Perutku kram saat aku terbangun jam sembilan pagi, kak Drian sudah berangkat jam enam dan aku berpura-pura tidur saat dia pamit. Setelah bayangannya menghilang aku terduduk sambil menangis. Semua rasa sedih yang aku tahan semalaman memuncak. Aku sudah menghubungi Mama dan bilang bahwa aku harus kembali ke Lombok. Mama awalnya protes karena aku hanya sebentar bertemu tapi aku beralasan, entah masuk akal atau tidak, pastinya aku sudah tidak sanggup lagi bertemu dengan pria itu. Aku tidak menghubungi kakakku, dia pasti mengerti apa yang membuatku pergi secepat ini. Aku membereskan barang-barangku, membawa semua kenangan kami yang sebelumnya kusimpan disana. Dan aku langsung ke Bandara. Karena mendadak, aku baru bisa berangkat pukul satu siang. Jam sebelas aku sudah sampai di bandara dan l

