“Sebenarnya, Krist masih harus berada di rumah sakit untuk pemantauan dan rehabilitasi lebih lanjut.” Rinka menjelaskan ketika mereka berjalan menaiki beberapa anak tangga begitu hendak memasuki pintu utama rumah mewah itu. Menghentikan ucapannya dan kemudian menoleh memberikan sebaris senyum tipis pada Naya yang mengikuti selangkah lebih lambat di belakang, Rinka lantas melanjutkan kalimatnya. “Tapi kamu sudah tahu sekeras apa Krist, kan? Dia bersikeras mau melakukan perawatan di rumah, nggak mau berada di rumah sakit lebih lama atau Krist nggak akan mau lakuin apapun yang Tante atau Om inginkan, kalau permintaannya untuk pulang nggak kami dipenuhi.” Benar-benar orang dewasa yang merepotkan dan kekanakan, batin Naya. Hari itu, setelah bertemu dengan Krist tadi Naya memang diajak Rinka

