“Sudah deh, Bu! Ibu itu jangan lemah seperti itu! Kita itu harus kuat! Kalau masalah karma, itu urusan Tuhan bukan urusan orang! Makanya jangan cuma Syfa yang Ibu suruh move on, Ibu juga, dong! Ibu masih cantik, masih muda, Syfa yakin … Ibu pasti bisa dapetin yang lebih baik dari pada Bapak. Mari kita move on bareng-bareng, Bu! Kita pasti bisa!” Aku bersimpuh dan memeluk Ibu. Rasanya selalu tenang ketika berada di dekat perempuan yang kucintai itu. “Kamu ini ada-ada saja. Ibu sudah tua. Ibu sudah tak memikirkan masalah laki-laki. Sudah malam, kamu tidur sana! Makin ngelantur jadinya!” Ibu menepuk-nepuk punggungku sambil terkekeh. “Iyalah, ngantuk, Bu! Syfa tidur dulu. Pokoknya Ibu jangan melow-melow lagi. Ingat Bu, anakmu ini bukan tipe seperti lagu dangdut zaman dulu!” Aku bangun sambi

