Tetap Setia

1136 Words

Kini Lintang dan Ajeng sudah tampak segar bugar setelah puas dan mandi bersama. Keduanya tampak santai duduk di sofa depan televisi sambil menikmati cemilan malam, duduk berhadap-hadapan sambil memeluk kedua lutut. Mereka saling tatap dan saling melempar senyum, selalu meraih kepuasan di setiap kali bertemu, dan Ajeng yang masih saja merasa malu. “Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Lintang karena Ajeng tertawa kecil saat menatap wajahnya. “Aku ingat kejadian di mobil waktu macet.” “Haha, iri bilang dong. Pasti kepingin juga. Sensasinya beda loh.” “Nggak khawatir digrebek?” Lintang menggeleng, “Kan mau nikah juga.” “Malu, Mas.” “Makanya hati-hati dan sambil mengawasi sekitar.” Ajeng tertawa lepas, Lintang memang konyol sedari dulu, tapi dia sangat menyukainya. “Kamu nggak perlu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD