22. DHIKA! - Sabar, Boy!

2833 Words

“Kalau begitu, nanti kamu yang nangis, Dhik.” potong Bu Santi sambil cekikikan. Membuat Dhika dan Nas menoleh dengan serempak. Semburat merah terbit di pipi kedua anak manusia itu, bahkan Dhika mulai menggosok lehernya yang tidak gatal. Sebuah gerakan spontan yang selalu Dhika lakukan ketika merasa malu. Dhika tidak menolak apa yang Bu Santi katakan, dan tidak juga mengiyakan. Ia hanya tersenyum kikuk sambil menatap Nas yang menunduk. Sejak saat itu Dhika tidak ikut campur lagi dalam pembahasan para wanita yang sudah beralih dari urusan super penting di perusahaan mereka yang hampir bangkrut lalu meloncat pada godaan yang kerap ditujukan pada dirinya dan Nas, lalu obrolan kembali beralih pada urusan belanjaan, urusan rumah, bumbu dapur, pembuangan sampah sampai tentang si artis A yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD