“ Ramen di sini enak ya,” ucap Yasna setelah menghabiskan makanan miliknya. Seperti yang Razan bilang, siang ini mereka memang makan siang bersama. Setelah pria itu berhasil menyelesaikan pekerjaannya. “ Iya, jadi inget waktu pertama ketemu kamu,” ucap Razan yang tersenyum tipis, mengingat momen pertemuan dengan Yasna beberapa waktu lalu. Berkat dokter Farhan, akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan wanita yang selama ini dicarinya. “ Ih, mas!” Wajah Yasna memerah seketika. Ia tahu saat itu dirinya pun merasa begitu malu dan kikuk. Baru pertama kali baginya dipertemukan dengan seorang pria, apalagi pria itu langsung berniat untuk menikahinya. Padahal seumur hidupnya, sebelum bertemu Razan... pemikiran soal menikah sama sekali belum melintas dalam pikirannya. Yang ia ingin hanya bekerja dan

