Hampir Saja

1559 Words

Memangnya Anita peduli, laki laki itu mau cerai atau tidak, itu semuanya bukan urusan Anita. Ia sudah tidak lagi mamu memikirkan laki laki itu sedikit pun. Intinya, dia mau hitam atau putih, ANita sudah tidak mau menoleh lagi. "An, apa lagi sibuk?" Rian masuk ke ruangan ku. "Tentu, saja kak rian. Anita sedang sibuk." Pak Toni yang menjawab. Rian tersenyum tipis menanggapinya. "Memangnya Pak Rian mau apa sama neng anita? ayo bicara pada saya, gini gini juga saya ini bapak tirinya Anita." celoteh Pak Toni, membuat Rian terkekeh, dan yang lainnya menggelengkan kepala. "Paak, pak. Punya pacar aja enggak, malah berani ngaku ngaku punya anak tiri. Mana anak tirinya bening lagi, ck, ck." Indira menyahut. "Ayolah, aku juga ketika SMK sangat tampan dan menjadi rebutan para cewek." kelakarny

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD