Bab 40 Menghilang Saja

1096 Words
Tanpa Monalisa sadari kalau Jeni semakin meresahkan, entah apa yang dia pikirkan saat itu keluh pJeni hanya ini menyakiti udah buat sebuah permasalahan yang terjadi di antara mereka, di sisi lain Monalisa hanya bisa tersenyum dan tidak mau menampakan ataupun menunjukkan kepada pJeni bahwa dirinya tidak pernah sama sekali menyukai Hardin. Di saat itu Monalisa sudah membuat sandiwara yang begitu sangat hebat. Padahal dia merasa dirinya semakin tidak menentu saja di sisi lain di kehidupan mereka berdua hanya sebagai sandiwara semata saja. Dan akhirnya semua orang percaya atas hubungan mereka berdua yang dijalani secara perlahan dan tidak pernah orang lain ganggu. "Eh... iya, aku dan raih menjalani hubungan, jadi jangan khawatir aku dan dia juga sudah mempunyai status yang sangat baik dan tidak pernah ada yang bisa melakukan permasalahan yang ada, Sudah lah Ayo kita menyusul Mereka lagi pulang hari ini sudah malam tidak mungkin kan aku sudah lama-lama di luar bersama Jeni. " Jelas Monalisa kepada Jeni. "Oke baiklah, kita menemui mereka berdua. Sesampai nya mereka di dalam rumah,yang melihat kehadiran kedua wanita tersebut akan menjadi sebuah kenyataan yang ada. "Wah... seperti nya kalian berbincang dengan serunya sampai lupa kalau kita berdua ada di sisi lain juga aku berharap Jangan sampai kalian melupakan kita sebagai kekasih." Jelas Jenin kepada Monalisa dan Jeni. Jeni langsung menghampiri Jenin dan menggandeng kedua tangan tangan kanannya. "Iya dong sayang, namanya juga teman harus begitu kan kalian berdua lihat deh aku lihat akur-akur saja ya sudah hari sudah malam jam aku juga akan pulang dan Jenin akan mengantar aku." Ucap Jeni kepada Jeni. "Oo iya, Aku juga mau mengantar Monalisa untuk pulang tidak enak membawa dia malam malam saat ini aku juga berharap Monalisa bisa beristirahat nanti di rumah tinggal cepat menganggap tidak ada permasalahan diantara kita, Semoga kita bisa berteman dengan baik dan jangan pernah ada permasalahan ya, kalau gitu kita pamit pulang Sampai ketemu besok." Jelas Monalisa Hardin yang langsung buru-buru membawa Monalisa untuk pulang. Sampai detik ini tidak ada yang bisa di lakukan lagi, Monalisa termenung di dalam mobil membuat Hardin semakin tidak tenang. "Ada Apa?" Tanya Hardin. "Hmm... apa ? aku tidak apa-apa." "Aku sangat melihat jelas, gay Apa yang dia lakukan tadi kepadamu? aku tahu kok perasaan tidak tenang tadi makanya aku membawa kau pulang jangan buru-buru agar tidak ada permasalahan yang bisa dia lakukan lagi untuk membuat kau kacau, di sini aku hanya berharap kau bisa tenang menjalani hari-hari itu bisa saja dilakukan tanpa memikirkan satu hal yang sama." Jelas Hardin kepada Monalisa. "Dia tidak berbicara apa-apa, hanya saja mereka semua percaya kalau kita . Hardin, aku awalnya mengatakan hal tersebut agar Jeni tidak lagi mengganggu aku dan membuat dirinya bisa menjaga jarak untuk diriku aku tidak pernah mengatakan kalau aku benar-benar memiliki hubungan kepada semua orang tetapi, kau tahu Jeni akan membuat permasalahan itu di sini aku juga tidak mau banyak berharap karena menurutku itu hanya bising kita kasih saja titik." Monalisa berkata kepada Hardin yang saat itu hanya bisa terdiam. Hardin menghela napas nya dengan panjang, di saat itu dia merasa kalau Monalisa memang benar-benar tidak menyukainya tetapi di dalam lubuk hati hanya bisa untuk melindungi kailasa mata-matanya. " Jangan Khawatir Monalisa, aku hanya berharap tidak ada yang bisa di lakukan lagi. Aku tak mengerti apa yang kau katakan di sisi lain aku tahu kendala apa yang yang kau inginkan saat ini Entah kenapa di saat itu juga aku hanya berharap Jangan sampai Hai kau bisa melakukan yang tidak baik untuk dirimu di sisi lain di perjuangan itu itu kau harus menjaga dirimu juga." Jelas Hardin dengan wajah lesu nya. "Iya Hardin, Maafkan aku gara-gara aku kamu jadi bulan-bulanan orang juga. Seharusnya Kau tidak membela aku dan jangan pernah menganggap apa yang telah terjadi itu menjadi sebuah kenyataan yang ada di sisi lain aku hanya berharap semoga Kau bisa menjalani setiap apa pun itu di lakukan kan sampai aku paham yang terjadi hanya sebuah kenyataan yang ada. " Ucap Monalisa kepada Hardin saat itu. "Iya untuk apa lagi di permasalah kan Monalisa, yang terpenting kau bisa menjadi orang yang hidupnya tenang setelah kau memiliki kekasih semua orang kan takut untuk menghancurkan kehidupan kau di sisi lain aku paham semua yang dilakukan itu hanya membuat kau tidak tenang, padahal semuanya bisa dilakukan sampai mendapatkan yang terbaik disisi lain juga. Sampai detik ini memang diri ini menjadi sebuah kenyataan yang ada." Hardin berkata kepada Monalisa. "Iya memang, sekali lagi aku minta maaf jangan pernah menganggap aku tidak ada artinya. Sampai detik ini aku hanya berharap kau bisa membantu Dan menganggap aku seperti orang-orang yang biasanya aku sangat paham apa yang membuat kau kacau tidak ada artinya." Ucap Monalisa kepada Hardin sambil tertunduk lesu. "Iya sudah, Aku tahu semua itu bisa menjadi sebuah kenyataan yang ada sampai detik ini semua kehidupan akan berubah begitu saja jika kita mau melakukannya dengan baik aku Pah sangat paham yang terjadi pada dirimu Sampai detik ini." Jelas Hardin. Monalisa tertunduk dia merasa banyak yang dipendam ya selama ini, tanpa dia sadari kalau telah menyakiti Hardin pJeni yang menyukainya. Wanita tersebut sudah tahu apa isi hati Hardin kepadanya. Semakin Monalisa menatap wajah Hardin di situlah perasaan bersalah timbul begitu saja, Entah kenapa yang terjadi jika mereka melakukan yang terbaik di saat itu juga. Monalisa merasa semakin bersalah dan ingin cepat-cepat mengakhiri apa yang telah dia lakukan selama ini untuk menutupi kehidupan nya. "Monalisa, besok aku jemput ya? Itu pun kalau boleh. " "Tentu Hardin, Apakah Menunggu kau jangan telah saja aku tidak mau nanti yang ada membuat aku sangat bersedihlah jika kau melakukan itu. kalau begitu Itu kamu pulang hati-hati ya, dan Terima kasih sudah mengantar aku pulang yang dan dan terus mau di repot kan." Ucap Monalisa kepada Hardin. "Hehehe... kau ini ada-ada saja tidak Mungkin lah, bagaimana pun kau sahabatku tidak mungkin aku meninggalkan kau begitu saja, kalau begitu sampai ketemu besok jangan pernah kapok untuk berteman denganku. Bye...." Ucap Hardin kepada Monalisa. Monalisa tersenyum dan dia merasa kalau Hardin adalah Jeni yang sangat baik dan tidak pernah mengatakan sakitnya kepada semua orang yang berada di sisi mereka, Monalisa hanya bisa berharap Jangan sampai membuat permasalahan itu ada tanpa di iringi dengan perasaan yang telah di rasakan. " Huft.... Aku tidak tahu lagi harus mengatakan apa, aku sangat menyakiti Hardin sampai dia harus merelakan menjadi sebuah ah iya yang sangat menyedihkan Aku tidak mengerti sampai kapan aku harus begini mengatakannya.Sampai detik ini pun aku masih tidak paham dengan diriku sendiri kenapa aku harus berbohong kepada semua orang orang dengan hubungan sendiri tidak mengorbankan Jeni lain yang berada di sisi ku saat ini. Jelas Monalisa di dalam hati nya.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD