Kamu Siapa?

1088 Words
Flashback on~ Tujuh tahun berlalu semenjak hari dimana dia pertama kalinya menyentuh tubuh manusia, seorang gadis kecil nan cantik di malam bulan purnama pada hari itu Aldric tidak pernah berhenti mencari keberadaan manusia yang pernah disentuhnya, kutukan itu sudah mulai bekerja padanya dan kekuatannya semakin tidak bisa di kendalikan, ia harus bisa menemukan manusia itu untuk menopang kekuatan besarnya "Kamu harus bertanggung jawab gadis kecil." Jawab Aldric lurus ke depan sambil terus menggerakkan ekornya Tiba tiba saja dia mendengar alunan suara dari jarak jauh yang menandakan adanya manusia di kawasan segitiga bermuda ditambah bau harum para Siren yang sedang melakukan sihir "Harum ini? Tidak salah lagi arahnya dari sana." Aldric mencium dan mencari kemana asal bau harum itu Rata rata Siren jika sedang mencari mangsa ia akan mengeluarkan serbuk pengharum dari tubuhnya yang akan membuat korban tidak bisa melawan dan itu sangat memudahkan mereka untuk menghipnotis korban agar mudah di mangsa Segera saja dia berenang secepat kilat menghampiri para Siren hitam yang membuat manusia melihat keberadaan Siren, jelas bangsa mereka bisa punah jika manusia tau tentang keberadaan bangsa Siren Hingga sampailah Aldric di tempat kejadian, Aldric melihat kapal besar itu persis seperti tujuh tahun yang lalu ketika dia menolong gadis manusia itu hingga nekat untuk saling bersentuhan dengan seorang manusia Mungkinkah gadis kecil itu ada disana? Atau hanya perasaannya saja, ia yang pada dasarnya tidak peduli seakan tertarik untuk mendekat dan mencari sumber aroma gadis yang pernah dia tolong waktu itu dan__ Aroma yang menguar ini!! Deg! Aldric tanpa ragu langsung mendeteksi pemilik aroma yang menguar ini, bau harum ini seperti melati laut yang tumbuh di kerajaan Ocenna "Kau kah itu." Flashback off~ Laura terbangun ketika merasakan cahaya matahari masuk ke retina matanya dan mengganggu pandangannya hingga membuatnya silau, sontak Laura berusaha untuk bangun sembari memegang dadanya yang terasa sakit Keningnya mengeryit bingung mendapati dia berada di sebuah gua berisi kolam air dan disetiap sudut dinding gua di penuhi tanaman merambat "Ini dimana." Laura berdiri dan melihat sekeliling, wajahnya bingung dan terlihat panik "Tenang saja kamu aman istriku." Seru suara bariton itu memecahkan keheningan Laura Sontak Laura mencari arah sumber suara dan betapa kagetnya dia melihat pria tampan bersurai perak tengah tersenyum tepat di sampingnya "Kyaa__si_siapa _ka_mu jangan macam macam." Ucap Laura terbata bata, ia mundur menjauhi pria misterius itu "Aku adalah suamimu dan kamu istriku. Kenapa bertanya lagi." Sahut pria itu "Istri siapa? Kamu siapa? Jangan mengada-ngada kamu." Protes Laura tak terima Demi apapun dia sangat benci dengan laki laki yang suka mengklaim seseorang tanpa persetujuan Pria berambut perak memberikan senyuman manisnya yang membuat Laura mati rasa, pesona seorang Siren tidak bisa ditolak siapapun termasuk manusia sekalipun "Astaga! Pesonanya kuat sekali aku mau mimisan sekarang." Batin Laura Tapi ada yang aneh! Kenapa sedari tadi pria itu terus mencelupkan tubuhnya di dalam air, apa tidak kedinginan mengingat hari sudah menjelang malam dan suasana sedikit dingin "Aku sudah mengatakan kamu adalah istriku. Bukankah kamu seharusnya berterima kasih padaku karena aku sudah menolongmu." Sahut pria itu dengan ekornya masih berada di dalam air Laura merasa jengkel rasanya mendapati penuturan pria itu seakan menyindir dirinya, Laura mencoba untuk tenang "Kamu siapa." Jawab Laura kembali bertanya "Aku__ Pria tampan bersurai perak itu mengangkat tubuhnya dan memperlihatkan ekor birunya yang berkilau indah, seindah malam penuh bintang, manik hazel nya terlihat bercahaya berwarna biru terang menunjukkan dia adalah seorang Siren dari kerajaan Ocenna Betapa terkejutnya Laura mendapati pria itu tidak memiliki kaki melainkan ekor panjang yang berkilau indah, namun seindah apapun itu dia adalah monster pemakan manusia "Gila!!! Jangan bilang kamu salah satu dari mereka." Laura mundur selangkah menjauhi pria ber iris biru itu "Jangan sampai aku terjebak oleh pesona seorang monster." Batin Laura menjerit "Iya aku salah satu dari mereka tapi bukan bagian dari mereka." Sahut pria itu tanpa ragu sembari memberikan senyuman mematikan untuk Laura Laura mendadak gemetar mendengarnya, dia tidak ada terbuai oleh ketampanan seseorang hanya agar bisa dimakan, dia tidak mau mati disini "Aku harus pergi." Lirih Laura dengan suara gemetar Menyadari jika Laura takut ia mendekat "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu." Ucap pria itu "Kemarilah Laura." Pria itu mengulurkan tangannya agar bisa disambut oleh Laura Seakan seperti tersihir Laura berjalan perlahan mendekati pria bersurai perak itu, kakinya terasa seperti tersihir begitu matanya memandang manik hazel berwarna biru itu untuk berjalan mendekat "Tidak!! Aku tidak mau di mangsa seperti teman temanku." Bantah Laura, ia kembali mundur secara perlahan dan lari menjauhi pria aneh itu Aldric hanya terkekeh mendapati gadis manusia itu lari ketakutan melihat dirinya "Mau lari kemana pun aku selalu tau karena kamu telah menyetujuinya." Ucap Aldric memandang jauh punggung Laura yang telah menjauh Aldric menyeringai memperlihatkan aura biru berlambang sisik naga laut di belakangnya "Tampaknya aku tidak punya pilihan untuk menarikmu kembali kesini." Sementara Laura menelusuri lorong gua yang terlihat begitu panjang di depannya, entah firasat nya atau memang guanya yang menjauh Laura merasa seperti dijauhkan hingga tidak bisa menemukan ujung gua tersebut Walaupun terdapat celah matahari Laura sama sekali tidak menemukan jalan keluar "Kenapa gua ini panjang sekali." Gerutu Laura kesal Laura berhenti sejenak untuk menetralkan nafasnya yang mulai tersengal, terlalu terburu buru membuat dia merasa sangat haus "Aku haus." Laura memegangi tenggorokannya yang mulai terasa kering Laura merasakan pusing yang sangat hebat ketika melihat ujung lorong gua yang terlihat sedikit bercahaya, dan akhirnya Laura pingsan karena tidak kuat lagi berjalan ditambah haus yang melanda tenggorokannya Tersadar ia sudah kembali bangun di tempat yang sama, secara samar ia mendengar suara nyanyian cukup merdu di pendengarannya, menariknya untuk mendengar lebih dalam dan nyaman Namun itu hanya sesaat setelah Laura tau siapa yang bernyanyi di depan telinganya "Kamu lagi_! Kok bisa sih." Aldric mendongak menatap datar Laura "Jika tidak ingin dimakan duduklah." Titah Aldric sambil melayangkan tatapan tajam "Heh! Kamu hanya ikan yang tidak bisa berdiri, bagaimana mungkin aku akan menurutimu." Kata Laura meremehkan, ia berpikir mana mungkin ikan bisa menangkapnya sementara pria ikan itu tetap berada di dalam air tanpa bergerak sejengkal dari air "Oh begitu ya. Tampaknya aku harus membuktikan diriku." Aldric menyeringai menundukkan wajahnya tanpa ekspresi Ekornya yang berkilau indah tiba tiba menghempaskan air dangkal di depannya dan seketika angin seribut angin tornado melanda gua tersebut dan menghancurkan apapun yang dihempaskannya Laura yang ketakutan segera menutupi wajahnya, tubuhnya gemetar melihat pemandangan yang seharusnya tak ia lihat, ia merasakan kesulitan bernafas akibat tekanan dalam gua berubah delapan puluh derajat Menyesal!!! Ya dia sangat menyesal! Telah memprovokasi dan meremehkan seorang makhluk ikan itu yang dia pikir lemah "Sekarang kamu tau kan aku tidak selemah itu." Balas Aldric tersenyum lembut pada Laura yang masih gemetar ketakutan Bersambung...

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD