Ruang kantor pemimpin Atmajaya F&B itu gelap gulita, hanya seberkas cahaya kecil dari gorden terbuka yang memberikan sedikit warna. Di dalamnya terlihat sebuah siluet indah seorang pria yang sedang terpekur dalam hening yang memekakkan telinga. Pria itu duduk dengan kepala tertunduk. Matanya terpejam sambil menopangkan siku di atas lutut. Kedua tangannya saling menggenggam, meremas dalam cemas yang tak tertahankan itu. Pikirannya melanglang buana tak henti-henti sejak sore tadi. Hatinya dibuat kacau tak terperi hingga rasanya ingin berhenti memperjuangkan semua ini. Asanya seolah dirobek, dihancurkan dan dicabut paksa dari pusat jiwanya. Wanita itu… Ya, Wanita yang sangat putus asa itu lebih memilih untuk bersama lelaki lain, seburuk apa pun lelaki itu, sebrengsekk apa pun lelaki