Bag 3

487 Words
// Abang Keen~ Akuh Yang Tamvan Kamu ngapain sih ninggalin kunciran kamu lagi di mobil abang, Santan?! Lama-lama mobil abang isinya kunciran kamu semua! Karamel tertawa lepas saat melihat pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya. Matanya berbinar dengan pipi yang merona bahagia. // Me Pindahin dong ke kamar Abang Keen~. Kalau perlu kunciran aku dikelonin. Biar aku ngerasa dikelonin juga sama Abang. Karamel tersenyum tidak jelas setelah membalas pesan Keenan. Pria tampan yang tak pernah berhenti dikaguminya itu sejak kecil. Walaupun Keenan sering marah-marah, tapi bagi Karamel justru pesona Keenan bertambah. Apakah dia sudah gila? Hmm… sepertinya iya. Gila karena Keenan. Tring! Karamel segera membuka ruang chat saat mendengar notifikasi pesan masuk. // Abang Keen~ Akuh Yang Tamvan Astaga! Jangan bikin aku merinding ya! Cabut gak kata-kata kamu itu?! // Me Aku bukan setan, Abang Keen~ akuh yang gantengnya selangit~ Aku ini Karamel, calon istrinya Abang~ // Abang Keen~ Akuh Yang Tamvan Mulai eror! Dahlah seharusnya aku udah bisa nebak klo ngomong sama kamu tuh gak pernah menang. Gak usah bales chat aku lagi. Bhai! // Me Iiihh… Abang kok gitu si??? // Me Bang~ // Me Abang Keeenn~ // Me Bales, gak chatnya Barbiee?! // Me Abang blm bilang slmat belajar loh! // Me Aku akan terus chat Bang Keen~ sampai Abang bls chat aku // Me Ayoo… mana kata-kata semangatnya? Aku menunggu dan tetap menunggu~ Karamel terus saja spam chat ke nomor ponsel Keenan. Setiap pagi hal ini lah yang selalu ia lakukan. // Me Abaaaaaaangggg~~~ // Me Abangggggggggg!!!! >>>>> Abang Keen~ Akuh Yang Tamvan Is Calling Karamel hampir saja menjatuhkan ponselnya saat tiba-tiba Keenan menghubungi gadis ini. Segera saja dengan senyum semringah, Karamel mengangkat panggilan itu. “HALO, ABAANG—” >> “SSSTT! Kamu tuh ya bikin pusing aja! Berhenti kirim chat! Dosenku mau masuk ini!” omel Keenan di seberang sana. Bukannya takut, Karamel justru balik merajuk. “Ya abisnya Abang gak mau jawab chat aku!” >> “Hadeh pusing gue ngadepin ni manusia satu.” “Cepetan kasih aku semangat!” perintah Karamel tanpa ingin dibantah. >> “ Kamu—” “Ayo… ayo… kasih semangat, Abang Tamvan akuh yang tertamvan sejagat galaksi.” >> “Berisik! Selamat belajar, Santan! Bhai!” Tut… Tut… Tut… Mata Karamel mengerjap. Ia menatap ponselnya yang sudah kembali ke layar utama. Menampilkan wallpaper foto dua anak muda berbeda jenis kelamin. Wajah si pemuda terlihat kesal, sementara wajah si gadis tersenyum lebar sambil memegang erat lengan si pemuda. “Ish si Abang~… Untung kecayangan aku!” gerutu Karamel sebal. Namun, senyum kembali terbit dari bibir Karamel saat memperhatikan wallpaper ponselnya. Ia mengusap gambar si pemuda. “Bang Keen~ makin ganteng aja makin hari. Kan jadi gak rela bagi-bagi.” Karamel terkekeh geli setelah mengatakan itu. Ia meletakkan ponselnya ke atas meja ruang kelas tempat di mana ia menimba ilmu. “PR kamu mana?” “Eh… eh… tas aku jangan dianiay4 dong!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD