Hari itu hari pertama Krist pulang ke rumah setelah serangkaian perawatannya di rumah sakit. Dari posisinya yang berada di antara hidup dan mati, kritis, di opname, hingga diperbolehkan pulang walau tetap harus menjalani proses rawat jalan—toh dari sana Krist harusnya sadar bahwa hidupnya jelas diberkati. Tidak banyak di dunia ini yang mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, dan Krist jelas menerima itu. Sayangnya pria itu seolah tidak mensyukuri apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Krist malah mengutuknya, benar-benar mengutuknya. Semakin hari bukannya semakin membaik, tapi emosional dan mental Krist justru terasa semakin memburuk dari sisi manapun dan siapa pun yang melihatnya. Benar kondisi tubuhnya semakin membaik—maksudnya Krist bisa dibilang sudah sehat meski kemampuan motor

