Bab.10

683 Words
Hari ini adalah hari pentungan Hans dan Nala. Sebenarnya mereka sudah berdiaman sejak tiga hari lalu semenjak acara makan malam dirumah keluarga besar Hans.  Bahkan Hans tidak berusaha menanyakan sikap Nala yang berubah pada nya, begitu juga Nala yang tak berkata apapun pada Hans atau pun menuntut apa-apa pada pria itu.  "Bolehkah Nala kabur?" Tanya Nala pada seseorang yang sedang merias nya saat ini dengan wajah polos nya. "Eh, mana boleh gitu. Kan Nala pemeran utamanya hari ini?" Ujar seorang disana.  "Nah, sekarang tinggal pakai gaun nya." Ujar perempuan yang menjadi lawan bicara Nala.  Nala hanya mengangguk lesu. Setelah pemasangan gaun, Nala pun diiring ke halaman rumah Hans yang tak kalah besar nya. Mereka melakukan  acara ini sengaja kecil-kecilan, mungkin jika menikah nanti baru akan meriah.  Hanya beberapa undangan saja yang diundang. Hans terlihat sudah menunggu ditempat, sedangkan Nala masih dalam perjalanan kesana.  "Nala udah datang." Ujar salah satu perkerja disana.  Nala melangkahkan kakinya masuk, saat wanita itu masuk semua tamu disana tak berhenti memuji nya. Bahkan Key nampak tak bisa berkutik apa-apa lagi.  "Ya ampun pah, Nala cantik banget." Ujar mamah Hans pada papa Hans. Hans yang menatap Nala dari kejauhan juga tak dapat berkata-kata. Tapi pria itu seperti biasanya memalingkan wajahnya seakan tak tertarik pada Nala saat wanita itu mulai menatap balik dirinya.  "Sial, kenapa dia nampak tidak bahagia?" Gumam Hans yang tertuju pada wajah kusut Nala.  Bagaimana kalau orang-orang berfikiran ini aku tidak bersikap baik? Nala sampai juga dihadapan nya. Gaun berwarna putih bercampur kuning s**u sangat pas ditubuh Nala yang putih dan bersih. Bahkan Hans tidak bisa berhenti menelan salivanya sendiri saat melihat wanita manja ini ada dihadapan nya.  Acara pun berjalan lancar setelah kurang lebih empat puluh menitan. Lalu dilanjut dengan acara santai seperti makan-makan dan mengobrol. Saat Nala sendirian karena Hans tengah berbicara pada beberapa rekan kerjanya, satu wanita menghampirinya.  "Hi, kenalkan Reta. Aku calon nya Key." Ujar wanita itu.  Nala mengangguk. "Aku dengar kamu dekat dengan Key ya?" Ujar Reta pada Nala.  Nala menggeleng lalu mengangguk kemudian. Wanita itu nampak tak suka melihat jawaban Nala yang tidak konsisten. "Kak Key gak pernah cerita punya pacar yang serius." Ucap Nala dengan polos seperti biasa karena memang itulah kenyataannya.  Kata Key, parasnya yang ganteng dan ditambah ia kaya raya jadi susah untuk mendapatkan wanita yang tepat. Itulah yang Nala ingat! "Apa?" Kesal Reta pada Nala sembari mendorong nya kecil kebelakang.  "Eh, aduh." Ujar Nala tersandung karena ia tengah memakai heels yang sebelum nya jarang sekali dipakainya.  "Gak usah basa-basi lagi, kamu suka sama Hans atau Key? Jangan mau ambil dua-duanya. Namanya kamu cewek murahan kakao gitu, udah punya Hans apa masih mau ambil Key, pacar gue!" Ujar Reta karena sebelum nya ia sempat memeriksa ponsel Key yang nganggur ketika pria itu main. Dan apa yang dia temukan adalah walpaper dalam ponsel Key menampikan foto Nala. "Jadi jauhin Key mulai sekarang, harusnya bersyukur dong udah punya Hans!" Kesal Reta sembari mendorong Nala kedua kalinya hingga tubuh Nala tercebur kedalam kolam yang memang letak nya berada ditengah-tengah tempat acara berlangsung.  "Ooo...oohh!" Teriak Nala sebelum dirinya tercebur dan sukses menarik perhatian orang-orang disana.  Astaga! Key yang melihat itu melirik Reta yang berada diatas kolam. "Pasti dia penyebabnya!" Runtuk Key dari jauh sembari berlari untuk menyelamatkan Nala.  Byur! Terlambat, kali ini Key terlambat dari Hans. Hans sudah lebih dulu menyebur untuk menyelamatkan Nala. Hans dengan cepat membawa Nala keluar dari kolam. "Kamu gila?!" Kesal Hans sembari menatap Nala yang saat ini masih syok didepan banyak orang.  Reta tersenyum menatap sinis Nala yang tengah dimarahi Hans. Tatapa Hans beralih, melirik Reta dengan tajam. "Masih gak mau jawab?" Ucap Hans pada wanita bernama Reta dengan emosi nya yang terlihat tak terkendali.  Jadi kak Hans bukan marah sama Nala? "A-aku?" Tanya Reta ketakutan melihat mata merah Hans. Hans mengangguk."Kamu tahu balasan apa yang setimpal untuk orang yang sengaja menjatuhkan tunangan ku?" Tanya Hans dengan smirk paling jahat yang pernah Nala lihat pada Reta.  Byur! Hans mendorong keras Reta kedalam air, seperti apa yang sebelum nya wanita itu lakukan pada Nala.  Semua orang terkejut dengan sikap Hans. "Apa dia benar-benar Hans?" Ucap beberapa orang disana membicarakan nya.  Hans menatap mata Nala yang terlihat mengeluarkan air mata karena ketakutan.  Jari Hans dengan lihai mengelap air mata Nala yang terjatuh, lalu mencium wanita itu tepat dimata nya dihadapan semua orang.  "Jangan menangis lagi." Ucap Hans pada Nala saat itu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD