Arti Dari Pengertian

2063 Words
"Sudah sana kalian semua kembali ke ruangan kalian masing-masing. Gue pengen sendiri sekarang ini. Kalau ada apa-apa ngomong sama gue. Varo jangan lupa susun rencana p*********n kepada mereka semua tanpa mereka ketahui." "Untuk masalah Fernando kayak mana? Apakah kita akan tetep kayak gini membiarkan dia sebagai tawanan atau gimana? Soalnya gue gatau sama sekali mau di apain anak itu." "Gunakan dia sebagai alat kalau saat ini. Sesuai dengan apa yang telah dia lakukan maka buat dia seperti kemarin, gue gak mau tau mau pokoknya kalian harus bener-bener ngasik dan nyari tahu semuanya tentang mereka sama dia." "Okey kalau gitu, serahin aja semuanya sama gue. Gue akan melakukannya dengan sangat baik saat ini. Tenang saja rencana p*********n akan gue kirim ke email lo," ujar Varo sambil keluar dari ruangan Raihan. "Emang gue gak pernah salah dalam memilih seseorang yang selalu berada di belakang gue." Raihan kembali ke pekerjaannya dan membaca semua laporan yang masuk ke dalam emailnya dan membalas semuanya. Setelah selesai melakukan pekerjaannya Raihan menelpon seseorang yang berada di sebrang sana. "Halo," ujar Raihan. "....." "Siapkan semuanya, gue rencana perang akan di kirimkan oleh Varo. Kalian harus selalu berlatih dan selalu melakukan yang terbaik. Gue gak mau tau yang jelas adalah kalian harus siap dalam hal apapun." "........" "Okey di tunggu semuanya. Saya akan menyusul kalian latihan," ujar Raihan. Raihan langsung bergegas berangkat ke tempat latihan mereka saat ini. Varo yang melihat Raihan sudah bersiap-siap dan tampil rapih hanya menatapnya dengan sangat bingung. "Mau kemana lo?" tanya Varo. "Gue mau berangkat latihan sekarang. Kenapa emangnya?" tanya Raihan. "Latihan sama siapa?" tanya Varo. "Sama Ferdi, emangnya dia gak ngomong apa-apa sama lo?" tanya Raihan. "Kagak, emangnya latihan apa mereka? Ko gue gak tau sama sekali?" tanya Varo. "Latihan fisik. Mereka mau latihan lagi katanya, soalnya semakin lama mereka mereka gak latihan semakin sedikit mereka kekuatan mereka." "Okey, kalau gitu. Kita sekarang ke sana aja. Kita ke sana, gue ikut. Gue juga mau ke sana soalnya, kalau engga sama aja bohong." Mereka berdua langsung berangkat ke tempat latihan mereka semua. Varo membawa mobil Raihan dengan kecepatan rata-rata. "Var, gimana rencana kota tentang sistem p*********n?" tanya Raihan. "Sejauh ini aman sih, belum ada kedala. Gue masih nyari jalan juga buat melakukan itu semua biar keliatan manis aja," jelas Varo. "Jangan sampai ada yang tahu tentang hal ini. Karena gue bener-bener gak mau kalau mereka semua nantinya mikir kalau kita yang salah di sini. Buatlah mereka yang selalu salah dan mereka yang benar-benar harus meminta maaf sama kita." "Iya Han, gue paham apa yang lo maksud saat ini. Kalau engga kayak gitu gue beneran yakin banget kalau mereka akan mencuci tangan di atas penderitaan orang lain. Itu adalah tujuan mereka semua," ujar Varo. "Lakukan yang terbaik dan buat mereka serba salah saat ini. Gue tunggu laporan lo dan yang lainnya saat ini juga. Kalau kalian beneran tetep seperti ini, jangan salahkan gue kalau nantinya gue yang berangkat sendiri." "Baik kalau seperti itu, gue akan melakukan semuanya dengan baik." Tak terasa mereka semua sudah sampai di tempat yang di tuju. Banyak sekali anggota Galaxy yang sedang berlatih di luar ruangan dengan menggunakan baju latihan kebesaran mereka yang sangat rapih. Raihan turun dari mobil dan menyapa yang lainnya. Seluruh anggota yang melihat mereka berdua telah sampai di sini langsung berhamburan mendekat dan menyalami keduanya. Keesokan harinya, mereka semua melakukan rapat kecil untuk melakukan sebuah p*********n di benteng pertahanan mereka semua. Raihan yang sudah siap dengan jaket kebanggaannya dan duduk dengan manis di ruangan rapat. Edwin menjelaskan letak kelemahan dan kelebihan mereka semua, setelah itu Varo yang menyusun semua rencana yang akan mereka lakukan. Melihat keapikan teman-temannya yang semakin meningkat membuat Raihan tersenyum kecil dan bangga kepada mereka semua. Semakin hari semakin banyak sekali kehebatan dan asahan yang selalu mereka dapatkan saat ini. Raihan memperhatikan sekelilingnya dengan sangat santai. Mereka tampak enjoy dengan apa yang di tugaskan tanpa ada bantahan sedikitpun. "Gue sudah menjelaskan semuanya saat ini. Raihan tidak ikut dalam p*********n ini. Dia akan hanya ada di sini dan melatih yang lainnya. Sisanya akan ikut bersama gue." Mereka semua berangkat melakukan p*********n ke markas The King yang berada tak jauh dari tempat mereka berkumpul. Varo yang sudah siap semuanya hanya melancarkan semua aksinya dan membuat mereka semua luluh dalam hitungan detik di hadapannya. Semua orang yang merasa menang atas kejadian itu hanya tersenyum kecil dan bertepuk tangan dengan sangat bangga kepada diri mereka sendiri karena sudah melakukan banyak hal saat ini. Varo bertos ria bersama yang lainnya dan meninggalkan mereka semua yang sudah lemah terkapar di tempatnya dan menghilangkan jejak mereka. The King yang mengetahui markas mereka di serang secara tiba-tiba dengan Galaxy marah besar. Raihan yang sedang bersantai di ruangannya mendapatkan telpon yang sangat seram dari mereka semua yang berada di Paris. "Biadab kau Raihan! Belum puas ternyata dengan sebuah permainan dari kami semua? Kalau memang kalian semua belum puas dan belum senang dengan apa yang kami berikan maka kami akan melakukan sebuah hal yang lebih kejam dari ini." Itulah pesan yang The King kirimkan ke arah Raihan. Raihan yang merasa sudah melakukan hal yang benar hanya terdiam dan membiarkan mereka semua yang mengancamnya dengan senyuman manis di antaranya. Raihan yang di ancam oleh mereka semua hanya tersenyum kecil dan mengabaikan apa yang mereka katakan saat ini. Karena bagi Raihan apa yang ia lakukan sudah benar dan tidak bisa di ganggu gugat. Tidak mendapatkan jawaban yang baik dari Raihan, The King semakin marah dan mengspam handphone Raihan dengan kata-kata yang sangat menyakitkan. Raihan yang membacanya hanya tersenyum kecil dan mengabaikan apa yang mereka katakan. Setelah banyak pesan dan tetap di abaikan membuat mereka semua geram dan mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kencang. Raihan yang risih dengan suara handphone yang berisik hanya bisa membalasnya dengan sangat singkat padat dan jelas. Tidak ada jawaban yang neko-neko hanya menjawab kata ya saja kepada mereka. The King yang merasa di remehkan benar-benar sangat marah. Setelah selesai di lokasi, Varo kembali ke markas bersama yang lainnya. Mereka semua kembali dengan senyuman yang mengembang dan di sambut dengan sangat mewah dengan yang lainnya. "Sukses banget sekarang kita semua," ujar Varo dengan sangat bangga. "Gue bangga dengan apa yang telah kalian semua lakukan saat ini. Karena kalian telah melakukan yang terbaik danmembuat gue bangga saat ini. Tapi, setelah ini kita harus sangat berhati-hati karena mereka akan benar-benar melakukan hal tidak akan kita pernah duga sebelumnya," ujar Raihan dengan sangat santai. "Gue tau akan hal itu, mereka akan melakukan hal gila lagi saat ini. Kita akan tetap siaga lagi sekarang karena gue yakin akan ada p*********n-p*********n lainnya setelah ini," ujar Varo. Edwin menghampiri Raihan dan Varo yang masih berbincang-bincang di dalam ruangan dengan sangat tergesa-gesa. Raihan dan Varo yang kaget dengan apa yang di lakukan Edwin langsung mengernyitkan dahinya dengan sangat pelan dan melihat apa yang terjadi. "Ada apa yang terjadi saat ini?" tanya Raihan dengan sangat bingung. "Mereka semua mempersiapkan p*********n kepada Tim kita yang berada di Paris. Apa yang harus kita lakukan saat ini?" tanya Edwin dengan sangat panik. "Tenang, gue akan menyuruh mereka semua menghadap The King. Karena gue tau mereka semua bisa di andalkan saat ini. Kita hanya butuh sedikit meeting aja dengan yang lainnya. Itu bisa sedikit membantu mereka untuk melakukan semuanya." "Lo beneran yakin sama apa yang mereka lakukan? Ini urusannya nyawa soalnya kalau dengan mereka. Harus di bayar tunai kalau sama mereka semua." "Gue tau ko, santai aja semuanya akan aman kalau gue yang merencanakan semuanya." "Gue juga tau kalau apa yang lo lakukan ini adalah sebuah hal yang benar. Maka gue akan mendukung apapun saja yang lo butuhkan tenang saja untuk hal itu." "Apa gue harus berangkat ke Paris sekarang ini demi membantu mereka? Kenapa gue gelisah banget mengingat apa yang akan mereka lakukan nantinya?" tanya Varo dengan sangat bimbang. "Percaya aja sama mereka semua. Gue yakin mereka semua pasti bisa ko mengatasi ini semua. Jangan khawatir untuk masalah mereka. Sekarang lo fokus aja dulu sama apa yang lo akan kerjakan. Untuk anak-anak tangan kanan lo juga bisa menghandle semuanya." "Gue tetep gak bisa diam aja dan pura-pura gatau saat ini. Bagaimanapun juga ini adalah sebuah masalah yang besar bagi gue. Mereka adalah anak-anak yang berada di naungan gue. Mungkin kalau Edwin bisa di handle dari jauh dan lo juga bisa handle semuanya dari jauh. Tapi, beda sama gue. Gue sama sekali gak bisa melakukan semuanya dari jarak jauh." "tenang gak usah banyak di pikirin. Coba deh pahami lagi apa yang Raihan katakan. Gue tau lo khawatir sama mereka semua. Karena ini adalah pertama kalinya mereka terjunsendiri di lapangan tanpa kehadiran lo. Tenang dan sabar lo gak boleh panik begini," ujar Edwin. "Tetep aja gue gak bisa sama sekali kayak kalian. Gue khawatir sama mereka. Karena bagi gue mereka semua adalah anak-anak gue." "Gue tau itu semua, karena gue juga merasakah kekhawatiran yang sama kayak lo. Tapi, mau gimana lagi kita gak bisa apa-apa. Jika kita meninggalkan Indonesia maka akan ada banyak orang yang menderita karena peninggalan kita ke Paris. Gue gak mau nantinya akan banyak manusia yang merasa terzolimi oleh kita. Coba pahami itu dengan baik. Lo gak bisa seegois ini," jelas Raihan. "tapi, gue beneran gak sanggup melepas mereka semua. Gue takut mereka semua kenapa-kenapa karena bagi gue mereka adalah support sistem terbaik gue selama ini." "Gue tau apa yang lo rasakan. Gue juga merasakan apa yang sama dengan yang lo rasakan. tpi, kita gak bisa apa-apa saat ini. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha aja dari jauh," jelas Raihan. "Tenang aja gak masalah ko sekarang ini. Sekarang lebih baik tenang dulu dan jangan bingung. Pasrah dan serahin aja semuanya sama mereka semua. Karena gue percaya mereka semua bisa mengatasi semuanya. Kita tinggal lihat aja hasilnya. Kalau misalnya kurang memuaskan. Maka mau gak mau kita semua harus turun tangan untuk menghadapi ini semua. Tenang dan jangan panik kita bisa melewati semuanya." Varo menghembuskan nafas dengan panjang dan menutup matanya dengan pelan. Mau gak mau mereka semua menerima apa yang di katakan oleh Raihan saat ini. "Lakukan semuanya yang gue katakan. Karena gue sudah bisa melihat apa yang terjadi setelah ini. Kalau kalian tetep kekeh dengan apa yang kalian katakan.maka jangan salahkan gue untuk terus menekan kalian semua untuk melakukan apa yang gue katakan. Lebih baik kalian secara halus dan menuruti apa yang gue inginkan daripada harus selalu merasakan terhambat selama ini." "Iya, gue akan mengikuti apa yang lo inginkan. Tapi, jika terjadi sesuatu sama anak gue. Maka kalian jangan pernah mau mengeluh dengan apa yang akan terjadi setelah ini. Jika anak gue kenapa-kenapa maka mereka akan gue babat abis dari muka bumi ini. Kita akan perang dunia setelah ini." "Gue yakin kita pasti bisa. Jangan pernah merasa kalau mereka gak akan bisa melawan semuanya. Kalau kita terus seperti ini sama aja kita kalah dengan ego kita sendiri. Jadi, gue minta sama kalian please buka mata dan jangan kayak orang gila deh sekarang. Fokus aja sama apa yang kita lakukan saat ini." "Bener apa yang di katakan oleh Raihan gue yakin kita pasti bisa. Jangan pernah mengatakan tidak bisa kalau kita selalu mengatakan tidak bisa maka kita gak akan pernah tau kemampuan mereka sudah sampai mana. Kalau kita selalu berkata tidak maka mereka akan selalu melemah dan selalu mengandalkan kalian nantinya." "Nah bener itu, kalau mereka selalu mengandalkan kalian itu sangat bahaya saat ini. Mereka beneran tidak bisa mandiri nantinya di hadapan orang banyak. Bukan hanya itu saja. Jika kalian semua terus menerus membiarkan mereka seperti itu kalian sendiri yang akan kesulitan jika dalam sebuah peperangan." "Mereka semua hebat dalam teori tapi di lapangan mereka seperti orang b**o yang benar-benar mengesalkan nantinya." "Bener sama apa yang di katakan oleh Vendri. Cobalah kita lepas agar kita tahu apa yang harus kita perbaiki lagi kepada mereka semua. Kalau kita selalu mengasari mereka nantinya juga akan benar-benar membantah apa yang di katakan sama kita nantinya. Jangan kayak gitu pokoknya." Varo menganggukkan kepalanya dengan pelan dan menyetujui apa yang mereka semuanya katakan. Toh tidak ada yang bisa menggantikannya juga pada saat dia tidak berada di tempat itulah yang membuat Varo menjadi bimbang untuk kembali ke rumah lagi. "Kalau memang lo udah gak sanggup dan beneran mau selalu bersama mereka gue gak marah. Lo bisa balik ke sana dan melindungi mereka semua. Kalau lo beneran mau sama gue di sini. Maka lo harus bisa mengikuti apa yang gue katakan. Kalau lo masih kayak gitu tapi maaf aja gue gak akan mencantumkan nama lo lagi jika lo benar-benar melawan apa yang gue katakan."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD