Bab 92

1015 Words
"Tuan, mereka sudah datang dan sedang menunggu anda." Mike berkata di depan Hardin. "Hm... mereka siapa? Bukannya hanya aku saja yang datang, entah apa yang dirasakan saat ini tidak seperti yang berlalu tanpa ada masalah." "Soal itu Uko bersama dengan Monalisa yang saat itu mereka bersama untuk menghampiri anda jadi Mungkin perasaan itu tidak akan seperti apa yang mereka katakan." Jelas Mike kepada Hardin. Hardin terdiam sejenak dan saat itu, dia hanya berpikir untuk tidak tidak mau banyak berpikir untuk menenangkan diri masing-masing. Tanpa ada banyak berharap menjadi seorang pernah ada di masa lalu itu tidak akan pernah puas untuk mengetahui beberapa masalah itu. "Mike, coba kau pikirkan lagi bagaimana masalah itu banyak berharap tanpa ada perjalanan panjang. Katakan mereka untuk menungguku sampai besok pagi, mungkin pertemuan itu lebih baik mereka istirahat dulu Tolong bawa mereka ke kamar Yang VIP. " "Hm... baiklah Tuan, beberapa massa dijelaskan tanpa berpikir untuk diangkat dengan mudah, saat ini banyak sekali kekuatan hidup itu bisa dijadikan titik terang, kalau memang itu seakan aku kan agar permasalahan agar lebih baik lagi jangan sampai membuat permasalahan itu menjadi tenang dan diri ini menjadi titik-titik dalam di dalam kehidupan diri semakin mendalam." "Laksanakan saja, aku harus pulang terlebih dulu jangan sampai hanya membuat masalah Nanti kalau aku harus bertemu dengan mereka kau tahu sendiri kan? Aku tidak ingin bermasalah dan dalam ini harapan hidup itu membuat nitip semakin mendalam." "Hm... kalau begitu saya akan bertemu dengan mereka terlebih dahulu, dan membawa mereka ke kamar yang anda sebut tadi." Hardin anggukkan kepalanya seakan mengerti dengan apa yang sudah terjadi, di dalam diri ini tidak seakan tidak bisa lagi apa perasaan ini semakin mendalam tidak akan tidak ada lagi yang bisa dianggap dengan mudah, dan perjalanan hidup itu tidak sejalan dengan apa yang ini tingkat dengan mudah. "Hm... Kenapa perasaan aku seperti tidak ada gunanya lagi seperti apapun yang dilalui tanpa menjadi sebuah kehidupan yang mendalam hari ini tidak akan berjalan dengan baik, bertemu dengan Monalisa lagi padahal aku sudah Berusaha menjauh dan tidak melakukan apapun jika itu terjadi tidak akan sejalan dengan baik." Dddrrrtt... Hardin melihat ponselnya memandang nama Jeni yang tiba-tiba saja meneleponnya. Hallo... ada apa? Tanya Hardin dengan nada yang datar. Jam berapa kau akan pulang? Aku hanya sendirian di rumah, Aku tidak mau ya kau membohongiku yang meninggal karena aku selalu bersama asisten. Tanya Jeni yang dengan nada marah. Iya, tunggu saja di rumah  Aku tidak mau lagi ada masalah setelah aku pulang ke rumah! Aku ingin beristirahat sudah capek juga harus berdebat denganmu. Jelas Hardin di balik telepon itu. Hmm... sudahlah, segera pulang. Hardin menghela nafas dan langsung mematikan telepon itu dan juga masalah terjadi tidak akan masih di pikirannya, dalam diri ini telah berulang kali berjalan juga sampai membuat perubahan di dalamnya. Di setiap masalah ini akan masih memikirkan tanpa menjadi perubahan itu akan melakukan titik terang itu. Dalam semuanya Monalisa yang sudah terdiam akan menjadi juga. Di dalam perjalanan ini akan bertahan tanpa menjadi permasalahan diri begitu rasa yang gak bisa dikatakan lagi dia bergetar seakan tidak tahu harus mengatakan apa lagi sejujurnya itulah harapan yang dianggap, Ditunggu yang semakin mendekat itulah akan berjalan dengan baik. "Kenapa wajahmu begitu?" Tanya Uko dengan tatapan tulus. "Hm... aku gugup Uko, aku merasa tidak seperti ada jalan lagi mungkin malam ini kita hanya bertanya dan menunggu sampai besok mungkin aku merasa tenang." Mike melihat dari atas Balkon dan ingin menghampiri mereka. "Selamat malam, mungkin malam ini pertemuan dengan Tuan Hardin besok karena beliau ada yang akan di kerjakan di rumah." Ucap Mike. "Oo begitu baiklah Tuan, mungkin kita akan menunggu sampai esok." "Tentunya sekarang kalian telah di fasilitasi untuk beristirahat di hotel ini akan menjadi masalah di sini." "Jangan repot Tuan, aku dan Uko bisa akan menumpang tidur di tempat penginapan terdekat." "Jangan Nona Monalisa, ini perintah Tuan Hardin kalau ini harus di turutin." Uko langsung berbicara dan juga tanpa memikirkan kejadian ini masih di dalam diri ini akan kekuatan, "Siap Tuan Mike, kita akan menginap di sini dan mengikuti perintah dari Tuan Hardin contoh beberapa masalah yang harus yang akan terjadi di dalamnya jangan begitu tenang setelah ini harapan kalau besok harus bertemu dengan cepat." Monalisa memandang wajah Uko yang tiba-tiba mengatakan hal itu. "Baiklah, mari saya antarkan." Mereka bertiga sampai ke ruangan VIP, membuat Monalisa dan Uko terkejut memandang kamar tersebut. "Tuan Mike ini kamar VIP, kenapa di sini?" Tanya Monalisa. "Iya Tuan, kita bisa berdua tidur di kamar biasa saja jangan fasilitasnya kita berdua seperti itu Tuan." Balik lagi Mike langsung saja tertawa kecil dengan tingkah mereka berdua. "Kenapa kalian berdua ini? Ikuti saja apa kata Tuan Hardin jangan merasa tidak ada gunanya Jika dia memberikan fasilitas ini karena saat itulah perubahan itu tidak akan berjalan dengan baik dan begitu yang diharapkan tanpa ada berpikir untuk pelaku." Telah berulang kali mengatakan itu dan menjadi sebuah titik terang itu dan menjadi masalah adalah sebuah titik terang akan menjadi masalah beberapa waktu. Dalam keadaan ini semuanya akan baik saja jika mereka melakukan apapun, akan bertahan dan menjadi seperti terang. "Hehehe... iya Tuan, bingung saja kena bisa menerima kamar yang lebih mewah ini begitu menjadi sebuah cerita tersebut beberapa masalah, Sekali lagi saya terima kasih yang telah memberikan kamar ini." Ucap Uko. "Hm... Tuan Mike Terima Kasih, dan saat ini masih saja untuk dijelaskan Bagaimana beberapa pendapat yang harus dijelaskan begitulah yang diberikan saya merasa terhormat kalian saat ini." "Kalau begitu kalian berdua silakan memilih kamar ini, dan sampai bertemu besok." Mike langsung pergi meninggalkan mereka berdua untuk memilih kamar yang mereka sukai saat ini semuanya akan berjalan dengan baik tanpa berpikir akan bagaimana untuk menjadikan sebuah titik terang itu, tanpa berpikir panjang akan menjadi sebuah titik terang dan harapan hidup jalan juga. "Sekarang tugas aku sudah selesai dan semoga besok akan berjalan dengan baik dan begitu dipikirkan tanpa ada menjahit masalah akan berharap tanpa akan memperpanjang masalah ini kalau harapan hidup tidak bisa berjalan dengan kita, dalam diri ini semakin ada kekuatan itu bisa dikatakan." Monalisa hanya berdiri di depan kamar dan juga di sini akan membuat masalah saja. Dalam hatinya sangat gugup menghadapi atau pun kembali lagi juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD