Marahan

1010 Words

"Ogah!" "Gue bisa obatin kucing ini sendiri!" Gladys yang sudah seperti orang yang kerasukan mbak Kunti itupun menyelonong pergi ke dalam rumah sembari memeluk anak kucing yang terluka itu. Gladys berjalan melewati Alb begitu saja, menerobos masuk dengan selimut besar warna putihnya dan si kucing. "Dys!" "Gladys, maksud lu apaan sih?" "Bukannya tadi lu nelpon gue, and asking for a help?" "Gak jadi!" ketus Gladys. "Wah parah lu!" "Elu yang parah!" balik Gladys tak terima. "Kok jadi gue yang disalahin?" Alb pun tak terima. "Gue tuh minta tolong ke elu karena gue percaya!" jawab Gladys. "Gue tadi tuh sebenernya cuma pura-pura nangis aja, gue cuma butuh ditemenin. Tapi elunya malah pergi, padahal keadaan gue lagi hamil!" Gladys mengatakan dengan nada melankolis. "Bentar, benta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD