Bab5

544 Words
Nala melirik pintu kamar Hans yang tidak terbuka-buka. Apa pria itu sedang mandi, atau menonton TV dengan suara yang begitu kencang hingga tak menyadari bahwa dirinya sudah pulang.  Padahal ia sengaja mengikuti ajakan Key untuk pergi dari rumah, katanya Hans pasti bakal cemburu dan merasa kehilangan. "Sekarang apa yang aku dapatkan, kak Hans sama sekali gak peduli." Ucap Nala sendirian.  Bi Sarah melewatinya dengan memegang satu buket coklat, sekarang malah perutnya yang meronta ingin makan coklat.  "Bi Sarah, boleh bagi coklat nya nggak?" Tanya Nala persis seperti anak kecil.  Bi Sarah menghampiri Nala dan memberikan sebuket itu padanya. "Pikiran bibi sih ga non, tadi mas Hans bawa ini kayak nya untuk non Nala. Tapi karena non pergi jadi ini dikasih buat bibi." Ujar bibi berbisik, takut kalau sewaktu-waktu Hans majikan nya mendengar ucapan nya.  Nala melebarkan matanya. "Beneran bi?" Tanya Nala kembali memastikan. Bibi Sarah mengangguk. "Makasi bi, kalau mau ambil aja, tapi satu." Ujar Nala meledek bi Sarah.  Bi Sarah tertawa dan pamit untuk kembali karena mah beristirahat. Kali ini mata Nala berbinar, sembari membawa sebuket coklat dari Hans. Setelah membawa buket itu ke kamarnya, Nala merapihkan diri lebih dulu karena ia sempat tertidur di mobil Key. Ternyata pria seperti Key yang terlihat b******k itu sangat cerewet sampai membuat Nala tertidur karena terus menerus mendengar cerita tentang koleksi beberapa wanitanya. Sehabis mandi dan selesai menggunakan baju tidurnya, Nala merapihkan rambutnya juga memakai wewangian.  Lalu dengan cepat ia menuju ke kamar Hans, untuk menganggu pria itu kembali. Nala tidak mudah untuk menyerah secepat itu.  Tok tok tok "Nala boleh masuk gak?" Tanya Nala dari luar kamar.  Hans sebenarnya dengar dengan sangat jelas suara kerempeng Nala yang memanggilnya dari luar. Tapi saat ini ia malas untuk bertemu perempuan itu, bukan kah Nala baru kencan dengan Key? Untuk apa menemuinya lagi.  Han dengan tenang membaca majalah bisnis miliknya dengan TV yang di biarkan menyala.  Suara pintu kamar yang terbuka dapat Hans tebak pelakunya adalah Nala, perempuan nakal.  "Kak Hans, makasih ya coklat nya." Ujar Nala yang membuat Hans mengerutkan keningnya tanpa melihat wanita itu.  "Nala tahu, itu sengaja untuk Nala kan dari kak Hans. Tapi kakak lagi cemburu sama Nala, karena Nala jalan bareng kak Key?" Ujar Nala dengan nada yang sangat gembira.  Cup! "Tanda terimakasih ku." Ucap Nala setelah mengecup pipi Hans.  Hans mencoba untuk sabar, wanita itu terus-terusan menyosornya. Tapi kalau dirinya lapor dan hendak menuntut perempuan itu, mana ada yang percaya bahkan tega membuatnya masuk penjara karena laporan konyol nya.  Anak bocah melecehkan pria dewasa, astaga siapa yang akan percaya berita itu? "Keluar dari kamarku kalau sudah selesai bicara, bau Key masih tercium dalam diri mu!" Ujar Hans dengan kesal. "Eh? Kak Hans beneran cemburu toh, awalnya aku kan hanya bercanda." Ujar Nala cekikikan.  "Pergi Nala, aku sedang tidak mood untuk bercanda." Ucap Hans dengan sangat dingin ketika mengusir Nala dari kamarnya. Dan apa-apaan baju Barbie yang sedang dipakai nya? Persis seperti bocah! "Iya, Nala pergi." Ujar Nala dengan cemberut.  Hans mengintip wanita itu lewat ekor matanya. "Eh kenapa dia berlari kemari?" Tanya Hans dalam hati saat melihat Nala berlari kecil menuju ke arahnya. Bruk! Nala meniban tubuh Hans, kini hans berada dibawah tubuh Nala. Tidak mau  menyia-nyiakan kesempatan, Bibir Nala dengan ganas mengecupi seluruh wajah Hans dengan cepat.  "Nala, hentikan!" Ujar Hans ketika tubuhnya dikukung oleh Nala saat ini, bahkan wajahnya diciumi hingga tak tersisa satu sisi pun yang masih suci. Enak aja usir-usir Nala, pas Nala masih kangen berat sama kak Hans!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD