34. Senyuman Permusuhan

2685 Words

Ada apa dengan Raka, dia menatapku dalam diam. Seperti ingin mengatakan sesuatu, namun sangat berat untuk ia katakan. "Kenapa Ka?" Agak gimana ya rasanya di tatap seperti itu. Membuatku bingung karena tidak mengerti apa arti tatapannya itu. Bukannya menjawab, Raka malah mengalihkan tatapannya ke arah lain dengan dengusan kesalnya. Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Raka masih saja belum mengajakku pulang, setelah pulang dari magang tadi. Bahkan kami pun shalat maghrib dan isya di alun-alun. Namun Raka masih saja belum bicara padaku. "Ka ..., lo gak mau ngomong sama gue?" Angin malam ini terasa sejuk, meniup ku. Di hiasi bintang yang perlahan muncul di langit yang menghitam di sana. Lalu ramainya pengunjung alun-alun, mereka terlihat berpasangan, duduk di depan pedagang bakso, s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD