Perempuan itu mencoba menggeser pintu kaca berulang kali. Namun ia tampak kepayahan. Gerak tangannya was-was dan tubuhnya kaku. Usianya pasti mendekati angka enam puluh. Tebak gadis itu. Ia pun jatuh kasihan dan memutuskan untuk membantu si psikiater yang kini berubah menjadi tukang panjat. "Tekan dan angkat sedikit. Pintunya memang agak macet," kata si gadis yang telah berada di bawah tangga berlapis beludru itu dan menempel dengan kayu rak buku nomor dua. Tangannya mencengkram pegangan tangga. Perempuan itu menoleh ke bawah, takut-takut. Ia bilang pada si gadis bahwa ia menyerah membukanya. "Kau turun saja," kata si gadis. "Biar aku yang naik." Namun perempuan itu tidak bergerak sama sekali. Ia juga tidak menyahut ucapan si gadis. Alamanda mulai mengkhawatirkan keadaan psikiaternya i

