12. Air mata

1358 Words

Reina POV Pada akhirnya aku bisa pulang, karena manusia egois itu sudah tidur. Sangat menyebalkan, ketika aku nulis sambil menahan kantuk, dia malah tidur di sopa dengan kakinya yang ia tumpangkan ke atas pahaku. Dia bilang, nanti aku takut kabur dan nemuin Kak Anji. Sehingga hal itu ia lakukan. Namun tetap saja, kalau dia sudah terlelap. Aku bisa menyingkirkan kedua kakinya dari pahaku. "Sayang kamu ke mana aja?" Mamah bertanya padaku. Tentu saja beliau akan mencariku. Mengingat sekarang sudah menunjukan pukul sepuluh malam. "Aku dari rumahnya Raka Mah, disuruh nyatet. Biasalah, ngeselin banget tuh bocah!" aduku, dan aku yakin seratus persen, Mamah tidak akan marah dengan Raka yang memperlakukan anaknya seperti babu. Mamah malah selalu kelihatan senang kalau aku bersama Raka. Belia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD