1. Benar-Benar Buta

1446 Words
Lyria kembali ke kediaman neneknya setelah dia meninggalkan uang sebagai bayaran gigolo yang menemaninya semalam. "Dari mana saja kau, Lyria?" Nyonya Mallory, nenek Lyria menatap Lyria dengan tajam. "Aku tidak memiliki kewajiban untuk memberi tahu ke mana aku pergi, Nenek!" Lyria membalas acuh tak acuh. Sejak kapan neneknya peduli ke mana dia pergi? Wanita tua itu tidak pernah menganggapnya sebagai cucu, di mata neneknya hanya Kaitlyn cucunya. "Kurang ajar!" Nyonya Mallory bersuara marah. "Seperti inikah cara orangtuamu mendidikmu? Tidak heran, ibumu hanya seorang penyanyi di bar! Kau mungkin tidak pulang semalaman karena sibuk menggoda pria!" Alasan kebencian nenek Lyria padanya adalah karena dia memiliki ibu yang berasal dari kalangan bawah dan memiliki profesi yang menjijikan di mata neneknya. "Karena Nenek sudah mengetahuinya lalu kenapa harus bertanya lagi?" Lyria membalas tanpa minat. Sikapnya membuat Nyonya Mallory semakin marah. "p*****r sialan! Aku akan memberimu pelajaran!" Nyonya Mallory segera mendekati Lyria dan hendak menamparnya. Namun, Lyria menahan tangan neneknya. "Jika Nenek lupa, besok aku akan menikah dengan Tuan Ramos. Pria tua itu mungkin tidak akan senang jika melihat wajahku tidak cantik lagi." Nyonya Mallory merasa jengkel, dia benar-benar ingin memukul Lyria, tapi apa yang dikatakan oleh jalang kecil di depannya memang benar. "Aku akan melepaskanmu kali ini!" Wanita tua itu bersuara jengkel. Lyria tersenyum mengejek. Dia tahu bahwa neneknya tidak akan pernah melakukan sesuatu yang akan membuatnya rugi. "Nenek, apa yang terjadi?" Kaitlyn mendekati neneknya dengan penuh perhatian. Wanita itu adalah sepupu Lyria, ayahnya dan ayah Kaitlyn adalah adik kakak. Namun, nenek mereka lebih menyayangi putra bungsu yang merupakan ayah Kaitlyn. Lyria tidak mengerti apa alasan neneknya tidak mencintai ayahnya seperti yang dilakukan pada ayah Kaitlyn. Apapun yang ayahnya lakukan semua akan salah di mata neneknya. Wanita itu bahkan tidak menangis ketika putra sulungnya tewas dalam kecelakaan mobil dua tahun lalu. Jika saja ayahnya tidak melakukan tes DNA sebelumnya maka Lyria tidak yakin bahwa neneknya adalah ibu kandung ayahnya. "Lyria, jangan terus membuat Nenek kesal. Kesehatan Nenek sedang tidak baik akhir-akhir ini." Kaitlyn bertindak sebagai cucu yang pengertian dan lemah lembut. "Apakah ini semua masih karena pengaturan pernikahanmu dengan Tuan Ramos besok?" tanyanya. Lyria tidak membalas kata-kata Kaitlyn, sejujurnya dia sangat muak dengan sepupunya yang jahat dan munafik. "Lyria, kau seharusnya berterima kasih pada Nenek. Nenek telah memilihkan suami yang sangat baik untukmu. Hidupmu akan terjamin setelah menikah dengan Tuan Ramos. Selain itu semua biaya pengobatan ibumu juga akan terus berlanjut." Kata-kata Kaitlyn membuat rasa pahit menyebar ke hati Lyria. Jika bukan karena neneknya yang mengancam akan menghentikan pengobatan ibunya yang dalam keadaan vegetatif maka dia tidak akan menerima pernikahan dengan Tuan Ramos yang terkenal suka bersikap kasar pada istrinya. Pria itu juga telah melecehkan banyak wanita hanya karena dia memiliki cukup banyak uang. "Jalang kecil ini tidak tahu cara berterima kasih, Kaitlyn. Dia tidak sepertimu yang masuk akal." Nyonya Mallory menatap Lyria dengan sinis. "Jika menurutmu Nenek memilihkan suami yang sangat baik lalu kenapa tidak kau saja yang menikah dengan b******n tua itu!" "Perhatikan kata-katamu, Lyria!" Nyonya Mallory membentak Lyria. "Cucuku yang berharga sudah memiliki tunangan." "Ya, benar. Tunangan yang dicuri dariku." Lyria membalas sinis. "Lyria kau membuatku terlihat jahat. Aku tidak pernah bermaksud mencuri Razen darimu. Razen tidak bisa meneruskan pertunangan denganmu karena dia tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu." "Berhenti bersikap sok suci, Kaitlyn. Kita sama-sama tahu bahwa kau merangkak ke ranjang Razen dan merayunya. Begitulah caramu merampok tunanganku dariku." Sebuah tamparan melayang ke wajah Lyria. Nyonya Mallory tidak bisa menahan dirinya lagi. Bagaimana bisa Lyria mengatakan hal buruk tentang cucu kesayangannya. "Jangan pernah bicara buruk tentang sepupumu, Lyria. Kau dipenuhi oleh rasa iri hati dan dengki, oleh sebab itu Razen tidak mencintaimu. Terlebih darah p*****r ada di tubuhmu, Razen mana mungkin mau menikah dengan wanita rendah sepertimu!" Beberapa langkah di belakang Lyria ada Razen yang kini berjalan menuju ke Kaitlyn, pria itu mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Lyria mengenai tunangannya. "Lyria, sebaiknya kau memperhatikan kata-katamu! Jika aku mendengar kau mengatakan hal buruk pada Kaitlyn lagi, aku tidak akan melepaskanmu." Lyria tertawa kecil. Pria di depannya adalah pria yang pernah ia cintai dengan segenap hatinya lalu kemudian mengkhianatinya. Dia benar-benar buta telah mencintai pria tidak layak seperti Razen di masa lalu. Di masa lalu Razen akan berdiri di sampingnya melindunginya dari setiap orang yang mencoba mengganggunya, tapi sejak dua tahun lalu, ketika ayahnya meninggal dan ibunya jatuh dalam keadaan vegetatif, Razen tidak lagi berdiri di sisinya. Dan setahun kemudian dia dipaksa oleh neneknya untuk memutuskan pertunangan dengan Razen atau pengobatan ibunya akan dihentikan. Hanya satu minggu setelah itu Razen dan Kaitlyn bertunangan. Pesta pertunangan keduanya diadakan dengan sangat meriah. Berbeda dengan pertunangannya dengan Razen yang hanya diketahui oleh beberapa keluarga kedua belah pihak dan beberapa kerabat lain saja. Lyria tentu tidak bodoh, dia tahu bahwa keduanya jelas telah berhubungan sudah lama di belakangnya. Dan benar saja, Kaitlyn mengakui bahwa dia telah berhubungan dengan Razen sejak kematian orangtua Lyria. "Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?" Lyria melihat Razen dan Kaitlyn bergantian. "Wanita baik hati dan lemah lembut di sebelahmu merayu tunangan sepupunya sendiri dengan membuka pahanya lebar-lebar." Lyria menerima sebuah tamparan lagi, tapi kali ini dari Razen. Bibir Lyria pecah, darah mengalir dari sana. Rasa sakit yang diterima oleh Lyria tidak seberapa karena dia telah mati rasa. "Lyria, kau tidak jauh lebih baik dari Kaitlyn. Kau putri pelayan bar yang menyediakan layanan tambahan. Jika Paman Michael tidak terlalu bodoh dan termakan rayuan ibumu maka saat ini ibumu pasti masih menjual dirinya. Dan aku tidak akan menjadi paman Michael yang lain, jalang sepertimu tidak akan bisa menjadi istriku." Lyria terkekeh geli. Jalang? Kapan dia pernah tidur dengan laki-laki? Dia jelas-jelas sangat setia pada Razen, tapi pria itu menyebutnya seorang jalang. Tawa Lyria berhenti sekejap berganti dengan wajah dingin. Ia melayangkan sebuah tamparan keras di wajah Razen. "Mulut kotormu tidak berhak membicarakan tentang ibuku!" "Lyria! Kau benar-benar berani! Aku akan mendisiplinkanmu dengan benar!" Nyonya Mallory bersiap untuk memukuli Lyria. "Razen, bibirmu berdarah." Kaitlyn menatap Razen sedih. Raut patah hatinya membuat Razen tidak tahan. Dia sangat tersentuh melihat cinta Kaitlyn untuknya. "Lakukan saja, setelah ini jangan menyesal jika aku tidak mau menikah dengan Tuan Ramos." Lyria balik mengancam neneknya. "Jalang sialan! Berani kau mengancamku, hah!" Nyonya Mallory marah sampai ke ubun-ubun. "Apa kau sudah tidak ingin ibu pelacurmu itu tetap hidup?!" "Kemungkinan ibuku untuk sadar tidak terlalu banyak, membuatnya berkumpul kembali dengan Ayah mungkin lebih baik. Namun, jika aku tidak mau menikah dengan Tuan Ramos, maka pria tua itu akan menarik investasi di perusahaan Paman. Itu akan menjadi kerugian yang besar. Aku pikir Nenek tidak akan mau hal seperti itu sampai terjadi!" Lyria tidak bersungguh-sungguh dengan kata-katanya. Dia meminta maaf pada ibunya berulang kali. Jika bukan karena ibunya mana mungkin dia tetap bertahan di bawah penindasan keluarga ayahnya. "Kau!" Nyonya Mallory merasa leher bagian belakangnya sakit sekarang. Saat ini kondisi perusahaan keluarganya yang dipimpin oleh putra bungsunya sedang dalam keadaan tidak baik, jika Tuan Ramos sampai menarik investasi maka itu akan membuat keadaan semakin buruk. "Lyria, kau benar-benar kurang ajar! Kau bahkan berani melawan nenekmu sendiri!" Razen tampak jengah dengan tingkah Lyria Lyria tidak ingin berurusan dengan tiga orang di depannya lagi. Dia benar-benar muak dan mungkin sebentar lagi akan muntah melihat wajah mereka. "Lyria! Mau pergi ke mana kau! Kembali ke sini!" Nyonya Mallory berkata marah, tapi Lyria tidak peduli sama sekali. "Nenek, jangan terlalu marah. Lyria mungkin sedang dalam suasana hati yang buruk." Kaitlyn menenangkan neneknya. Wanita itu bertingkah seperti malaikat yang baik hati. "Lihat dirimu. Kau sudah dihina sedemikian rupa oleh Lyria, tapi kau masih berbicara untuknya." Nyonya Mallory menatap cucunya kesal. "Nenek, Lyria adalah saudaraku. Aku harus bersikap baik padanya." "Sudahlah, aku tidak akan berdebat denganmu." Nyonya Mallory menghela napasnya. "Nenek akan pergi ke kamar untuk istirahat, kepala Nenek sakit karena Lyria. Kau obati luka di bibir Razen." "Baik, Nenek." Nyonya Mallory pergi kini yang tersisa hanya Razen dan Kaitlyn. Jari Kaitlyn menyentuh bibir Razen. Air mata jatuh di wajahnya. "Ini pasti sangat sakit." "Wanita bodoh. Ini tidak sakit sama sekali. Jangan menangis." Razen menghapus air mata Kaitlyn. Keduanya tampak saling mengasihi. "Jika kau sebaik ini, kau pasti akan sering dijahati oleh orang lain." Kaitlyn berhenti menangis, di dalan hatinya saat ini dia sedang mentertawakan Lyria. Dia telah berhasil membuat Razen semakin jijik dan membenci Lyria. Besok Lyria akan menikah dengan Tuan Ramos, tidak akan ada lagi yang bisa merebut Razen darinya. Untuk mengamankan posisinya sebagai tunangan Razen, Kaitlyn mengusulkan pada neneknya untuk segera menikahkan Lyria. Dan neneknya memilih Tuan Ramos yang sudah beristri dan terkenal tempramental. Kaitlyn sangat senang dengan pengaturan itu. Lyria tidak berhak mendapatkan yang lebih baik darinya. Setelah ini hidup Lyria akan semakin menderita. Kaitlyn sangat menantikan hari di mana Lyria disiksa oleh Tuan Ramos, baik secara fisik maupun mental. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD