Setelah Hiro kembali membawa pakaian ganti untukku setelah itu, adik semata wayangku tidak mencoba mengatakan apa pun lagi padaku setelah aku menolak mendengarkan dia untuk hal apa pun. Semalaman, aku terus duduk di bangku yang ada di ruang tunggu ICU hanya sekedar ingin melihat dia dari balik sekat kaca yang menjadi pembatas antara aku dan Sousuke sekarang. Bolak-balik aku melihat dokter yang menanganinya, memeriksa tekanan darah pada layar ECG, memeriksa selang infus dan selang oksigennya. Bahkan, aku juga melihat perawat mengganti kantung infus dan transfusinya beberapa kali. Sungguh, aku lebih baik tidak bicara dengannya berhari-hari daripada harus melihat dia kepayahan seperti itu. Ini benar-benar tidak adil untukku. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, pergantian shift sebe

