KENAN ADA DI KAMAR DELIAN

1050 Words
Delian berjalan ke arah lift dengan langkah cepat. "Jangan sampai aku terlambat. Aku bisa kena omel bos galak kalau aku terlambat menghadapnya," gumam Delian. *** Sementara itu Kenan baru masuk ke ballroom hotel dan Max langsung menghampiri Kenan. Kini Max sudah berdiri di dekat Kenan, kedua petinggi El Zein Hotel itu tengah menatap Ballroom hotel yang sudah rapi dengan susunan meja dan kursi untuk acara pertemuan pengusaha besok. “Sejauh ini bagaimana persiapannya Max?" tanya Kenan.. “Tinggal briefing saja tuan kalau untuk malam ini, kalau untuk penataan ruang ballroom sudah selesai, karena pihak panitia dari sana meminta konsepnya formal," terang Max. Kenan pun mengangguk. “Briefing sekarang!” perintah Kenan. “Baik tuan,” jawab Max. Sementar itu di waktu yang sama di tempat lain. Delian yang baru sampai di lantai satu hotel menerima panggilan dari ibunya, Alana. Karena takut itu adalah panggilan penting Delian pun mengangkat panggilan itu, dia lupa kalau dia harus segera sampai di ballroom. *** Ballroom hotel, Semua orang yang menjadi panitia dalam acara besok sudah ada di sana, kecuali Delian. Kenan yang menyadari itu pun bertanya pada Max. "Mana resepsionis itu Max? Apa kamu tak memberi tahu kalau sekarang kita akan briefing?” tanya Kenan dengan dingin. "Sepertinya Delian sedang menuju kesini tuan, sebentar lagi dia akan sampai,” ucap Max. Delian, cepatlah kemari. Kenapa dia lama sekali, batin Max. Aish! baru kali ini aku harus menunggu, batin Kenan. Kenan adalah orang yang tak suka menunggu, Bahkan kalau ada acara dengan Fransisca pun, Fransisca lah yang selalu menunggu Kenan. Dan kali ini ia harus menunggu Delian. Lima menit setelah Kenan menunggu. "Aku tak akan ikut Briefing!” seru Kenan, di waktu yang bersamaan Delian masuk ke dalam ballroom dan berlari ke arah perkumpulan panitia yang sudah duduk di hadapan Kenan dan Max. "Maaf tuan, saya terlambat,” ucap Delian sambil menundukan kepalanya. Kenan tersenyum kecut. "Apa kamu tahu? saya sudah menunggu lima menit hanya untuk menunggu pegawai seperti kamu!” seru Kenan. Delian tetap menunduk. "Ini adalah acara terakhir yang akan kamu ikuti, saya tak akan lagi percaya padamu!" “Duduk!” seru Kenan keras. Delian mengangguk, lalu ia duduk. Berani-beraninya kamu membuat saya menunggu, batin Kenan sambil menatap tajam ke arah Delian. Sementara itu para pegawai hotel lain yang menjadi panitia acara besok tampak tegang saat melihat Delian mendapatkan teguran dari Kenan Setelah itu Briefing pun dimulai, Kenan langsung memimpin Briefing itu. Kenan sangat serius dalam berbicara, Delian memperhatikan setiap ucapan yang Kenan katakan dan ia mencatatnya, meski ia merasa malu karena telah dimarahi oleh Kenan di hadapan pegawai lain, tapi Delian bisa konsentrasi karena ia tak mau mendapatkan nilai yang buruk dari Max apa lagi dari Kenan. Satu jam kemudian. Briefing selesai dan Kenan langsung pergi dari Ballroom hotel. Delian akhirnya bisa menghembuskan nafas panjang. Ah rasanya aku lega sekali setelah bos galak itu pergi, batin Delian. Sekarang giliran Max yang bicara. “Sekarang kalian sudah tahu kan tugas kalian masing-masing dan apa yang harus kalian lakukan?” tanya Max. "Iya tuan,” jawab semuanya serempak termasuk Delian. Delian bertugas di meja depan, menyambut para pengusaha untuk masuk ke dalam ballroom hotel. Delian tahu apa saja job desk nya. "Bagus!” "Saya harap kalian bekerja dengan maksimal ya, kalau kalian cacat saja sedikit mengerjakan tugas kalian, jangan salahkan saya jika tuan Kenan memanggil kalian ke ruangannya, sanksi dari mulai teguran sampai pemecatan bisa kalian dapat." Semuanya terlihat serius mendengarkan Max. "Kalian yang sudah lama bekerja di hotel ini pasti tahu kalau tuan Kenan adalah orang yang perfectionist, dia ingin semuanya sempurna, berjalan sesuai rencana. Apalagi ini menyangkut nama El Zein hotel." “Kalian seharusnya tak usah takut dengan ini, karena kalian adalah orang-orang terpilih, pegawai yang punya nilai lebih dari pegawai yang lain, makanya kalian dipercaya menjadi bagian dari acara besar ini. Dan jika kalian bisa mengerjakan tugas dengan baik, maka bonus akan kalian terima," ujar Max. Kalimat terakhir yang diucapkan Max berhasil membuat semua orang tersenyum senang. “Saya sangat berharap sekali, kalian fokus fokus fokus!" "Simpan ponsel kalian, jangan kalian bawa ke acara besok,” ujar Max. "Baik tuan,” jawab semuanya serempak.. "Oke, saya rasa cukup dari saya,” ucap Max/ "Apa da yang kalian tanyakan untuk acara besok?” tanya Max. Tak berselang lama seseorang mengacungkan tangannya. "Ya, silahkan.Apa pertanyaannya?” tanya Max. "Untuk pakaian yang akan kami kenakan besok apa bebas?" tanyanya. "Oh tidak.” "Kalian akan diberikan pakaian seragam, itu untuk menjadi ciri kalau kalian adalah panitia acaranya,” ujar Max. "Setelah kalian kembali ke kamar kalian, tak akan lama setelah itu akan ada orang yang mengantar pakaian kalian masing-masing. Semuanya pun mengangguk. Selain kalian yang menjadi panitia, akan ada beberapa pengusaha yang akan menjadi panitia seperti kalian juga, tapi mereka panitia inti yang akan masuk ke dalam acara. Sementara kalian yang akan membantu mereka menyiapkan segala sesuatu yang mereka butuhkan,” ujar Max. "Paham?” tanya Max. "Siap paham!” seru semuanya termasuk Delian. *** Semua pegawai yang telah mengikuti Briefing malam itu, semuanya keluar dari ballroom hotel itu Dari semua pegawainya tak ada yang Delian kenal. Delian yang bekerja di meja Resepsionis memang hanya punya sedikit waktu untuk berinteraksi dengan pegawai yang lainnya. Selain itu Delian baru bekerja beberapa bulan di El Zein hotel. Karena sudah sangat merasa lelah. Delian pun langsung berjalan ke arah lift. Ah rasanya aku ingin segera masuk ke kamarku, batin Delian. *** Delia keluar dari lift dan ia berjalan dengan semangat ke arah kamar VIP yang akan ia tempati. Delian sudah membayangkan bagaimana nyamannya dia tidur di kamar itu Sesampainya di depan pintu kamarnya. Delian merogoh sakunya, tapi ia tak menemukan kunci kamarnya di dalam sakunya hanya ada ponsel saja. "Ya ampun! apa jangan-jangan…” Delian memutus kalimatnya hingga ia memberanikan diri membuka pintu kamar VIP itu dan saat ia memutar knop pintu dan ia mendorongnya, pintunya tak terkunci. “Ya ampun, kenapa sampai lupa begini sih,” gumam Delian. Delian masuk ke dalam kamarnya dan ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. tanpa Delian sadari ada pakaian lelaki yang ada di kursi tak jauh dari tempat tidur. “Bosku galak sekali,” ucap Delian keras. Sedetik kemudian pintu kamar mandi terbuka.. "Sedang apa kamu di sini?!” Teriak seseorang pada Delian. Delian langsung mendudukan tubuhnya dan ia terkesima, melihat Kenan keluar dari kamar mandi kamarnya. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD