Bab.8

491 Words
sana ada yang meraba miliknya. Dibuka nya selimut yang menutupi kepunyaan nya, dan terkejut bukan main saat melihat Nala yang berusaha membuka celananya.  "Nala!" Ujar Hans menghalangi wanita itu untuk bertindak lebih jauh lagi.  Nala yang melihat Hans sudah bangun dari tidur nya, kaget bukan main pula. "Pasti habis ini di cap m***m deh." Runtuk Nala pada dirinya sendiri.  "Kamu tuh perempuan, gak baik melakukan hal seperti ini." Ujar Hans sembari menarik tubuh Nala dari bawah keatas nya hingga tak sadar wanita itu tengah berada didalam pelukan nya.  "Hm, maaf kak Hans. Nala beneran cuma mau lihat itu." Ujar Nala hati-hati.  Hans menatap Nala yang sedang berbicara dengan wajah malu-malu. Tanpa terasa mata Hans kini terfokus pada bibir Nala, dilanjut dengan hidung dan matanya.  Hans menelan salivanya sendiri. "Kak Hans!" Panggil Nala menyadarkan Hans.  Saat itu juga Hans tersadar dari pikiran kotornya. "Ya, pokok nya Nala gak boleh lakukan itu lagi. Bukan hanya dengan ku dengan pria lain juga tidak boleh. Kecuali dengan suami Nala nanti." Uajr Hans. Nala nampak berfikir. "Suami Nala?" Ulang Nala.  Hans mengangguk. "Berarti kayak gitu sama kakak gak apa-apa dong. Kan kak Hans calon nya Nala." Ujar Nala bersemangat.  Hans menggelengkan kepalanya ketika melihat Nala yang selalu bersikap seperti ini. "Nala sudah besarkan, kamu harus nya tahu apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan." Ujar Hans. Nala mengangguk menurut, tapi tangan nya tak tinggal diam meraba dengan perlahan perut Hans untun membuka kaos milik pria itu dan melihat kembali tanda lahir Hans. Hans yang merasa akan dicabuli kembali, mendorong kuat Nala hingga wanita itu terjatuh dibawah kukungan nya. "Kamu ini ya, perempuan yang nakal sekali. Apa tidak bisa dibilangin sekali dua kali langsung menurut?" Uajr Hans. "Kalau Nala masih nakal, aku kasih Perla jaran baru tahu rasa." Ujar Hans menahan emosinya.  Nala mengedipkan matanya berkali-kali, mencoba mencerna kembali kata-kata Hans. "Pelajaran?!" Katanya pada Hans.  "Pelajaran apa yang mau kak Hans ajarkan pada Nala?" Ujar Nala yang sebetul nya disengaja hanya untuk mengalihkan pandangan dan pikiran Hans sana.  Tangan nala kembali dengan perlahan tapi pasti mendekati perut Hans yang berada diatas nya. Wanita itu sampai menelan salivanya sendiri sangkin takut nya ketahuan.  "Pelajaran....." Hans menggantungkan kata-katanya. "Sebentar lagi Nala!" Ujar Nala menyemangati dirinya sendiri didalam hati. Tapi saat itu juga tangan nya langsung ditahan oleh oleh tangan kiri Hans. "Ah ketahuan deh!" Runtuk Nala dalam hati. "Kamu mau coba main-main ya Nala?" Ujar Hans bengis.  Hans mendekatkan wajahnya ke wajah Nala, tapi siapa sangka Nala malah memonyongkan bibirnya sembari memejamkan mata seakan dirinya merasa akan dicium oleh Hans.  Hans yang melihat nya malah menjitak kecil dahi wanita itu, dan menyingkirkan tubuhnya dari atas Nala. "terlalu berbahaya." Ujar Hans pada dirinya sendiri.  Empat hari lagi persiapan pertunangan nya dengan Nala. Lebih baik turuti saja kemauan wanita itu, lalu pergi menemui Icha hari itu juga.  Aku terlalu merindukan mu, Icha.  "Kak Hans gak jadi cium aku?" Tanya Nala dengan polosnya.  Hans melirik Nala tapi malah salah fokus dengan bibir ranum wanita itu yang merah nya masih alami. Nala jarang memakai polesan di keseharian nya, itu salah satu kebiasaan Nala yang Hans sukai dari wanita itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD