New Spirit

1030 Words
Pagi ini, dikala sarapan pagi selesai berlangsung. Bella meminta sesuatu kepada kedua orangtuanya. Dan berharap apa yang ia minta kali ini akan mereka setujui. "Ma, Pa. Bella mau membicarakan suatu hal yang cukup serius," ucap Bella dengan hati-hati. "Iya, Nak, ada apa?" tanya Mama. "Jika, Mama dan Papa, gak keberatan. Bella, mohon sekali sama, Mama dan Papa, for stop menjodohkan Bella atau menerima perjodohan dari siapa pun itu, Ma, Pa. Karena jujur Bella sudah lelah dihina. Dan Bella juga sudah mulai menyerah mengenai siapa orangnya yang nantinya akan menjadi jodoh, Bella. "Dan seseorang yang bisa menerima, Bella, apa adanya. Bisa menerima kekurangan juga keterbatasan yang, Bella, punya. Tanpa, Bella, harus takut untuk dihina atau pun kembali terhina. Karena saat ini, tanpa adanya sosok lelaki yang mencintai, Bella, sebagai istrinya pun, Bella, gak pernah merasa malu atau bersedih Ma, Pa. Karena, Bella, punya, Mama dan Papa, disini," ungkap Bella dengan kedua bola mata yang mulai berkaca-kaca. Mama mulai menggenggam jemari kanan Bella dan Papa mulai menggenggam jemari kiri Bella. "Iya sayang kami janji. Kami minta Maaf ya, Nak. Karena kami, kamu jadi sempat kehilangan rasa percaya diri kamu sayang," ucap Mama penuh penyesalan. "Iya, Nak, Papa juga janji jika Papa gak akan lagi bersedia menerima penawaran dari mereka dalam bentuk apa pun itu. Karena Papa hanya ingin melihat kebahagiaan diwajah putri kesayangannya Mama dan Papa ini," imbuh Papa dengan yakinnya. Bella pun kembali memeluk keduanya dengan hangat karena rasa bahagianya memiliki keduanya yang begitu mengerti akan perasaan dan hatinya saat ini. "Thanks ya, Ma, Pa. Ones again thank you so much," ucap Bella hingga airmatanya kembali mengalir membasahi pipinya. "Your wellcome honey." Jawab Mama dan Papanya bersamaan. *** Sejak pertama kali menu red velvet cake ditambahkan ditoko kue Bella, membuat tokonya semakin ramai pengunjung hingga pendapatannya pun menaik pesat. Karenanya membuat Bella lebih semangat lagi untuk menjalani harinya di toko dan semakin membuang jauh-jauh mengenai angan semunya untuk mendapatkan seorang pendamping hidup yang dapat mencintainya dengan tulus juga menerima setiap kekurangan dan keterbatasan yang ia punya. Dan kini wajahnya berseri indah saat mulai memasuki tokonya. Terlebih dikala ada, Irene. Yakni seorang karyawan sekaligus sahabatnya sejak jaman SMA yang selalu saja berada didekatnya, menjadi pelindung baginya dikala ada orang yang hendak melukai hatinya, dan tak pernah telat memberikannya semangat juga candaan lucunya yang dipenuhi dengan gelak tawa. Hingga Bella lupa dengan setiap beban yang ada. "Assalamu'alaikum, Irenenya, Bella.." sapa Bella dengan senyuman manisnya. "Wa'alaikumusaalam. Haaai, my Bella.. akhirnyaa sekarang udah bisa jadi boss yang cheer up lagi," jawab irene seraya merangkul bahu Bella. "Hehehe. Harus dong. Oh iya, Ren, untuk pesanan, RV cake, yang kemarin gak ada yang miss lagi kan?" "Enggak kok, Bu Boss. Tenang aja. Karena semua RV cake yang lo buat itu sesuai dan mereka ada beberapa yang pesan lagi hari ini. Keren gak tuh?" "Alhamdulillaaaah, keren bangeeet. Yaudah lo anterin listnya ke pantry biar segera gue buat ya," "Siiiaaap, Bell. Semangat lo yang begini nih yang bikin gue malu kalau kepengin ele-elean hahaha," "Hehehe, sa ae lo, Ren," Hari ini ada duapuluh box pesanan red velvet cake yang harus Bella selesaikan. Dan juga ia harus menyiapkan stok sepuluh loyang red velvet cake untuk persediaan di toko. Agar jika nanti ada pelanggan yang ingin membelinya ia tak lagi kehabisan persediaan disana. Bella begitu cekatan juga bersemangat mengerjakan semua itu dibantu oleh irene. Tak pernah ia mengeluh kelelahan juga terbenani dengan semua hal yang harus ia lakukan setiap harinya. Bahkan ia selalu merasakan sebuah kepuasan tersendiri dikala ia berhasil untuk menyelesaikannya. "Bell, lo udah keringetan banget tuh. Mending lo istirahan aja dulu ya. Ini biar gue yang lanjutin. Okkay?" pinta Irene. "Eum, gak kok gak apa-apa. Lagian ini juga nanggung kali, Ren. Gak afdhal juga kalau bukan gue yang nyelesain," jawab Bella seraya masih sibuk mengoleskan krim stroberi disetiap lapisnya. "Yaudah deh okkay. Gue kedepan dulu ya mau cek keadaan sama sekalian cari yang seger," ijin Irene yang mulai merasa haus. "Okkay silakan," jawab Bella yang masih terfokus pada kuenya. Membuat Irene menggeleng kagum dengan ketelatenan juga ketekunan Bella. 'Bella, Bella. Padahal lo itu anak tunggalnya konglomerat lho. Tapi semangat lo emang benar-benar luar biasa ya. Mungkin kalau gue jadi lo, gue milih ongkang-ongkakng kaki dirumah sambil nikmatin hidup. Salut deh gue sama lo Bell,' gumam Irene saat ia berlalu meninggalkan Bella. Tak lama kemudian, Irene kembali dengan dua gelas milkshake iced berperisa coklat favorite Bella. Tuk penghilang dahaga juga mampu mengembalikan mood Bella yang sedang buruk. "One chocholate milkshake iced for princess Bella ready for diminum niiih," seru irene seraya memberikannya kepada Bella yang baru saja selesai mengerjakan semua cakenya. "Ooooww thank you so much Ireneque.. tau aja lo gue lagi dehidrasi," ucap Bella seraya menerimanya dengan senyuman manisnya. "Hahaha, ya tau lah. Dari tadi lo didepan oven terooos.." jawab Irene seraya mengkerucutkan bibirnya hang membuat Bella terkekeh geli. "Hahaha, yaudah yok ah kita mojok disana aja," ajak Bella seraya menggandeng tangan Irene. *** Setelah jam makan siang, Mama menerima sebuah telpon yang berasal nomor yang tak ia kenal. Saat Mama mencoba untuk menjawabnya ternyata telpon itu berasal dari kerabat dekatnya semasa SMA. Hal itu membuat Mama senang bukan main sebab memang sudah cukup lama Mama berusaha untuk mencari-cari dimana keberadaan sahabatnya itu. "Serius ini kamu, Erna?" tanya Mama dengan bahagianya. "Iya serius ini aku, Erna. Ini benar nomornya, Salsa, kan?" tanya Bu Erna dengan bersemangat. "Iya benar kok. Masyaallah Alhamdulillah sekali ya, Er, akhirnya kita bisa dipertemukan lagi.." ungkap Mama dengan penuh kebahagiaan. "Iya ya, Sal, Alhamdulillah.." jawab Bu Erna. Mereka berbincang cukup lama untuk saling bertanya kabar, melepas rindu juga bertukar cerita mengenai teman-teman mereka yang lain selama bertahun-tahun lamanya mereka tak saling jumpa. Sebab memang sudah pasti banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri mereka. Bu Erna pun mulai menceritakan mengenai putra tunggalnya. Begitu pun Mama yang mulai menceritakan tentang Bella kepadanya. Hingga Bu Erna yang mengatakan bahwa putranya yang hingga kini masih saja single diusianya yang sudah cukup matang. "Kok kita sama ya, Er. Putriku juga sampai sekarang belum dipertemukan sama jodohnya," ucap Mama yang terdengar lesu. "Oh ya, Sal? Kok kita bisa sama begini ya?" Bu Erna bertanya balik dan terdengar begitu senang. *** To be continue

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD