XXIV

2022 Words

Davina terbangun dengan keringat membasahi seluruh tubuhnya. Napasnya bahkan terengah-engah. Mengusap wajahnya, Davina menyadari kondisi kamarnya gelap. Dengan tenaga yang masih belum sepenuhnya pulih, dia meraih ponselnya dari atas nakas untuk meraih ponsel dan mengecek jam. Dia mengerang pelan begitu mengetahui bahwa pada layar ponselnya tampil pukul tiga lebih dua puluh menit pagi. Dengan mata yang masih mengantuk, Davina kembali merebahkan tubuhnya, berharap dia bisa kembali terlelap. Namun setelah hampir sepuluh menit, otaknya justru bekerja dan matanya sulit untuk dia tutup lagi.  Tidak ingin Lana terbangun dan khawatir karena tidak biasanya Davina terjaga menjelang subuh begini, Davina memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Sekalipun bisa dibilang jarang terbangun begitu di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD