Di tengah keramaian acara, tempat tawa dan obrolan berbaur, sebuah ketegangan dingin diam-diam merayapi Keyli. Ia berdiri di balik punggung tegap Leonor, mencoba menyembunyikan diri dari pandangan yang terasa menghujam. Setiap detik yang berlalu terasa seperti penambahan beban di dadanya. Wajahnya, yang biasanya dihiasi senyum tipis, kini mengeras, memancarkan kecemasan yang tak mampu ia kendalikan sepenuhnya. Bahkan saat mereka melangkah menuju mobil, bayangan-bayangan itu tak kunjung pergi.
Perjalanan pulang dimulai. Gemuruh mesin mobil seolah mengiringi detak jantung Keyli yang berpacu liar. Leonor, yang fokus menyetir, merasakan gelombang kegelisahan Keyli di sampingnya. Udara di dalam mobil terasa memanas, bukan karena suhu, melainkan karena aura tegang yang dipancarkan Keyli. Pria
