# Ardina menatap Bisma dengan mata berkaca-kaca. "Tidak bisakah kita bicara di ruanganmu saja?" tanya Ardina dengan suara memohon. Sayangnya Bisma memilih untuk mengabaikan Ardina dan terus menyetir. "Aku marah karena masa aku tidak bisa menemuimu? Mereka semua tahu kalau aku tunanganmu tapi mereka bahkan tidak mengijinkanku untuk naik!" keluh Ardina tidak terima. Bisma dengan kesal terpaksa menepi ke pinggir jalan. "Apa ini sifat aslimu? Ke mana Ardina yang kukenal dan selalu bersikap seperti adik perempuan yang manis ..." "Aku bukan adikmu Bisma. Aku tunanganmu dan kita akan menikah sebentar lagi!" Protes Ardina. Dia sama sekali tidak suka disebut sebagai adik oleh Bisma. Bahkan dia membencinya. Dia sudah tidak tahan lagi harus terus menahan semua perasaannya sendiri. Dia ingin B

