Bab11

531 Words
Hans dan Nala sedang menonton TV bersama dihari minggu, sebelum keberangkatan nya ke Indonesia sedangkan Nala kepulangan nya ke Amerika.  "Kan aku udah bilang perempuan yang bisa masak itu seksi banget." Ucap Hans bersemangat.  Melihat wanita yang tengah memasak di TV jadi membuat Nala kesal setengah mati. "Nala juga bisa kali." Ucap Nala kesal. Hans menahan senyum nya. "Bibi lagi izin pulang kerumah nya, coba Nala masak sana." Ucap Hans.  Masak? Gila, pake baju sendiri aja aku gak percaya kalau Nala bisa. "Oke, Nala masak." Ucap Nala bersemangat.  Dulu sekali, memang Nala tidak bisa masak. Tapi beberapa masakan adalah andalan nya.  Karena sewaktu remaja ia diajarkan memasak beberapa jenis masakan oleh mamahnya. Untungnya ada beberapa bahan sisa, jadi Nala gak perlu cape ke supermarket untuk membeli nya.  Bttttrrrttpp.. Suara perut Hans mendadak berbunyi, untungnya Nala gak sadar karena telah jauh dari nya. Bisa malu tujuh turunan dia! Beberapa ikan dan tumis sayuran Nala coba untuk mememasak nya, juga beberapa kacang-kacangan. Setelah tiga puluh menit berlalu akhirnya jadi juga, walau kacang dan telur nya gosong.  Beberapa makanan lain nya juga tampak tak berhasil. Tapi masih ada ikan laut dan sayur potong,juga beberapa lauk lain nya yang masih bisa dimakan.  "Kak Hans, ayo makan." Ucap Nala.  Hans meletakkan ponsel nya dimeja, lalu menuju kedapur untuk melihat lauk nya. "Oke, aku cobain." Ucap Hans sembari duduk di kursi meja makan.  Satu suapan Hans letakan di lidahnya, lalu dikunyah nya. "Hm...." gumam Hans sembari mengunyah. Lalu ia lakukan lagi untuk yang kedua kali nya.  "Bagaimana?" Tanya Nala.  Hans meletakkan sendok nya. "Gak enak, sana masak lagi." Ucap Hans sembari meninggalkan meja makan dan kembali ke ruang keluarga.  "Gak enak?" Gumam Nala.  Lalu wanita itu melihat sisa bahan yang tidak ada rupa nya, karena semua nya sudah habis ia pakai tadi. "Gimana nih!" Ujar Nala.  Nala kan mau buktikan ke kak Hans kalau Nala bisa masak! "Kak Hans, Nala pergi ke supermarket dulu." Ujar Nala ketika menghampiri Hans yang tengah serius menonton TV.  Pria itu mengangguk. "Minta supir aja, yang anter. Kalau bisa sekalian beli makan diluar." Sindir Hans berniat menggoda bocah kecil bernama Nala.  Dengan wajah cemberut melihat kearah TV yang menampikan wanita tengah memasak, Nala mendumel sembari berjalan keluar.  "Pak temenin Nala ke supermarket." Ucap Nala pada salah sayu supir dirumah Hans.  Setelah kepergian Nala, Hans dengan cepat pergi ke dapur. Melihat beberapa lauk masih terpampang diatas meja makan. Dirinya segera mengambil nasi dan memakan semuanya.  Gak nyangka perempuan kecil ini bisa masak. Tidak sampai sepuluh menit Hans bisa menghabiskan nya, lalu ia kembali duduk di sofa sembari memegangi d**a nya. "Aduh kekenyangan, sesek banget sampe d**a nya." Gumam Hans kesakitan sembari mengelus dadanya: Beberapa menit setelah nya Nala kembali dengan sekantong belanjaan. Tapi saat melewati meja makan, ia bingung kenapa makanan nya kosong di tiap piring."Kak Hans, dimana makananan nya?" Tanya Nala pada Hans.  Hans dengan wajah cool nya menjawab. "Aku buang, lagian siapa yang mau makan masakan seperti itu." Ujar Hans pada Nala.  Nala setengah mati kesal dibuatnya, tapi untung sayang. "Kak Hans ya, kan mubazir tau dibuang-buang. Banyak orang diluar sana susah cari makan." Ucap Nala sangat kesal.  "Nala jadi males masak buat kak Hans!" Kesal Nala lalu dirinya mengambil air putih dikulkas untuk meredakan kekesalan nya.  "Nala naik keatas!" Ucap Nala kesal tapi tetap meminta izin mau ke kamar pada Hans. Hans hanya diam mengelus d**a nya yang tak kunjung reda sakitnya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD