2 Jebakan untuk Karina

1273 Words
Mendengar kata-kata Karina itu, Priska mencibir. "Semuanya sudah jelas, Karina. Tidak ada lagi yang perlu dijelaskan. Gerson sudah melihat kelakuanmu yang menjijikkan ini! Dan nampaknya dia tidak jadi untuk menembakmu!" "Apa?" Selama ini, itulah yang diharapkan Karina. Karena itu Karina menatap ke arah Gerson. Gerson mengangguk. "Aku memang menunggu momen yang spesial ini untuk aku mencurahkan perasaanku yaitu di hari ulang tahunku ini. Tapi ternyata, pengkhianatanmu yang aku dapatkan! Huh!" Dia langsung membalikan tubuhnya untuk meninggalkan kamar ini. "Kamu pasti akan menyesal, Gerson, kalau kamu tahu kelakuan cewek ini setelah kamu menyatakan perasaanmu kepadanya!" timpal Priska untuk mengompori Gerson. "Ini tidak seperti ini, Gerson! Please, ini tidak seperti ini." Gerson cuma mendengus mendengar kata-kata Karina itu dan berjalan cepat keluar dari kamar ini. "Aku diperkosa, Gerson," jerit Karina di sela tangisannya. Tapi Gerson seakan tidak mendengarnya. Dia sudah berjalan cepat keluar dari kamar ini. Karina terpaksa biarkan Gerson pergi dan sambil memakai pakaiannya, Karina mendekati Priska. "Apa yang terjadi? Seharusnya ada banyak orang di kamar ini. Iya kan? Lalu kenapa hanya aku sendirian di kamar ini bersama pemerkosa itu?" Karina menunjuk ke arah lelaki yang masih tertidur di atas ranjang itu. Karina masih merasa kalau tanpa sengaja dia telah salah masuk kamar dan bertemu dengan pria pemerkosa itu. Tapi kemudian saat Karina memperhatikan ekspresi dari Priska, dia mulai menyadari sesuatu. "Jadi tidak pernah ada pesta kejutan untuk Gerson. Iya kan?" Priska tertawa licik. "Gerson menyukaimu karena kamu adalah gadis baik-baik dan alim. Tidak seperti aku yang pernah menjalani kehidupan bebas semasa SMA. Karena itu dia tidak menyukaiku tapi sekarang kedudukan kita sudah sama di matanya. Jadi, kita bisa kembali berlomba untuk memenangkan hatinya. Iya kan?" Mendengar kata-kata Priska itu, Karina jadi sangat kaget karena selama ini dia tidak pernah tahu kalau Priska juga menyukai Gerson sama seperti dirinya yang menyukai Gerson. Kini Karina sudah menyadari semuanya. "Seharusnya kamu bilang kepadaku kalau kamu juga menyukai Gerson, maka aku akan segera mundur. Tapi tidak dengan cara ini, tidak dengan cara memasukkan aku ke kamar ini untuk diperkosa lelaki itu! Kamu keterlaluan!" "Hehehe. Selamat datang di dunia liar, Karina. Aku sengaja memilihkan gigolo terbaik untukmu. Gimana? Enak kan?" "Kamu gila, Priska! Kamu sangat tega merusak aku!" "Aku yakin, setelah malam ini, kamu akan ketagihan untuk berhubungan intim dan kamu tidak akan lagi tampil sebagai gadis polos yang memikat hati banyak lelaki. Hehehe." PLAKKKK Karina menampar Priska dengan sekuat tenaganya. Dia tidak menyangka, orang yang dianggapnya sahabat baiknya itu, bahakn dianggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri, ternyata bermaksud jahat kepadanya hingga dia harus diperkosa oleh seorang lelaki yang tidak dia kenal. Priska terhuyung-huyung mundur. Dia tidak menyangka kalau dia akan ditampar oleh gadis lembut yang selama ini selalu mengalah setiap kali ada yang berusaha membully gadis itu. Dia juga tidak menyangka kalau tenaga gadis ini sangat kuat sehingga membuat dia terhuyung-huyung. Karina berpaling ke arah ranjang untuk melihat pria yang sudah mengambil kesuciannya. Dia menghafal baik-baik akan wajah pria yang sudah secara paksa menidurinya itu. "Aku akan membencimu seumur hidupku! Berharaplah supaya kita tidak pernah bertemu lagi. Kalau kita bertemu, suatu saat aku akan membalas perbuatanmu yang telah menghancurkan hidupku!" Setelah berkata seperti itu, dengan air mata menetes, Karina langsung keluar dari kamar ini melewati Priska yang masih memegang pipinya. Priska tersenyum, kemudian dia memperhatikan pria yang tidur di ranjang itu. Tiba-tiba dia kaget karena menyadari sesuatu. "Dia bukan gigolo yang kusewa. Siapa dia?" Priska mendekati ranjang. "Dia tampan banget tapi jelas bukan gigolo yang aku sewa. Tapi, mungkin saja gigolo yang aku sewa itu tiba-tiba berhalangan dan dia memberikan tugasnya kepada temannya sesama gigolo. Hmmm. Biarlah. Emang gue pikirin!" Setelah itu, Priska segera keluar dari kamar. ** DI KAMAR SEBELAH. Seorang wanita terbangun di kamar yang lampunya redup. Dia menatap ke arah pria yang berada di dalam pelukannya. "Akhirnya kita bersama juga, sayangku. Walaupun aku harus menggunakan obat perangsang untuk membuatmu bisa bersamaku tapi aku sangat bahagia. Dan mulai saat ini kita tidak akan terpisahkan lagi. Di manapun kamu berada, aku ingin aku juga berada di sana, sayangku." Setelah itu terdengar suara gumaman seorang lelaki. "Bolehlah. Asal bayarannya cocok, maka aku siap setiap saat untukmu." Wanita itu sangat kaget mendengar suara itu. Dia langsung menjatuhkan dirinya dari pembaringan dan buru-buru menyambar handuk yang ada di kursi kemudian dia menuju ke dekat pintu untuk menekan tombol lampu. Kamar ini yang sebelumnya agak gelap, kini langsung terang benderang. Dia langsung membalikkan tubuhnya untuk menatap pria yang berada di atas ranjang. "Siapa kamu? Dan di mana Evan?" "Evan? Siapa itu Evan?" "Never mind! Mengapa kamu bisa ada di sini? Aku seharusnya tidur dengan pria impianku tapi mengapa bisa kamu yang ada di sini?" Pria itu mengangkat bahunya. "Aku tidak tahu. Yang jelas, aku dibayar seseorang bernama Priska untuk datang ke sini dan tidur dengan wanita yang berada di sini dan aku masuk serta melihatmu dalam kegelapan kamar ini." "Priska?" "Menurut Priska, kamu suka kekerasan. Jadi aku diminta menggunakan kekerasan kalau kamu pura-pura tidak mau berhubungan. Tapi ternyata hubungan intim kita berjalan dengan lancar, kita langsung menyatu satu sama lain dan kamu bilang, kalau kamu sangat puas denganku. Iya kan?" "Kamar nomor berapa yang harusnya kamu masuki?" "910. Itu kamar ini, kan?" "Bodoh! Ini kamar 911, tahu!" "Hah? Oh iya. Aku baru ingat, ada seorang cowok yang mau masuk kamar ini. Dia agak mabuk. Aku takut kalau dia menjadi sainganku, jadi, aku dorong dia ke kamar sebelah. Hehe. Apakah..." "KELUAR KAU! KAU MEMBUAT EVAN-KU SALAH MASUK KAMAR!" "Iya iya." Pria itu langsung memakai bajunya dan keluar dari kamar ini. Mendengar itu, wanita itu mengetuk dahinya. "Lisa... Lisa. Apa yang kamu lakukan sehingga kamu begitu bodoh hingga harus terjadi seperti ini? Ada makhluk bodoh yang membuat Evan yang sudah terpengaruh obat perangsang, tidak berhasil masuk kamar ini. Dan gilanya, kamu biarkan orang asing itu masuk ke dalam kamar ini dan bercinta denganmu. Huh!" ** DI TAKSI ONLINE Sementara itu, Karina sudah naik ke mobil taksi online. Dia menangis dalam perjalanan. Dia tidak menyangka kalau sahabat baiknya akan begitu tega kepadanya. Dia cuma bisa menyesali diri karena pernah berteman dengan orang yang bernama Priska Suteja. ** DI RUMAH KOST 6 tahun kemudian, Karina sudah mematut dirinya di depan cermin. Sebentar lagi dia akan pergi melamar pekerjaan. Dia menatap ke arah dua makhluk kecil yang dia sayangi yang selama 5 tahun ini bersamanya. Mereka berdua sedang tertidur pulas. Kisah 6 tahun yang lalu tidak hanya menorehkan luka baginya, tidak hanya membuat dia harus berhenti sekolah karena tidak tahan mendengar cerita-cerita negatif yang disebarkan Priska di sekolahnya, tapi juga membuat dia hamil dan mendapatkan anak kembar lelaki dan perempuan. Sempat terbersit dalam ingatannya Karina, yang sempat ingin menggugurkan kandungannya, tapi karena takut dosa, dia tidak jadi melakukannya, dan memilih untuk melahirkan anaknya. Karina melahirkan anak kembar. Yang duluan lahir adalah anak laki-laki sehat dan lucu yang diberinya nama Juno sementara yang perempuan diberinya nama Jinny. Untuk menghidupi kedua anaknya dia harus bekerja menjadi pelayan di restoran, kadang-kadang dia juga menjadi SPG saat ada pameran mobil atau produk-produk pameran produk-produk berkelas lainnya Tapi karena pekerjaan SPG itu hanya musiman tergantung pada pesanan dan tidak berlangsung terus dan tidak bisa diandalkan untuk masa depan, apalagi anak-anaknya sudah mulai sekolah karena itu dia putuskan untuk melamar kerja di beberapa kantor. Sayangnya, karena tidak memiliki ijazah S1, maka, dia tidak pernah diterima di kedudukan yang bagus. Biasanya dia cuma bisa menjadi cleaning service di kantor. Dia harus pindah-pindah kerja dan karena kecantikannya, dia seringkali jadi sasaran pelecehan. Ini juga yang pernah dia alami saat kerja di restoran. Dia mendapatkan pelecehan dari tamu restoran. Sekarang ini, dia agak senang di tempat kerja barunya, karena dia bekerja di restoran elite. Dan, dia belum pernah mendapatkan pelecehan di tempat kerja barunya ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD