Di Bawah Hujan Tengah Malam

1433 Words

Habis satu porsi ukuran jumbo dengan dua ikan bakar, lalapan ekstra dan sambal satu mangkok penuh, Naviza merasa sangat begah karena kekenyangan. Tak ada ruang lagi untuk lambungnya bergerak bebas. Berkontraksi pun terasa begitu penuh kerja keras. Dia merasa sangat penuh. Bukan merasa lagi, tapi memang sudah tak ada ruang untuk diisi makanan atau minuman apapun.             “Sepertinya aku melewati batas,” gumamnya sedikit menyesal. Dia tekan-tekan perutnya, dan sangat keras, seperti balon tebal yang ditiup terlalu besar. Tekanannya sangat kuat. Dipencet lagi sedikit, bisa pecah. “Tapi aku sangat mensyukuri ini. Bisa makan sepuas ini adalah kemewahan untukku,” imbuhnya menghibur diri. Naviza bersandar ke punggung kursi kayu ukuran besar itu sambil merasakan bagaimana seluruh organ penc

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD