Malik dan Geri akan solo nanti. Mereka pun sekarang sudah mendapatkan surat ijin dan mereka naik ke mobil Kak Joy yang merupakan pelatih mereka. Mereka menuju ke SMA Sakala, tempat diadakannya acara tersebut. Saat ini mereka semua sudah sampai di parkiran sekolah itu. Malik dan Geri melihat sekitar yang sangat ramai. Mereka pun diperbolehkan untuk pergi kemana-mana asalkan tetap di lingkup sekolah. Sementara Kak Joy sedang mengumpulkan berkas-berkas mereka. Geri dan Malik pergi ke dalam untuk mencari makan karena memang mereka berdua tadi sama-sama belum makan. Jika Malik belum makan karena takut terlambat, berbeda dengan Geri yang belum makan karena ia berangkat terlalu cepat dan saat akan makan di kantin tadi belum ada apa-apa. "Duh mana sih kantinnya, kok belum kelihatan ya." ujar Malik tersebut. "Di ujung ada kantin, udah jalan terus aja. Lo tadi ga lihat ada denah sekolah." ujar Geri kepada Malik dan Malik menggelengkan kepala, ia sudah kepalang lapar jadinya tidak melihat apa-apa juga. Mereka berdua akhirnya sudah sampai juga di kantin. Untung saja kantin disini sudah buka semua. "Gua mau beli soto, Lo mau apa?" tanya Geri kepada Malik tersebut. "Soto juga deh, minumnya es jeruk ya." ujar Malik, Geri pun mengangguk. Kini Geri sedang memesan dan menunggu pesanan sementara Malik sudah duduk memilih tempat. Keadaan kantin SMA Sakala cukup ramai meski ini masih pagi. Mungkin memang banyak yang lebih memilih sarapan di kantin. Geri akhirnya sudah membawa soto dan es jeruk itu ke mejanya dengan Malik, mereka berdua langsung melahap soto kesukaan mereka itu dengan tenang. Sampai akhirnya ketenangan mereka berdua terusik dengan satu suara cempreng yang mampu memekakkan telinga seisi kantin SMA Sakala. "Arka, aaaa akhirnya kita ketemu lagi!" teriak satu perempuan disana. Geri pun menengok membuat Malik yang penasaran juga melihat itu. Ternyata itu adalah seorang perempuan, tapi Malik sama sekali belum pernah melihat perempuan itu. Malik pun menatap Geri yang sudah membalikkan badan dengan wajah yang seperti mengatakan 'duh kenapa ketemu dia lagi sih.' Geri sangat tahu siapa perempuan itu karena yang memanggilnya Arka hanyalah teman-temannya di les musik dulu dan suara ini adalah suara yang sangat ia kenal, suara perempuan yang dulu katanya cinta pada dirinya. Anjir kenapa itu cewek tiba-tiba muncul deh. Batin Geri sekarang ini. Perempuan itu terlihat mendekati meja mereka dan Malik tetap melihatnya karena perempuan itu bisa dibilang cantik meskipun suaranya cempreng. "Woy Ger, Lo kenal sama dia? Cantik sih tapi suaranya ga enak di denger sumpah dah." ujar Malik kepada Geri dan sekarang ini Geri mengangguk saja. "Dulu temen gua waktu les musik. Lo jangan bilang gitu, bisa pingsan kalo Lo denger dia nyanyi." ujar Geri dan itu menghentikan pembicaraan mereka karena perempuan yang sedari tadi mereka bicarakan kini telah ada di dekat Geri. Perempuan itu menyondongkan kepalanya ke Geri yang masih makan dan mencoba untuk tenang meskipun susah jika ada perempuan itu. "Tuh kan bener, Felly. Ini beneran Arka kok. Anin tuh ga pernah salah kalo soal Arka. Arka, Anin kangen sama Arka tahu ga sih." ujar Anin yang langsung saja nemplok memeluk Geri. Hal itu pun membuat Malik tersedak, sementara Geri melotot tak percaya dan beberapa siswa di kantin menatap mereka. "Woi Anin, Lo jangan meluk-meluk ga bener gitu." ujar Felly kepada Anin. "Meluk ga bener apa sih? Felly, ini tuh beneran Arka." ujar Anin tersebut. "Ya iya meski itu Arka tetep aja ini di kantin sekolah Anin." ujar Felly. Saat dua perempuan itu sedang saling beradu argumen berbeda dengan Geri dan Malik yang sekarang terdiam. Apalagi Geri yang terlalu terkejut sekarang ini. "Nin, lepas Nin." ujar Geri kepada Anin dan Anin baru melepasnya. "Arka, apa kabarnya, udah lama banget ga ketemu." ujar Anin tersebut. Anin ini memang sangat menyukai Geri sedari dulu makanya ia sangat bahagia ketika bertemu dengan Geri. Apalagi ini pertemuannya setelah sekian lama. Geri terakhir ia lihat saat dulu SD dan ini mereka sudah SMP dan berada di tingkat akhir. Geri pikir Anin sudah berubah, Anin sudah tidak menyukainya tapi dilihat dari apa yang dilakukan oleh Anin ini sepertinya Anin masih menyimpan rasa padanya. Hal itu membuat Geri langsung pusing seketika. "Gua baik Nin." ujar Geri terlihat sangat terganggu pada Anin, tapi Anin adalah tipe yang tebal muka. Ia tidak akan pergi meskipun diusir oleh Geri. Hadeh, kapan gua selesai lomba. Kalo ketemu sama dia jadi ribet plus ribut ini nanti. Batin Geri menatap ke arah Anin yang masih menatap ke arahnya dengan pandangan berbinar. Anin pun menatap temannya Geri. "Hallo, kenalin gua Anin calon pacarnya Arka. Nama Lo siapa?" tanya Anin yang aktif bertanya kepada Malik karena bisa saja Malik menjadi penghubungnya dengan Geri nanti, ia akan sangat bahagia jika itu terjadi. "Hallo Anin, gua Malik." ujar Malik sembari tersenyum pada Anin. "Oke Malik, doain Anin biar cepetan jadian sama Arka ya. Janji deh kalo nanti Anin jadinya sama Arka nanti Malik sama Felly bakalan dapat pajak yang paling gede." ujar Anin yang sudah ngawur itu membuat Geri menjadi pusing. "Hehehe iya Nin, iya." ujar Malik agar semuanya menjadi cepat saja. Geri masih belum mengatakan apa pun lagi karena ia fokus makan dan minum. Setelah sudah, kini ia beranjak dari kantin tak lupa ia juga mengajak Malik. "Ayo Lik, Nin, Fel gua duluan ya." ujar Geri pada mereka dan tentu Anin tidak akan membiarkan ia kehilangan Geri sedikit pun, maka dari itu ia mengikuti kemana pun Geri pergi. Ini lah kepusingan yang dimaksud Geri. Anin tidak akan berhenti mengikutinya kecuali ia pergi ke toilet dan kecuali saat nanti ia memgikuti lomba karena Geri yakin bahwa Anin disini juga untuk mengikuti lomba. Meskipun saat mengobrol suara Anin memang sangat cempreng, tapi itu semua berbeda ketika Anin bernyanyi. Mungkin bagi yang belum tahu seperti Malik akan terkejut ketika mendengar bagaimana Anin bernyanyi. Lihat saja nanti pasti hal itu akan terjadi juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD