"Dia yang mengundangku, tapi dia juga yang terlambat?" Frank Harper melirik manajer restoran dengan sinis. "Maaf, Tuan Harper. Tuan Wilson sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi, dia pasti tiba." "Aku tidak butuh maaf, tapi pembuktian." Dengan raut dingin, Frank mengibaskan tangan. Sang manajer pun bergegas enyah dari pandangannya. Namun, ketika ia hendak bersandar, dua orang pengawal masuk sambil membawa seorang anak. Kakinya yang tergantung menendang-nendang udara. "Lepaskan aku! Lepaskan! Kalau Mama tahu kalian menindasku begini, kalian akan menyesal!" "Tuan, anak ini kami temukan sedang mengendap-endap di luar. Sepertinya, dia hendak mengintai Anda." Dengan tatapan curiga, Frank mengamati sosok mungil berjas biru itu. Sebelah alisnya berkerut dan bibirnya mengerucut. "Apakah s

