Hal Baru

1805 Words
Banyak sebuah hal yang baru yang terjadi saat ini. membuat semua orang bertanya-tanya apa yang akan terjadi ke depannya. Tak hanya itu saja teroran yang menjadi sebuah teguran bagi kami pun kembali di mulai. Dan menjadi sebuah pertanyaan singkat kepada kami semuanya siapa sebenarnya dia yang meneror kami saat ini. -Michel Adnan Raihan. "Jujur ya perasaan gue gak enak banget pas lo mau berangkat. Apalagi kemarin gue yang dapet itu semua dan kita juga gatau siapa yang melakukannya. Ini lo.mau berangkat pergi tanpa kami bertiga. Beneran gue semakin khawatir sama lo." Aku hanya mengabaikan pernyataan itu dan kembali fokus ke dalam makananku saat ini. Setelah selesai makan, Varo menatap tajam ke arah kanan dan membuat kami semua bertanya-tanya ada apa yang terjadi. "Lo kenapa?" tanya Mario dengan sangat khawatir. "Kalian merasa di perhatikan gak daritadi. Di perhatikan sampai kayak di intimidasi banget sama mata itu? Gue beneran ngerasain itu soalnya daritadi. Tapi, gue masih belum ketemu siapa yang menatap kita seperti itu," ujar Varo dengan sangat serius. "Gue juga merasakan hal yang sama, lebih kayak merhatiinnya itu abis itu lo mau ngapain nih. Masih gue pantau aja lo, bentar lagi abis tatapannya kayak mengisyaratkan itu sih." "Lo ada apa sebenernya di sini Han? Lo ada yang merasa aneh gak sih sama tatapan orang itu. Soalnya kayak gue agak aneh aja sih sama tatapannya. Btw kalau beneran mau berangkat gapapa, asl bawa Edwin aja. Jadiin aja dia sebagai supir lo," ujar Varo. "Lebih baik gue bawa lo Varo jadi supir mah. Tau sendiri Edwin kalau bawa mobil kayak setan dia mah. Btw gak papa nanti gue bawa lo aja pas balik." "Gue tau ko alesannya kenapa lo malahan nyuruh Varo ikut. Itu adalah keputusan yang tepat Han. Lanjutkan aja jadikan dia kacungmu di sana ahahhahaha," ledek Edwin. Semua orang yang berada di sana hanya tertawa singkat dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Permisi, apakah makanannya sudah selesai?" tanya seorang gadis cantik yang berada di depan kami dengan sangat sopan. "Iya, sudah ko. Berapa semuanya ini?" tanyaku sambil mengeluarkan dompet untuk membayar semua makannya. "Semuanya 150 ribu Mas." Author POV On. Raihan yang sedang mengeluarkan uangnya untuk membayar semua makanan mereka semua yang ada di meja ini langsung menoleh ke arah sosok perempuan itu dan menatapnya dengan sangat dalam. "Chen?" tanya Raihan dengan sangat kaget. Semua orang yang berada di meja itu langsung menatap Raihan dengan sangat kaget dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Perempuan yang berkulit putih itu yang merasa di panggil namanya pun langsung kaget mendengar namnya di panggil oleh Raihan. "Maaf Tuan, anda tau nama saya darimana? Padahal saya selama ini tidak pernah mengatakan atau memperkenalkan diri saya kepada orang banyak?" tanya gadis itu dengan sangat takut. "Chen? Chendra Paratisha bukan sih?" tanya Raihan dengan sangat excited. "Demi apa cewe yang buat Raihan gila ada di sini?" gumam Edwin dengan sangat kaget. "Eh? Maaf ya Mb. Emang temen saya mah agak sedikit halu saat ini. Maaf ya Mb kemungkinan sama muka Mb sama temen lamanya. Ini Mb uangnya terima kasih ya," ujar Varo sambil memberikan uang yang berada ditangan Raihan ke arah gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum canggung dan meninggalkan meja mereka dengan tergesa-gesa dan penuh rasa takut. Varo yang merasa menjadi pusat perhatian hanya memutar bola matanya dengan malas. "Gue tau sekarang ini lo sayang sama dia. Tapi, jangan kayak orang gila lah. Dia bukan Chen, Chen itu hanya ilusi Raihan. Dia beneran gak ada sama sekali di dunia ini," bisik Varo membuat Raihan menatapnya dengan jengah. "Bener apa yang di bilang sama Varo. Dia hanya ilusi gak akan keluar di dunia nyata saat ini. Please Han jangan kayak gitu Han. Malu di lihatin sama orang loh. Tadi anaknya sampe takut sama lo gara-gara lo tau namanya," dumel Edwin dengan sangat kesal. "Mata gue masih waras, ingatan gue masih bagus, rasa gue pun masih baik, dia persis dengan apa yang gue lihat sebelumnya. Dia adalah orang yang benar-benar sama, gak ada perbedaan di antara mereka kedua." "Tapi emang bener sih apa yang di bilang sama Raihan. Dia beneran sama dan beneran mirip dengan apa yang datang di mimpi gue juga. Dia yang kasih announcement kemarin." "Ha? Gimana-gimana? Kenapa kalian semua di datengin sama dia sih? Edwin lo di datangin dia gak sih?" tanya Varo dengan sangat kaget. "Btw sorry ya guys. Emang begini kalau kita kumpul beneran kayak orang stress mereka kalau udah kumpul," ujar Edwin dengan sangat tidak enak hati dengan teman-teman Raihan yang lainnya. "Btw dari apa yang kalian katakan gue bisa menangkap sedikit pemahaman apa yang kalian rasakan. Yang kalian rasakan itu bener-bener bisa ko menjadi sebuah kenyataan. Apalagi dari sebuah mimpi, soalnya gue pernah merasakan hal itu." "Fauzan, Vando adalah saksi dari semuanya. Gue merasa syok dan kaget melihat apa yang gue impikan malamnya terjadi di pagi hari. Itu memang kayak berasa halusinasi bagi orang lain. Tapi, itu beneran nyata banget terjadi di hadapan kita." "Lo pernah mengalami hal yang sama?" tanya Varo dengan sangat kaget. "Iya, gue pernah merasakan hal yang sama seperti Raihan. Gue pernah bermimpi dan ternyata mimpi itu beneran jadi kenyataan." "Ada pembahasan yang pernah di jelaskan oleh beberapa ilmuwan mengenai hal ini. Mimpi yang menjadi sebuah kenyataan itu di namakan precognitive dream. Precognitive Dream adalah mimpi yang terjadi dalam kehidupan nyata, beberapa saat setelah mimpi yang kita alami. Kata lain untuk mereka mungkin mimpi psikis atau bahkan mimpi masa depan . Itu mungkin terdengar seperti hal-hal mistik. Tapi mereka nyata dan benar!" "Ada beberapa orang yang pernah merasakan ini semua. Salah satu contoh tokoh terkenal yang mengalami fenomena tersebut adalah Abraham Lincoln. Di tahun 1860-an, seseorang bernama Abe terbangun dari mimpi yang mengerikan. Dia telah berjalan melalui Gedung Putih dan menemukan peti mati yang dijaga ketat. Saat bertanya kepada seorang penjaga yang telah meninggal, dia diberi tahu 'Presiden dibunuh oleh seorang pembunuh.'" "Hanya beberapa hari kemudian, mimpinya menjadi kenyataan - Abraham Lincoln ditembak dan dibunuh. Para peneliti berpendapat bahwa ini mungkin bukan mimpi prediksi yang benar-benar terjadi. Lincoln telah selamat dari upaya pembunuhan di tahun sebelumnya, jadi dia mungkin memiliki ketakutan yang terwujud dalam mimpinya. Adapun fenomena ini dianggap hanya sebagai kebetulan belaka." "Kejadian besar lainnya juga dialami oleh Isaac Fruenthal dan Eugene Daily yang merupakan penumpang dari Kapal Titanic. Fruenthal bermimpi sebelum menaiki kapal, bahwa kapal yang dia tumpangi menabrak sesuatu dan tenggelam. Dia memiliki mimpi yang sama setelah menaiki Titanic. Fruenthal selamat dari tenggelam, dan kisah mimpinya telah menjadi contoh terkenal dari mimpi prekognitif." "Daily mempunyai pengalaman yang sedikit berbeda. Dia naik Titanic di Queenstown, dan dengan segera mengatakan kepada seorang teman bahwa dia bermimpi kapal itu tenggelam. Setiap malam saat berada di kapal, dia mengalami mimpi menakutkan yang sama. Pada hari ketika kapal tenggelam, Daily memberi tahu temannya bahwa mereka akan tenggelam malam itu juga. Terlepas dari kebetulan atau pun tidak fenomena ini memang memiliki ciri yang sangat misterius." Mereka semua yang mendengar apa yang di katakan oleh Fauzan benar-benar sangat kaget. Ternyata banyak pembahasan yang mereka benar-benar tidak tahu tentang hal ini. Varo perlahan-lahan menelaah apa yang di katakan oleh Fauzan dan mencoba mengerti semuanya. "Okey, I see. Beneran gue barusan tau tentang ini semua. Ada penjelasan ilmiahnya gak sih tentang itu semua. Kan kalau misalnya dari agama mah kita gatau ya itu semua rencana Tuhan. Kalau misalnya dari segi ilmiahnya itu ada penjelasannya gak? Kan biasanya ada?" tanya Varo dengan sangat kaget. "Pandangan sains terhadap precognitive dream. Terlepas dari kenyataan bahwa para peneliti sekarang mengakui bahwa mimpi prekognitif adalah hal yang nyata. Namun, masih belum ditemukan informasi konkret tentang bagaimana hal itu terjadi. Ada beberapa penyebab potensial, diantaranya: Banyaknya mimpi yang terjadi setiap malam, secara statistik pasti ada beberapa yang hadir sebagai prekognisi." "Mengingat masa depan, ini bisa menjadi kasus masa depan yang dipengaruhi masa lalu. Ini mungkin terdengar konyol, tetapi sains penuh bukti bahwa waktu adalah sebuah ilusi ! Kita dapat menciptakan masa depan kita sendiri melalui mimpi yang telah dialami. Dalam beberapa kasus, mimpi memiliki efek yang mendalam pada si pemimpi, dan si pemimpi mengambil langkah-langkah yang sama seperti yang terjadi pada mimpi yang dialaminya (bahkan tanpa menyadarinya) untuk menciptakan kenyataan yang mereka lihat seperti dalam mimpinya. Hingga saat ini mungkin faktor inilah yang paling dapat dipahami secara sederhana." "Mengapa hal ini terjadi? Ketika mimpi prekognitif yang nyata terjadi, biasanya ada pesan di dalamnya. Hal ini bisa jadi: Sebuah peringatan. Mimpi prekognitif bisa menjadi peringatan akan sesuatu yang akan datang." "Menunjukkan bahwa Kalian di jalur yang benar. Mimpi prekognitif tidak selalu mengerikan atau menakutkan. Terkadang mimpi ini mengabarkan hal-hal baik yang kita inginkan terjadi di masa depan. Mimpi ini bisa jadi mimpi prediktif, yang menunjukkan bahwa Kalian menuju ke arah yang benar, daripada memperingatkan sesuatu." "Ilmu pengetahuan modern sedang menyelidiki mimpi prekognitif dengan lebih mendalam, meskipun tidak jelas apakah kita akan pernah memiliki jawaban konkret untuk banyak pertanyaan yang datang dengan topik tersebut." "Okey, sekarang gue paham. Pada dasarnya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tapi, kita sebagai manusia biasa hanya bisa mengikuti apa yang sudah di atur oleh semesta. Jujur bagi gue beneran ini semua kayak masih kok bisa sih? Kenapa bisa? Padahal kan itu cuma mimpi? Banyak pertanyaan itu semua di dalam otak gue saat ini." "Tapi, di balik itu semua kita kembali lagi percaya sama Tuhan. Ketika Tuhan berkata kalau ia akan melakukan itu di dalam cerita kita dan dia memberikan sebuah takdir yang baru untuk kita. Maka kita sebagai manusia biasa hanya bisa menerima semuanya yang ia kasih saat ini. Nikmatnya dan sebuah kejadian yang terjadi di dalam kehidupan ini." "Bener banget. Sekarang itu balik lagi ke Tuhan. Memang benar apa yang di katakan oleh Fauzan. Semua orang benar-benar sudah mengkaji itu semua. Tapi sebagai umat yang beragama kita juga pasti memiliki sebuah pandangan yang berbeda saat ini." "Btw kalau kalian semua mau ikutan kita juga gapapa ko. Sekalian nemenin Raihan pas pulangnya," ajak Mario dengan sangat ramah. "Engga, cukup Varo aja yang ikut. Karena kita takutnya Raihan nyasar aja kalau berangkat sendiri. Apalagi dia anaknya cukup pejirih dalam melakukan hal apapun. Kalau misalnya gak di temanin sama salah satu dari kita yang ada nantinya dia gak bisa pulang." "Ngaco bener jadi manusia. Pengen gue jitak rasanya lo sekarang ini Win. Ngasal bener kalau ngomong, gak sama kalian juga gue mah tetep aja balik ke Indonesia kali. Emangnya lo yang betah banget di luar negeri sampe lupa kalau punya kampung halaman," dumel Raihan dengan sangat kesal. "Dih, gue juga tetep aja akan pulang kalau waktunya udah tepat nanti. Lonya aja yang terlalu buru-buru untuk pulang ke rumah saat ini. Belum lagi lo selalu melakukan banyak hal yang baru. Kalau gak di temanin sama kita beneran deh lo kayaknya selalu kek gak punya temen pas eksperimen," dumel Edwin. "Dih ampun gue mah PD banget jadi manusia. Emak lo ngidam apa sih Win sampe beneran lo kayak gini. Heran banget gue sama lo ini sekarang. Pengen gue tenggelemin lo ke sungai yamuna," dumel Raihan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD