Keduanya terjebak dalam keheningan. Lift yang ditumpangi terus bergerak turun. Thalia bungkam seribu bahasa. Costa seolah menemukan s*****a baru untuk menekan gadis itu agar tidak terus merepet di hadapannya. Sesekali ia mengulum senyum dan terkadang bersiul-siul seolah meledek Thalia. Setibanya di bawah, Costa membiarkan Thalia berjalan lebih dulu. Ia pura-pura sibuk dengan ponselnya sambil terus mengamati gadis itu sampai di parkiran dan disambut oleh Pak Diman. Setelah itu, barulah ia bergegas menuju mobilnya sendiri. Thalia bersungut-sungut mengingat kelakuan Costa. Ia baru sadar, layaknya kebanyakan kaum berjakun, pria itu juga m***m! Pak Diman mulai mengendalikan kemudi. Sesekali ia memperhatikan perubahan ekspresi Thalia dari kaca spion dashboard. Menurutnya, raut wajah gadis itu

