Happy reading
⏳
Satu bulan kemudian
Deringan jam weker di meja nakas membangunkan Clarissa dari tidur cantiknya. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.
Clarissa melirik jam weker itu.
Jam 06.00
Ia menghela nafas.
Tok tok tok
Kepala Claudia menyembul di balik pintu. "Kau sudah bangun?"
Clarissa mengangguk, "bersiap-siap lah, kau akan masuk ke sekolah sekarang dan kakakmu akan mengantarmu kesana,"
"Kenapa tidak Daddy? Kenapa harus pria yang menyebalkan itu?" Clarissa memajukan bibirnya-memberengut.
Claudia bersedakap d**a dan mendekati Clarissa. "Masih mending kau diantar oleh dia Cla, kalau Daddy-mu yang melakukan itu mungkin kau akan dia antar sampai ke kelas mu, apa kau mau? Kalau iya, Mommy akan meminta Daddy-"
"No, Mom. Tidak usah," potong Clarissa cepat. Claudia tersenyum puas.
Ia sangat senang kalau sudah menggoda Clarissa sampai gadis itu menampilkan raut wajah yang sangat lucu.
"Bersiap lah sekarang,"
Clarissa mengangguk dan Claudia pun berlalu. Dengan malas Clarissa bangkit dari ranjang hangatnya dan berjalan menuju kamar mandi.
***
Clarissa berdiri menatap gedung besar di depannya. Ia sudah di sekolah sekarang setelah Jovin mengantarnya.
Ia melihat sekeliling dengan asing, banyak anak-anak sekolah yang pergi bersama temannya dan ada juga yang diantar seperti Clarissa.
Clarissa menarik nafas panjang.
Ini lah sekolah baru-mu Cla.
Clarissa mengangkat kaki kanannya dan mulai melangkah memasuki perkarang sekolah.
^^^
Suara riuh dan berisik mengisi suasana ruangan kelas dua belas. Mereka pada sibuk membuat pekerjaan rumah yang di berikan guru yang mana seharusnya itu tidak di buat di sekolah.
Bel berbunyi, keributan makin menjadi ketika salah satu murid muncul di depan kelas dan mengatakan guru yang akan mengajarkan mereka sebentar lagi datang dan tugas dari guru tersebut belum selesai mereka buat.
Siswa yang masih di depan pintu itu memantau keadaan dari luar. Matanya menyipit tat kala melihat guru yang di maksud keluar dari ruangannya dan ia langsung memberitahukan kepada semua murid tanpa tau jika ada seorang siswa perempuan yang berjalan di belakang guru itu.
"Selamat pagi anak-anak," sapa pengajar itu yang berperawakkan pria yang usianya masih sekitaran tiga puluhan.
Para murid membalas sapaan gurunya dengan serentak.
Mr. David biasa ia di panggil-berdiri di depan kelas dengan Clarissa yang berdiri di sampingnya. Tanpa banyak basa-basi Mr.David menyuruh Clarissa memperkenalkan dirinya di depan kelas.
Clarissa maju selangkah, ia menatap semua mata yang memandangnya. Ia mulai memperkenalkan diri hingga Mr. David mempersilahkan ia duduk tepat di samping siswi yang bernama Emily.
Clarissa berjalan ke arah Emily-sejenak ia cukup terkejut akan melihat penampilan Emily. Gadis itu bernampilan nerd dengan kacamatanya yang bulat dan rambutnya yang di kepang dua dan tidak lupa poni pagarnya.
"Hai," sapa Emily pada Clarissa.
"Hai," balas Clarissa ramah, ia menatap Emily-masih tidak percaya jika ia duduk dengan gadis yang berpenampilan yang menurutnya itu sangat buruk.
"Aku Emily, panggil saja aku Emmy." Emily mengulurkan tangan dan di sambut ramah Clarissa.
Emily tersenyum dan Clarissa cukup terkejut melihat senyuman gadis itu.
Clarissa memiringkan sedikit kepalanya.
Senyumnya cukup manis tapi sayangnya tertutupi oleh penampilannya yang buruk.
Mr.David memulai pelajarannya hingga beberapa jam kemudian bel istirahat berbunyi.
"Kau ingin ke kantin bersamaku, Cla?" ajak Emily dengan tersenyum padanya.
Awalnya senyuman itu memang manis tapi kenapa sekarang senyuman itu membuat Clarissa ingin muntah?
Clarissa mengangguk, "ayo."
***
Clarissa menyantap makanan yang di sajikan oleh kantin sekolah. Clarissa memuji makanan yang tersedia di sana, cukup enak tidak kalah dari makanan yang ada di sekolah tempatnya dulu.
"Oh ya, Cla. Apa aku boleh bertanya?"
Clarissa mendongak dari makanannya dan menatap Emily. Gadis itu selagi makan sesekali memperbaikki kacamata bulatnya yang turun.
Clarissa gemas melihat kacamata itu, ingin rasanya ia mematahkannya.
"Kenapa kau pindah sekolah ketika sudah mau tamat? Bukankah itu cuma membuang-buang uang orang tuamu?" tanya Emily tanpa menatap Clarissa-ia fokus akan makanannya.
Sejenak Clarissa berpikir, apakah gadis di depannya ini benar-benar sesuai penampilannya. Ia terlihat culun dan penyendiri tapi Clarissa bisa menilai Emily bukan seperti yang kebanyakan orang duga. Emily sosok gadis yang ingin tau akan semua hal termasuk alasan kenapa Clarissa pindah sekolah.
Clarissa berpikir sejenak-sebelum menjawab pertanyaan Emily.
Apa aku kerjai saja dia? Sepertinya bermain-main sebentar dengan Emily cukup menyenangkan
"Kau benar, Emmy. Alasan aku pindah sekolah karena ingin menghabiskan uang orang tua ku..., kau tau kan nama belakangku apa? Alexander." ujar Clarissa mencodongkan tubuhnya menghadap Emily ketika membisikkan kata Alexander.
Emily tersedak dan menepuk-nepuk dadanya. Clariss tersenyum puas ketika melihat raut wajah syok dari Emily.
Sekali lagi kau bertanya akan ku jawab lebih dari yang tadi, Emmy
Tak jauh dari mereka ada tiga gadis dengan penampilannya yang berbeda dari siswa ke banyakkan. Mereka mendekati meja Clarissa dan Emily.
Salah satu dari mereka menepuk meja itu dan membuat Emily terlonjak kaget hingga sendok yang ia pegang terjatuh ke lantai. Sedangkan Clarissa tetap dengan sikap yang santai.
Clarissa menarik alisnya sebelah menatap aneh kearah tiga gadis itu.
Sudah biasa terjadi di setiap sekolah atau tempat pendidikan lainnya pasti ada geng yang terdiri dari tiga orang dan dua di antaranya adalah pembantu dari si ketua.
Okay. Mari kita hadapi tiga orang ini.
" kau yang bernama Clarissa?"
Tidak. Ya tentu saja aku, siapa lagi yang bernama Clarissa disini selain aku? Hampir semua orang mengenaliku
"Hei, kenapa kau tidak menjawabku?"
Kau itu bodoh atau apa
"I-iya Bella, dia Clarissa." sambung Emily.
Clarissa menatap aneh Emily. Kenapa suara gadis itu menjadi gugup? Apa ia takut dengan si Bella Bella ini?
"Kenapa kau yang menjawab, culun. Bella bertanya pada gadis itu," sambung salah satu gadis di samping kiri Bella.
Clarissa beralih menatapnya, ia cukup cantik dengan rambutnya yang hitam bergelombang. Mata Clarissa tak sengaja beralih pada sosok gadis yang di samping kanan Bella. Ia juga tak kalah cantik dengan yang di sebelah kiri tadi. Dengan rambutnya yang berwarna coklat-sangat kontras dengan warna kulitnya yang tidak terlalu putih.
Dan mata Clarissa beralih pada si Bella Bella itu. Ia menatap gadis itu. Mata Bella berwarna biru terang dengan rambutnya yamg berwarna blonde.
Mmm... cukup cocok dengannya... tapi masih cantikkan aku dari pada dirinya
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" ujar Bella dengan dagunya yang naik.
Clarissa memutar mata bosan. Jika saja tidak di kantin, ia pasti akan menjambak rambut panjang Bella.
Clarissa yang hendak ingin membuka suaranya teralihkan oleh suara riuh dari pintu masuk kantin.
Ia memutar kepala kesamping. Sejenak Clarissa memiringkan sedikit kepalanya ketika melihat siapa yang di soraki semua murid dan ternyata ia adalah...
Pria yang di Inggris?..., Jadi... dia murid di sekolah ini?!!