Mata Sahila membulat saat mendengar ucapan Attar, tunggu ... Apakah dia tidak salah dengar. Sedangkan Attar langsung memejamkan matanya, Jujur saja ia tidak berniat mengatakan itu, ia malah tidak sengaja mengatakan apa yang ada di hatinya. Calista mengintip lagi ke arah Atar, benarkah lelaki itu mengajaknya pergi bersama. Tak lama, ia menggenggam tangan sang Ibu mengisyaratkan untuk meminta pendapat sang ibu tentang Attar yang mengajaknya pergi ke sekolah bersama “Terima kasih Tuan. Tapi kami takut merepotkanmu, tidak apa-apa aku akan mengantar Calista menaiki taksi,” jawab Sahila. Attar berdehem, rasanya ia begitu malu ketika Sahila menolak ajakannya. “Ya sudah kalau begitu.” Pada akhirnya, Atar berlalu meninggalkan Calista dan Sahila, ia masih merasa gengsi dan tentu saja penolaka