Melihat kedatangan pria asing di hadapannya, Airin langsung bersembunyi di belakang punggung kakaknya. Namun, ia menyembulkan wajahnya untuk melihat lebih jelas sosok pria asing berwajah tampan dengan sepasang netra yang tertutup oleh bingkai kacamata serba hitam tersebut. Aura pria itu sempat membuat bulu kuduknya meremang. Meskipun Airin memang takut berhadapan langsung dengan orang asing, tetapi entah kenapa ia merasa sosok di hadapannya ini terasa menyeramkan saat tidak tersenyum.
Namun, semua ketakutan Airin perlahan lenyap ketika pria itu menyunggingkan senyuman simpul kepadanya dan membuat Airin bertanya-tanya tentang identitas pria asing itu. Sebelumnya ia tidak pernah bertemu dengan pria asing itu. Akan tetapi, melihat reaksi kakak perempuannya, ia berpikir jika keduanya saling
