44. Debar Luar Biasa

2028 Words

“Naya?” Rinka bersuara, kini terlihat bahwa wanita itu juga ingin mengetahui hal yang sama. Naya menunduk, kemudian menaikan pandangannya kemudian menatap Rinka dengan senyum yang terpasang janggal. “Eum, anu—saya mau ke toilet dulu.” Ucap Naya kemudian bangkit dari duduknya. Gadis itu sendiri tidak tahu apa yang dilakukannya tepat atau tidak, hanya saja mulut dan tubuhnya seolah bekerja sendiri tanpa mengkoordinasikannya dengan otak Naya. Jadilah Naya terkesan melarikan diri dari pertanyaan itu—atau memang melarikan diri bukan terkesan lagi. “Naya pergi, Ma?” Tanya Krist memastikan, meski Krist yakin karena pria itu sudah tidak merasakan keberadaan gadis itu. “Hm, pergi. Gitu aja. Tanpa jawab pertanyaan kita.” Keduanya lantas terdiam, berkutat dengan pikiran mereka masing-masing dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD