"Saran aku ya Gi. Coba lu konsultasikan ke psikiater gitu" . Setelah selesai dengan beberapa baju yang sudah ia jahit. Juga melihat dua karyawannya yang sudah lelah Gia tidak tega dan meminta mereka tidur dan melanjutkannya besok. Sekarang Gia tengah berdiri di beranda di lantai dua. Hanya sesekali ia berdiri di sini, jika ia butuh udara segar dari kepenatan pekerjaannya. Sambil menyeruput teh rosela yang baru saja ia buat. Menyesaonya sesekali. Gia mendongak melihat ke langit. Memikirkan saran Fani tempo hari saat ia bertemu dengannya. "Apa aku coba aja ya konsul ke psikiater. Eh kalau gak salah anaknya Bu Wina tadi psikiater deh" gumam Gia "Gak ada salahnya nyoba" lirih Gia yang kembali menyesap teh roselanya yang mulai mendingin . . . "Gimana Ve? Mam lembur emang?" "Iya nih L

