Langit sudah berada di kamarnya dengan sambungan telepon yang masih terhubung pada Bintang. Ia pun merebahkan tubuhnya di ranjang sembari mencari posisi yang nyaman. “Sayang.” Suara sapaan yang langit tujukan untuk Bintang di seberang sana. “Hemmm?” hanya gumaman yang Bintang berikan membuat Langit menekuk wajahnya. “Masih marah?” tanya Langit. “Iya,” jawab Bintang dengan singkat, padat dan jelas. “Kok gitu? Emangnya aku salah apa sama kamu? Kan itu bukan salah aku. aku juga gak tahu apa-apa loh.” Langit berusaha membela diri. Bukan dirinya yang salah, tapi kenapa Langit juga yang mendapat imbasnya. “Hemmm ... iya,” Langit terlihat sedikit geram. “Hei, kenapa sih kamu?” “Gak papa,” ujar Bintang lemas. “Ngantuk?” tebak Langit. Bintang meringis. “He

