17. Knot

1890 Words

Dua minggu yang lalu. “Ta, kemarin Mama ke dokter. Gula darah Mama naik lagi, tensi juga tinggi. Kalau Mama nggak dapat menantu dan cucu secepatnya, dokter bilang, harapan hidup Mama nggak lama lagi. Keburu stres nungguin kamu nggak kawin-kawin!” cerocos Niken saat anaknya baru sampai di rumah. Suaminya mengamati interaksi yang sudah diulang puluhan kali tersebut sambil geleng-geleng kepala. “Nggak usah lebay, deh, Ma. Mana ada orang cepat mati gara-gara nggak punya mantu sama cucu?” jawab Costa tak mau kalah. Ia menghempaskan bokongnya di sofa ruang keluarga. Kalau bukan karena menghindari Thalia, malas rasanya ia pulang ke rumah. Namun, walaupun begitu, rumah tetaplah rumah. Meskipun ia bertemu pintu neraka di dalamnya, rumah adalah tempatnya pulang. “Umurmu sudah tiga puluh tiga, Na

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD