Driver

1297 Words
Sesampainya di rumah dia memarkirkan motor yang spionnya sudah rusak akibat tabrakan tadi. Dia mendengus kesal. Awas tuh orang. Aku sumpahin kena batunya dia, Hufftt! Kanaya berjalan mendatangi sang adik yang tengah menonton TV sembari makan buah-buahan. " Kok tumben lamaan kak? “ Kata Leony Nadira adik Kanaya Nadira " Iya dek…kakak tadi ditabrak ma setan gunung kidul " Ujar Kanaya sekenanya. Sang adik yang mengetahui kekesalan sang kakak, dia tidak berani melanjutkan pertanyaannya. Sampai kemudian sang kakak bercerita padanya jika sang kakak sudah mendapat pekerjaan baru dengan gaji besar mulai besok. “ Dek. Doain kakak yah, karna kakak bakalan di gaji gede ma orang kaya, keputusannya besok di terima pa gak nya…” Sontak wajah Leony berbinar sempurna. " Wahh, Selamat ya kakak…semoga berkah, dan kakak gak perlu kerja serabutan lagi, kasian banget wanita secantik ini harus jadi tukang angkatlah, tukang parkirlah, tukang antar barang, itu semua kerjaan laki kan? Coba aja Leony gak sakit, pasti kakak sekarang mencari uang untuk kuliah kakak, maafin Leony kak…” Ujar Leony merasa sedih, sadar diri dia adalah beban bagi sang kakak. " Husstt! Jangan ngomong macem-macem gak baik tau! Allah Marah tar, semua yang terjadi dengan kita di dunia ini, itu sudah kehendak Allah, jadi kita sebagai manusia harus menjalani dengan ikhlas dan tidak mengeluh, kudu semangat dan bekerja keras, jangan lupa berdoa…” Ujar Kanaya sembari bangkit berdiri dan mengusap rambut sang adik dengan lembut lalu beranjak ke kamar. " Kakak ke kamar dulu ya tidur, mo persiapan mental ngadepin kerjaan baru besok, gak sabar banget, gajinya bikin ngiler banget loh " Kanaya cekikian mengingat gaji yang akan di terimanya, karena sang majikan akan menggajinya dengan nominal tak masuk akal untuk ukuran seorang sopir yang melebihi gaji pegawai kantoran. Hanya karena waktu yang lebih banyak dalam bekerja. Bayangan akan mendapat uang banyak bulanan dengan kerja santai tanpa menggunakan tenaga extra seperti biasa membuatnya lupa kalau tubuhnya nyeri karena baru saja mengalami kecelakaan. Kanaya menuju kamar mandi sembari bernyanyi bahagia, lalu dia menyiram tubuhnya sembari mengecek seluruh tubuhnya apakah ada yang terluka, karena dirinya mulai merasakan ngilu yang mulai menjalar. Sang adik yang menyaksikan kebahagiaan sang kakak dia pun ikut tersenyum senang. Ya, Leony adik Kanaya yang baru lulus SMA itu tidak bisa bekerja keras karena penyakitnya yang memaksanya harus bersantai di rumah. Sedangkan Kanaya yang baru selesai mandi dia beranjak ke atas ranjang dengan perasaan gembira. Hingga kemudian Kanaya tertidur lelap dengan gurat senyum di wajahnya, tentu saja itu adalah senyum kebahagiaan. Keesokan Harinya Kanaya terbangun subuh seperti biasa. Tugasnya adalah ketika subuh tiba mengantar dagangan menggunakan motor bututnya. Dan sepulangnya mengantar dagangan dia bergegas mandi, dan berdandan sangat rapi bak hendak pergi ke Kantor. Tak lupa dia berpamitan dengan sang adik yang sedang memasak di dapur. lalu melajukan motor bututnya pelan sambil bernyanyi sepanjang jalan menuju alamat yang di berikan oleh Suami Bu Minah melalui obrolan di ponsel kemarin sore. Sesampainya di alamat yang di tuju, sontak Kanaya tercengang melihat rumah yang sangat besar dengan pagar tembok yang tinggi. Dalam hati dia berkata " Pantes aja, bakalan gaji tinggi, ternyata setajir ini calon majikanku… " Lalu Kanaya menghubungi Pak Tongah suami Bu Minah, tak lama kemudian pagar rumah itu terbuka otomatis dan Pak Tongah menyambut Kanaya yang sudah seperti anak baginya. Lalu mengajaknya masuk dan menemui majikannya. Kanaya memasuki rumah yang serba mewah dan akhirnya bertemu dengan calon majikannya, Wanita yang sangat cantik untuk umurnya yang sudah paruh baya menurut cerita pak Tongah. Sang Majikan perempuan itu mewawancarainya selama lebih dari Satu jam. Banyak pertanyaan yang harus di jawabnya termasuk pengalaman selama dia bekerja. Dengan polos Kanaya menceritakan semuanya. Hingga akhirnya sang manjokan menyodorkan kontrak kerja untuk di tanda tanganinya. Kanaya yang sudah tergiur dengan gaji, dia tak membaca dengan seksama isi Kontrak itu. Tangannya ingin segera menanda tangani kontrak kerja agar segera bekerja dan mendapat uang, hanya itu yang ada di pikirannya. Setelah selesai melakukan wawancara kerja dan menandatangani kontrak. Sang majikan menyerahkan Kanaya kepada kepalas asisten rumah tangganya agar memberikan informasi lengkap mengenai pekerjaan dan peraturan yang harus di lakukan Kanaya. Mereka berjalan sembari kepala asisten rumah tangga itu menjelaskan bagaimana bekerja menjadi sopir majikannya, harus siap sedia dalam 24 jam dan tidak boleh ada alasan keterlambatan. Mereka terus berjalan hingga sampai di sebuah paviliun di samping rumah dekat taman. Kepala asisten rumah tangga itu menjelaskan bahwa kamar itu adalah jatah kamar untuknya. Kanaya menerima kunci kamar dan membuka kamar yang tertata apik dengan design minimalis modern. Kanaya memasuki kamar kecil itu dan melambai pada Pak Tongah yang sudah mengemudi mobilnya meninggalkan rumah megah itu mengantar sang majikan ke tujuan nya. Kepala asisten rumah tangga itu meninggalkan Kanaya, dan memberitahukan Kanaya agar dirinya selalu stanby dengan ponselnya. Karena sang majikan akan memanggilnya dengan tiba-tiba. Dan saat itu dirinya tidak boleh menolak. Kanaya mengangguk dan melepas kepergian sang kepala asisten rumah tangga itu. Lalu Kanaya kembali memperhatikan sekitar kamar dan bergumam dalam hati " Kamar sopir aja rapi dan artistik banget, gimana kamar majikan yak? Astagfirullah. Apa yang aku pikirkan, nikmati saja ini…” seketika Lamunannya buyar, setelah ponsel miliknya berdering dan disitu tertulis bacaan " Majikan Tajir " Ya, Kanaya sudah di berikan nomor ponsel majikannya. Karena tugasnya hanyalah bersiaga menunggu panggilan sang majikan. Maka dirinya harus siap mengantar kemana dan kapanpun sang majikan ingin pergi. Dengan gugup Kanaya menjawab panggilan ponsel dari sang majikan barunya itu. " Siap Bu..Kanaya siap mengantar ibu kemana saja " Kata kanaya seraya membungkuk menjawab telponnya itu, seolah-olah ia sangat takut untuk melakukan kesalahan di hari pertama kerjanya. Sontak suara di seberang sana membuat jantungnya hampir copot. " Heh! Anak baru. Sejak kapan gue jadi ibu-ibu, hah? Jangan seenak jidat lo ngubah jenis kelamin gue ya! Buruan mundurin mobil Alphard hitam. Ingat yang warna hitam, gua hampir telat ini gembel!” Kanaya hanya mengelus d**a sembari menghela nafas dan mengembangkan senyum di bibirnya dengan terpaska, seperti biasa ketika dia mendapat tekanan, Kanaya akan mengembangkan senyum di wajahnya, agar pekerjaan tidak terasa berat untuk di lakukan. " Siap pak Siii... " Belum selesai Kanaya menyelesaikan kata-katanya tapi manusia di seberang sana yang kini jadi majikannya itu sudah menutup sambungan telponnya, Sakti juga ya, majikan kali ini, buktinya dia tau aku gembel. Hmm…jangan-jangan keluarga ini keturunan dukun sakti, dan kekayaannya hasil ngepet. Bisik Kanaya sambil berlari menuju mobil yang ada disana. Dia tertawa dengan panggilan yang diberikan majikan barunya itu. Kanaya tak pernah keberatan orang lain mau memanggilnya apa yang terpenting baginya orang itu menggaji atas hasil jerih payahnya. Apa ruginya sebuah panggilan, toh dirinya akan mendapat uang, begitu pikirnya. Kanaya memundurkan Mobil Alphard sesuai dengan pesan Sang Majikan dengan profesional. Lalu dia membantu asisten rumah tangga yang memasukkan beberapa koper ke dalam bagasi mobil. Dari kejauhan terlihat sang majikan berjalan menuju pintu keluar rumah dan menuju kearahnya. Mengetahui sang majikan mendekat, dengan sigap dia menunduk dan membukakan pintu mobio untuk sang majikan baru yang ternyata seorang pria. Sang majikan berjalan menuju mobil dengan santai, sembari sesekali menyanyikan sepenggal lagu yang tengah hits di kalangan remaja. Dia mengerutkan dahi dan menghentikan langkahnya sejenak, memastikan penglihatannya. Dia melepas kacamata nya dan mendekat kearah wajah sang sopir. Hingga membuat Kanaya semakin menundukkan wajahnya. Takut akan membuat kesalahan. Ya Allah! Tolong Kay Ya Allah…semoga majikan Kay terkesan ama Kay, dan dia betah serta puas dengan pelayanan Kay sebagai sopir barunya, syukur-syukur bakal naikin gaji… Bisik hati Kanaya melihat reaksi sang majikan terhadapnya yang sedikit asing hingga membuatnya risih. Sang majikan manggut-manggut setelah memastikan bahwa penglihatannya tidak salah. Ya. Sopir baru yang di pekerjakan sang ibu adalah orang yang sama yang ingin dia musnahkan dari muka bumi ini kemarin sore. " Hehhh! Orang-orangan sawah. Kenapa lo disini. Jangan kata lo ngebuntutin gue ya semalaman. Mo meres gue lo?!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD